[3] Sisi Lain Levi

Start from the beginning
                                    

"Yaudah gue duluan ya semua" ujarnya.

Tiba-tiba Mikasa menepuk pundak (y/n) dari belakang.

"Terima kasih untuk sparing hari ini kapten, kau hebat seperti biasanya" ucapnya.

(y/n) mengangguk lalu berbisik ke telinga Mikasa, "Mikasa, maap banget tadi gue udah nampar Eren"

"Santai, sekali-sekali emang perlu dikasih pelajaran tuh bocah. Biar gak ngelunjak." Ucap Mikasa sambil berjalan ke arah dia menaruh tas futsalnya.

"Lu betah aja lagi sama dia, gue aja angkat tangan..capek gue ngadepin sifat playboynya" Ujar (y/n) sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya, tas futsalnya ia selempangkan di pundaknya.

"Yah mau gimana...namanya juga cinta..tapi awas aja kalo gue denger dia godain lu lagi. Gue bakal cincang burungnya buat dijadiin makanan kucing" ucap Mikasa sambil meremas selempangan tas futsalnya. Sasha yang duduk tak jauh dari Mikasa langsung bergidik ngeri dan berpegangan dengan Krista karena takut melihat aura hitam yang keluar dari tubuh Mikasa. Ymir yang baru keluar dari kamar mandi segera menarik tangan Krista dari Sasha dan memberikan death-glarenya ke arah Sasha, membuat Annie yang menyaksikan ini semua geleng-geleng kepala.

'Temen gue gak ada yang bener' ucapnya dalam hati.

--timeSkip-

READER POV

Saat aku berjalan menuju parkiran mobil kampusku, aku melihat Levi sedang bersandar di pintu mobilnya dengan sebatang rokok di tangannya. Untuk beberapa saat aku terpatung melihatnya, aku tau dia bukan tipe perokok, dia hanya melakukannya saat dia sedang memikirkan sesuatu.

Aku segera berlari ke arahnya dan berdiri di hadapannya, tak lama saat dia melihatku dia membuang rokoknya dan menginjaknya.

"Ayo kita pulang" ujarnya datar sambil membuka pintu mobilnya.

Aku segera berjalan kearah kursi penumpang di depan dan melempar tas futsalku ke kursi belakang.

**

"Levi? Ada apa?" ucapku sambil menoleh kearahnya yang sekarang sedang serius menyetir.

"Gak ada apa-apa. Kenapa?" ujarnya tanpa menoleh.

Aku kemudian menyenderkan tubuhku ke kursi dan menoleh ke arah jendela di sebelah kiriku. "Hmm..kau tidak biasanya merokok, aku tahu kau hanya merokok saat sedang ada yang kau pikirkan" ucapku sambil menikmati pemandangan diluar sana.

Hening.

Saat mobil berhenti karena lampu merah, Levi menoleh ke arahku dan tangan kirinya menyentuh paha kananku.

"Aku hanya sedang memikirkan hukuman yang pantas untukmu tadi" ucapnya dengan senyuman yang jarang ia perlihatkan itu-baca : senyuman mesum.

Mataku membesar dan seketika aku sweatdrop di dalam mobil yang bersuhu 16 derajat ini.

"Hu-hukuman? A-aku salah apa Levi?!!!!" ucapku setengah berteriak.

Oh-my-godness... tidak....

Levi sedang dalam mode kecemburuan tingkat fatalnya sekarang.

Inilah sisi lain Levi yang membuat kisah cintaku dengannya seperti roller coaster.

Menegangkan dan kayak ada manis-manisnya gitu.

Stop it (y/n)!

Aku tau apa yang akan dia lakukan setelah ini.

3rd Person POV

"Kau membiarkan Eren menyentuh tubuhmu tadi, kau tau kan aku tidak suka kalau ada yang menyentuh apa yang sudah menjadi milikku?" ujar Levi sambil menginjak pedal gas, membuat (y/n) seketika jantungan di kursinya.

(y/n) hanya diam dan berusaha tidak memancing emosi kekasih tercintanya itu. Dia tau, itu hanya akan membuat dirinya semakin berada dalam 'bahaya'.

Tak berapa lama mobil sedan hitam Levi berhenti di salah satu toko yang sudah tidak asing di mata (y/n). Ya, Levi sering 'menyeret' (y/n) kesini.. ini seperti rumah kedua bagi (y/n).

(y/n) menelan ludah sesaat sebelum memasuki toko itu..

Terlihat tulisan besar diluar toko itu yang selalu sukses membuat (y/n) membayangkan apa yang akan terjadi setelah dia keluar dari toko itu dan menghabiskan malamnya bersama kekasihnya yang sedang dalam mode kecemburuan tingkat fatalnya itu.

--timeSkip-

"L-Levi? Bisa aku memakainya dirumah saja?" ucap (y/n) yang sekarang berada di dalam ruang ganti. Levi yang berdiri di luar pintu ruang ganti sambil menyilangkan tangannya di dadanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku harus melihatnya. Biarkan aku masuk (y/n)-ku sayang" ucapnya.

Tak berapa lama (y/n) membuka pintu ruang ganti dan menarik tangan Levi sehingga mereka berdua berada di dalam ruang ganti.

Terlihat (y/n) dengan lingerie lace dress merah di tubuhnya, Levi perlahan tapi pasti men-scan tiap lekuk tubuh (y/n) yang terlihat sempurna saat menggunakan lingerie dress pilihannya itu. Lalu dia menganggukkan kepalanya.

"Oke, kau akan memakai ini nanti malam" ucap Levi sambil menyentuh dagu (y/n) dengan jari telunjuknya dan mencium bibir (y/n) diiringi rona merah di pipi (y/n).

Sepertinya tanpa dijelaskan pun, kalian tau kan apa hukuman yang dimaksud Levi?

( ͡° ͜ʖ ͡°)

----------

~ Haruskah Author menulis lemon pada saat (y/n) menerima hukuman dari Levi? 😂

~ Ayo di vomment kalo mau dilanjut ^^

~ Chapter selanjutnya mungkin agak telat, karena Author ada acara pas weekend *gak ada yg nanya* 😂

~ Oke..see yaa all! 😄

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now