xii

72.3K 7K 68
                                    

Kira saat ini tidak tahu dan tidak mengerti ke arah mana Bayu mengendarai mobilnya. Yang ia pikirkan sekarang adalah, bagaimana nasibnya setelah ini? Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah hidupnya akan kembali tenang seperti dulu? Walaupun bukan 'tenang' sebagaimana artinya, karena ia harus menghindari polisi dan terus berhati-hati dalam pekerjaannya. Hidupnya terasa 'gantung' saat ini, entah mau di arah kan kemana.

"Kita dimana? Mau kemana?" tanya Kira, ia mengeratkan jaket berwarna navy nya, karena udara semakin dingin walaupun pendingin mobil sudah dimatikan.

"Kita mau ke bandung, ke rumah temen gue." jelas Bayu.

"Lho, tadi katanya lo bilang kita mau beli hand-"

"Yakin, ada toko buka jam dua malem? Gue yakin dia bisa bantu gue kok."

Bayu tiba-tiba saja mengingat salah satu temannya yang bernama Indra, yang tinggal di daerah Bandung. Mereka sudah berteman saat Bayu berumur lima tahun. Saat itu, baik Bayu maupun Indra, keduanya masih tinggal di Yogyakarta. Pertemuan terakhir mereka yaitu tiga bulan lalu, saat Bayu kembali ke Indonesia untuk menyelidiki sesuatu.

Ayah Indra adalah seorang perakit senjata ilegal, di rumahnya terdapat sebuah ruang bawah tanah yang hanya diketahui oleh keluarganya. Tempat penyimpanan senjata. Walaupun begitu, Ayah Indra tidak sembarang memakai atau menjual senjata rakitannya ke sembarang orang.

"Lo bisa berantem kan? Bisa pake senjata?" tanya Bayu, Kira menggeleng.

"Tapi mental gue cukup kuat kok." kata Kira.

-•••-

Pagi tiba, Kira hanya tidur sekitar tiga jam saja. Mereka kini berada di rest area, entah dimana. Kira tidak mengetahuinya.

Setelah berganti baju (dengan baju yang mereka beli di mini market semalam), Kira dan Bayu memutuskan untuk sarapan di sebuah restoran cepat saji 24 jam yang ada di sana.

"Lo.... Laper?" tanya Bayu, yang melihat Kira memakan makanan itu seperti orang yang baru saja bertemu dengan makanan setelah bertahun-tahun lamanya.

"Menurut lo? Setelah apa yang kita lewatin semal-uhuk-" ucapan Kira terhenti saat ia tersedak makanannya sendiri.

Bayu yang melihat adegan tersebut menahan tawanya, dan segera memberikan botol air minum padanya.

"Gausah ketawain gue."

"Gue gak ketawa, gue cuman nahan ketawa gue doang kok."

Kira mendengus, bibirnya yg tipis mengucapkan banyak sumpah serapahnya untuk Bayu.

Setelah mereka berdua menghabiskan makanannya, mereka memesan kopi dan membawanya langsung ke dalam mobil. Mereka butuh banyak kafein sepertinya, terutama Bayu.

"Lo gak capek nyetir semaleman?" tanya Kira.

"Menurut lo? Setelah apa yang kita lewatin semal--"

"OH OKE. Gue nyesel nanya gitu." ucap Kira sambil mengucapkannya dengan nada tinggi.

Bayu kini tertawa, rasa kantuknya hilang seketika. Kira benar-benar membuatnya merasa berbeda.

"Lo gak mau tidur gitu? Biar gue yang nyetir." tawar Kira.

"Mau. Tapi emangnya lo tau rumah yang gue tuju dimana? Tenang, sebentar lagi nyampe kok. Dan kayaknya kita bakal nginep disana sehari, abis itu kita ke Jogja nemuin Oma gue."

"Bayu..." panggil Kira.

"Ya?"

"Apa ini semua bakal berakhir?" tanya Kira.

Bayu tertegun untuk sementara waktu, ia hanya menatap jalanan di depannya dengan tatapan kosong.

"Ya. Ini harus berakhir." jawab Bayu mantap.

"Setelah semuanya berakhir... Apa kehidupan kita bakal kembali seperti semula?"

"Gak. Susah buat lo kembali ke Jakarta, Kira. Gue punya pemikiran lain buat ini, lagi pula... Lo udah gak punya uang lagi kan, setelah gue ambil..."

"Lo serius Bay? Gue cek di tas itu, bahkan isinya gak sampe seperempat uang di ATM gue."

"Um... Gue transfer ke rekening Oma gue, tenang, gue cuma gamau kartu ATM lo kena lacak."

Kira menghela napasnya, "Bego." katanya.

"Apa? Lo ngatain gue apa tadi?"

"Bego."

Bayu geram, ia tidak memperdulikan omongan Kira barusan. Namun, kini Kira justru memukul-mukul bahu Bayu.

"Kira apa-apaan sih..."

"Gue emang punya fisik yang kuat Bayu, tapi nggak dengan mental gue. Gue gak terlalu pemberani.. Gue mohon Bayu... Karena semua lo yang memulai, lo harus balikin semuanya ke awal lagi... Gue mohon.."

"Pasti Kira, gue pasti bikin hidup lo tenang lagi. Tapi gue gak janji... Buat balikin semuanya ke awal."

*************

a.n :

Hai, bakir here. Wkwkw. Karena hp gue ke restart beberapa kali, jadi outline Aftertaste ilang dan yeah gue keluar jalur. Gapapa ya, yang penting cerita ini terus lanjut. Sampe gue dapet ide buat sekuelnya.

Sekuel.

Sekuel.

AftertasteWhere stories live. Discover now