Bayu buru-buru menggeleng, "Setidkanya gue nggak ngamparin kancut atau kolor gue dimana-mana kayak Indra."

Mata gue makin melotot, akhirnya Bayu mengalah. Cowok itu segera mengumuti sampah-sampah itu lalu memasukannya ke dalam tong sampah yang sebenarnya memang tersedia di sana.

"Jangan galak-galak ngapa, ntar gue bilangin Oma gue aja."

"Yaudah gue aduin si North!"

Bayu menatap gue bingung, "Emang ada hubungannya sama North?"

"Jelas ada." Gue berdeham, "Gue kan anak buah kesayangannya, Bay. Gue pemeran utama, lo cuman piguran."

"Figuran."

"Iya maksud gue figuran! Ah elah, gitu aja dipermasalahin!"

Bayu tertawa, dan dua detik kemudian gue ikut tertawa dengannya. Cowok ini memang selalu bilin gue seneng tanpa alasan. Cuma dia kayaknya, yang bisa bikin hidup gue lebih berwarna. Seperti kata Ibu R. A Kartini, habis gelap, terbitlah terang. Btw, gue gatau itu bener apa kaga. Soalnya buku sejarah gue dimakan rayap.

"Hana jadi ke sini?" Tanya Bayu, gue segera mengangguk.

"Jadi, nanti Indra sama Martin yang jemput di Bandara."

"Udah naik kasta ya? Jadi nggak naik kapal laut lagi."

Gue kembali tertawa, "Jelas. Selain gue, anak buah kesayangan North itu Hana. Inget kan?"

"Inget Bu bos."

"Tapi, tetep aja Hana figuran!"

"Iya Bu bos, Hana figuran."

Kalau diingat-ingat, gue dan Bayu sering banget ngabisin waktu atau lebih tepatnya buang-buang waktu buat bercanda kaya gini. Entahlah, bagi kami ini menyenangkan. Tunggu saja sampai kami bosan satu sama lain, tapi menurut gue, gue nggak akan bosan bareng Bayu.

"Woi! Jangan pacaran terus! Mending lo pada bangunin Indra yang masih molor!"

Kami berdua menoleh, ternyata Martin. Dia rajin banget sampe-sampe pagi-pagi gini udah ke rumah ini. Cowok itu tiba-tiba saja melompat ke tempat tidur milik Bayu, lalu segera menutup hidungnya saat ia sepertinya tidak sengaja menghirup bantal bau iler milik Bayu.

"Anjir bau iler!" pekiknya.

Kalau kalian mau tahu apa reaksi gue, gue ketawa. Kenapa? Karena gue udah sering liat Indra kebauan, sedangkan gue belum pernah mencium bau iler Bayu. Dan nggak akan mau cium baunya, kalo cium orangnya sih gue mau. Hehe.

"Nggak usah ketawa Kir! Cowok lu jorok banget, suer!"

Bayu cuman nyengir kuda, "Soalnya udah sebulan belom diganti sarung bantalnya, makanya bau!" katanya.

"Udah-udah, mendingan bangunin Indra!"

***

-Hana.-

Aku sedang berada di pesawat. Tadinya, aku tidak berniat pulang. Kalian tahu, Kuala Lumpur itu menyenangkan! Walaupun aku ke sana niatnya hanya mengambil barang pesanan, namun, aku juga menikmati masa-masa liburanku.

Aku memang menolak tawaran Digory North untuk menjadi anak asuhnya, karena aku setia pada Om Dani. Dan tawaran kedua, ia menyuruhku untuk menikah dengan Martin. Tentu saja aku menolaknya, aku kan tidak punya perasaan lagi terhadapnya. Jadilah, aku hanya meminta untuk dibuatkan paspor dan setiap bulannya dikirimi uang untuk keliling dunia. Maruk sih, tapi North nggak keberatan kok.

AftertasteWhere stories live. Discover now