6

9.8K 725 30
                                    

"Kita berangkaaat!" ujarku sambil menyalakan mesin mobil.

Kami berkendara menuju pondok yang ku sewa di pantai sebagai lokasi pemotretan pra-wedding kami. Aku meminta bantuan kolega fotograferku karena aku merasa agak canggung dan aneh jika meminta bantuan anak buahku.

"Konsep yang akan kita lakukan?" tanya Taeyeon sambil memakan cemilan yang dibawanya dari rumah. Aku membuka mulutku, memberikan sinyal padanya untuk membagiku sedikit dan dia menyuapiku.

"Pertama, kencan seni. Kedua, kencan pantai dan ketiga hanya pemotretan biasa dengan pakaian formal," jawabku sambil mengucah cemilan di mulutku.

"Seni dan pantai?" tanyanya. Aku kembali membuka mulutku dan dia menyuapiku lagi.

"Seni, karena kau suka melukis. Pantai, karena aku senang memotret di daerah pantai," Jawabku, dibalas dengan senyuman manisnya.

Taeyeon terus menyuapiku dan aku terus membuka mulutku setiap kali.

Setelah menyetir selama sekitar satu jam, kami akhirnya sampai dan berjalan menuju lokasi pemotretan. Tentu saja sebelum turun kami memakai sunblock dan kacamata hitam terlebih dahulu.

"Dimana pondok yang kau bilang itu?" tanyanya sambil melingkarkan tangan kanannya ke tangan kiriku.

Aku menunjuk kearah pulau kecil yang tidak begitu jauh dari pantai. "Disana," jawabku.

"Di tengah laut? Gimana cara kita kesana? Bukan berenang kan? Karena aku tidak bisa berenang," katanya dengan mata penuh kepanikan. Aku berhenti dan memutar badannya mengarah sedikit serong ke kiri.

"Karena itulah ada perahu," kataku sambil menunjuk jembatan yang tidak jauh dari posisi kami berdiri. Dibawah jembatan tersebut terdapat kira-kira 10 perahu kecil dan aku sudah menyewa salah satunya sebelum kami kesini.

Taeyeon menyengir dan mengangguk pada ku. Aku tertawa kecil melihat kemanisannya barusan dan berjalan menuju perahu yang telah kusewa.

Kami naik perahu dan ternyata ombak lautnya cukup kencang. Airnya masuk dan menciprati kami yang berada didalam perahu. Aku melirik kearah Taeyeon yang memeluk tanganku dengan sangat erat. Ia memejamkan matanya dan mengintip beberapa kali. Taeyeon ketakutan tapi aku melihatnya sangat lucu. Ia terlihat seperti anak kecil yang berpegangan pada ayahnya.

Aku tertawa dan Taeyeon membuka matanya, melihat kearah wajahku.


"Kau seperti anak kecil. Anakku yang lucu," candaku dan dia cemberut padaku.

"Diam kau. Aku benar-benar ketakutan! Bagaimana jika kita mati tenggelam?" Taeyeon berbisik padaku dengan mata melebar.

Aku tertawa mendengarnya dan menariknya dalam pelukanku.


"Tenang, kita tidak akan mati," hiburku. Aku dapat merasakan kedua tangan kecilnya memeluk pinggangku dengan erat. Aku tersenyum karena kemanisannya.

Setelah 15 menit mengarungi ombak, kami akhirnya sampai di lokasi. Kami berterima kasih pada nahkoda perahu dan berjalan menuju pondok yang kusewa.

"Yo," sapaku pada temanku yang sedang mengatur kameranya begitu masuk ke pondok kecil tersebut.

"Hey, what's up?" balasnya sambil memelukku.

"Baik. Ini Taeyeon istriku. Taeyeon, kenalkan. Ini Kyungsoo," kataku dan mereka berdua berjabat tangan.

"Dia cantik. Omong-omong, ruang ganti ada disana. Cepatlah ganti dan kita bisa mulai," perintahnya dan kami menurut.

Konsep pertama yang akan kami lakukan adalah seni. Kami memakai pakaian yang sangat sederhana. Aku memakai kaus putih dan celana pendek putih, sedangkan Taeyeon memakai tank top putih dan hotpants biru. Dia mencepol asal rambutnya namun masih terlihat manis menurutku.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora