"Jangan menangis! Bagaimana jika kau mengajariku masak lagi?" tanyaku sambil mengusap air matanya, kulihat senyuman kembali terbentuk di bibirnya.

"Hmm! Ayo!" Dengan gembira ia bangun dari sofa dan menarik tanganku. Aku melirik ke Baekhyun yang lagi-lagi cemberut. Aku mengerlingkan mataku padanya dan ia tersenyum.

"Jangan biarkan dia membakar dapur!" Teriak Baekhyun membuat Yoona tertawa.

Baekhyun POV

"Baekoong! Bisakah kau membeli paprika merah dan daging di supermarket?" Teriak Taeyeon dari arah dapur.

"Bukankah Yoona memiliki semua itu?" teriakku balik padanya.

Aku diam menunggu jawaban darinya. Tapi setelah beberapa detik aku tidak mendengar suara teriakan darinya. Mungkin Yoona sudah memberikannya pada Taeyeon.

"Aku menggosongkannya,"

Tiba-tiba sepotong daging hitam dengan beberapa sayuran disekitarnya muncul di depan wajahku. Aku melihat keatas dan melihat wajah Taeyeon yang mengerucutkan bibirnya dengan menggemaskan.

"Apa yang kau lakukan pada daging ini? Kasihan sekali," aku menyentuh daging itu, bermaksud untuk mengetes kelembutannya. Namun pada kenyataannya daging itu terasa keras. Noda hitam menempel di jariku setelah aku menyentuhnya.

"Diamlah. Bisakah kau pergi membelinya? Yoona menungguku untuk membuat dessert. Cepatlah!" perintahnya sambil memukul pelan pahaku.

"Baiklah,"

Meski malas, aku pada akhirnya berdiri, menerima senyuman manis darinya.

"Aku pergi. Hati-hati dengan Yoona okay?" ucapku sambil berjalan menuju pintu dan mengambil jaketku dari gantungan.

"She's fine! Aku akan baik-baik saja. Hati-hati di jalan," ucapnya kemudian mengecup kedua pipiku. Aku tersenyum dan berjalan keluar rumah.

-

Paprika dan daging. Paprika dan daging. Apa yang harus kubeli terlebih dahulu?

Aku berjalan mengitari swalayan untuk mencari dua hal itu. Aku harus lebih sering pergi kesini supaya tidak terlihat seperti anak hilang seperti ini. Dimana bagian daging dan sayuran?!

"Apakah kau membutuhkan bantuan, nak?"

Aku menoleh kea rah kanan dan melihat seorang wanita tua dengan seorang anak kecil disampinya. Wanita ini tersenyum padaku dan aku membalasnya.

"Ah, iya. Aku sedang mencari bagian sayur dan daging," jawabku sambil tersenyum malu. Terlihat sekali aku tidak pernah kesini.

Wanita itu tersenyum keibuan. "Kau tidak akan menemukannya di area sini. Keduanya ada di area sana," ujarnya sambil menunjuk kearah di belakangku. "Carilah area yang terdapat banyak akuarium. Itu adalah bagian ikan. Jika kau menemukannya, beloklah ke kiri. Disana adalah bagian daging. Kau akan menemukan bagian sayuran saat berjalan menuju kesana," ia memberikanku instruksi.

Aku mengangguk. "Terima kasih," ucapku sambil membungkuk padanya.

Akhirnya kau berhasil membeli satu kilo paprika dan 2 kg daging. Mungkin lain kali aku akan menyuruh salah satu pembantu dirumah saja.

Aku berjalan kearah mobil dan meletakkan belanjaan ku di kursi belakang. Tepat saat aku memasang seatbelt, ponselku bordering. Aku mengintip nama pemanggil.

Park Yoda.

Aku mengabaikan teleponnya dan menginjak gas.

Meski tidak kuangkat, si telinga besar itu terus menerus menelepon dan kali ini aku merasa sangat terganggu dengan nada deringku sendiri. Dengan terpaksa aku mengangkat telponnya.

"Apa yang kau inginkan?" tanyaku dengan nada yang jelas tidak senang.

"Datang kerumahku. Aku harus bicara padamu," ucapnya. Aku tertawa mendengarnya. Mengapa aku harus kerumahnya?

"Taeyeon datang kerumahku dua minggu yang lalu dan jika kau ingin tahu apa yang kami bicarakan, singkirkan terlebih dulu kebencianmu padaku dan cepatlah kemari," ucapnya sebelum memutus telepon.

Taeyeon? Untuk apa dia menemui Chanyeol?

Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengarahkan mobilku kearah rumah Chanyeol.

-

Aku memparkir mobilku di depan rumahnya dan membunyikan klakson untuk memberi tahu keberadaanku. Aku keluar dari mobil dan berlari kecil menuju pintu depannya. Baru saja aku mengepalkan tangan untuk mengetuk, pintu sudah terbuka lebar dan menunjukkan pria tinggi dengan hanya kaus putih dan celana training hitam.

"Masuklah," ajaknya.

Aku melangkahkan kakiku kedalam. Sudah cukup lama semenjak aku datang kesini. Ingatan terakhirku disini tidak terlalu bagus dan aku masih harus menahan amarah dalam hatiku karena aku harus tahu alasan Taeyeon menemui Chanyeol.

"Ikuti aku," Chanyeol berjalan melewatiku dan masuk kedalam satu ruangan yang berada di pojok rumah, yang berada tepat disamping kamarnya di atas. Selama aku berteman dengannya, tidak pernah sekalipun aku menginjakkan kaki didalam ruangan itu karena ia selalu menguncinya. Yang aku tahu hanya ruangan itu digunakannya untuk membuat music.

Didalam ruangan tersebut terdapat banyak instrument music, sebuah meja dengan banyak tombol dan segala sesuatu yang tidak kumengerti. Yang aku tahu ruangan ini persis seperti studio rekaman.

Chanyeol duduk disalah satu kursi dan mengenakan headphone. Ia menoleh kearahku dan menyuruhku untuk duduk dikursi disampingnya, menyodorkan headphone lainnya padaku.

"Aku tidak sedang ingin mendengar musikmu. Katakan padaku apa yang kalian bicarakan," ucapku.

"Kalau begitu letakkan bokongmu disini dan dengarlah," balasnya.

Aku tidak punya pilihan. Aku duduk disebelahnya dan mengenakan headphone yang ia berikan.

Kulihat Chanyeol mencari sebuah file dan membuka sebuah file suara. Tiba-tiba aku mendengar desahan yang sangat familiar.

Aku menatap Chanyeol dan ia sudah menatapku.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan rekaman ini?" Tanyaku. Chanyeol menghetikan putaran rekaman tersebut dan melepaskan headphone-nya.

"Taeyeon datang padaku untuk memintaku memeriksa apakah suara dalam rekaman ini benar milikmu dan aku melakukannya," jawab Chanyeol.

"Bagaimana dia menemuimu?" tanyaku. Mengapa Taeyeon tidak mengatakan apapun padaku?

"Melalui temanku. Kita lupakan dulu hal itu. Aku perlu bertanya dan memberitahumu sesuatu," ujarnya dengan nada serius.

"Siapa gadis itu?"

"Yoona," jawabku singkat. Chanyeol mengangguk dan menunduk. "Dalam rekaman itu, benar suaraku?" tanyaku pada Chanyeol.

Iahanya menatap mataku dalam, tidak sedikitpun membuka mulutnya. Hanya dengantatapannya aku tahu, bahwa memang benaritu suaraku

Maafin author updatenya lama :( semoga gak keburu bosen sama cerita author ya ><


I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang