iv

105K 10.6K 487
                                    

"Gimana? Udah ketemu sama anaknya? Apa dugaan gue benar? Dari pagi lo gak bales whats app gue."

"Udah, gue udah ketemu si Aftertaste itu."

"Beneran? Next lo pikirin deh gimana, yang penting kita dapetin dia dulu dan nyerahin ke Profesor West dan tentu aja sebelom dia jadi buronan."

"Yaudah gampang, lo tinggal terima jadi."

"Sip, gue tunggu."

•••

"Ini, virus yang gue bikin. Namanya cactus, lebih canggih dari worm manapun." ucap Bayu.

Kira melebarkan mulutnya seakan berkata 'waah' sambil melihat rancangan virus tersebut di komputer milik Bayu.

"Dan lo tau berapa gue hargain si cactus ini?"

"Berapa?"

"20 juta US dollar."

"Fantastic."

Program virus yang dibuat Kira memang belum secanggih milik Bayu, dan sialnya omongan cowok itu benar. Bayu emang seniornya.

"Lo mau?" tawar Bayu, ia menunjukkan sebuah flashdisk berwarna merah yang ia genggam.

"Anjir, gue tau itu pasti mahal!"

"Buat lo gratis, dengan syarat."

"Apa?"

"Jadi temen gue."

Kira tertawa saat itu, syarat konyol apa itu?

"Sumpah lo konyol, bilang aja sih mau kerja sama gue. Hahahaha,"

"Oke terserah apa yang ada di pikiran lo, tapi gue penasaran apa yang membuat lo jadi hacker?"

Ah, lo gatau itu masa lalu gue Bay?

"Gue ditawarin, karena waktu itu gue berhasil meretas sistem salah satu bank di Indonesia yang udah mau bangkrut. Waktu itu saking begonya gue nulis nama gue di email, tolol emang."

Kira menghampiri tas sekolahnya, ia mengeluarkan minuman soda yang ia beli sebelum mengunjungi rumah Bayu tadi.

"Buat apa lo meretas program itu? Udah mau bangkrut,"

"Iseng, sekaligus galau."

"Pfttttt. Bego njir, kegalauan lo membuahkan banyak uang."

Kira hanya tertawa, ia meneguk minuman sodanya.

"Galauin siapa?" tanya Bayu tiba-tiba, membuat Kira ingin sekali menonjoknya.

"Khafi, dia kerja di kafe yang tadi. Shit gue gamau dikhianatin lagi. Mending gue pacaran sama virus dibanding sama cowok!"

Kali ini, Bayu benar-benar tertawa terbahak-bahak, baru kali ini ia menemukan cewek seperti Kira. Selain berprofesi sebagai hacker, cewek ini memang berotak encer dan... cantik.

"Khafi? Setau gue tadi namanya Beni dan mukanya..... Engga banget." kata Bayu.

"Khafi jadi peracik kopi, dia handal banget. Kopi bikinannya enak semua, gue suka. Anjir flashback. Kampret."

"Yaudah, mending lo fokus sama kerjaan lo deh. Lumayan, ngehasilin uang. Dan gausah terlalu mikirin masa lalu. Kan, ada gue."

Ada gue..

Ada gue?

Sekali lagi, Kira nggak mau pacaran kalau akhirnya dikhianati.

•••

Kira membuka pintu rumahnya, aroma durian pun keluar menuju hidung si 'tamu' yang malam-malam begini datang kerumahnya.

"Khaf..."

Sebenarnya, lidah Kira kelu. Ia tidak bisa berucap apa-apa selain buru-buru ingin mengusir cowok itu dari halaman rumahnya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Kira, nada suaranya ia tinggikan.

"Gue mau ketemu lo, gue tau gue bodoh banget Ka."

"Iya emang lo bego, sekarang tolong pergi dari rumah gue. Gue gamau liat lo lagi,"

"Terus kenapa lo tadi dateng ke kafe?! Lo kangen sama racikan gue kan? Gue rasa lo gamungkin dateng kalo tujuan lo bukan itu."

"Gue mau ngajak Bayu ke kafe itu. Salah?! Emangnya kafe itu milik nenek buyut lo!"

Braaakk..

Pintu tertutup.

Khafi hanya bisa terdiam di tempat, ia memang mengakui kesalahannya. Tapi, secepat itukah Kira berubah?

***

a.n

sejauh ini makasih yang udah mau vote dan komen ya, next part aku dedikasi yg komen

AftertasteWhere stories live. Discover now