13

6.9K 490 23
                                    

Huhu gak seru ceritanya udh ketauan duluan :"( Tapi tidak apa-apa, itung" hadiah taun baru haha

Chp 14 akan diupdate suatu waktu malam ini jd prepare for ur feels! XD

*********************************
"Itu berarti kau memberikanku kesempatan," bisiknya, dapat kurasakan lidahnya yang basah menyentuh telingaku.

Aku luar biasa terkejut dan mendorongnya dengan segala kekuatanku. Aku dengan terburu-buru berbalik badan dan berusaha membuka pintu kamar. Namun karena panic tanganku gemetar dan kuncinya tidak terbuka sesuai dengan keinginanku.

Kris memegang pinggangku dan melemparku dengan kasar ke lantai.

"Argh," aku terjatuh dengan punggungku lebih dulu dan rasanya sakit sekali. Aku sangat ingin berteriak minta tolong namun Kris sudah berada diatasku dan menyumbat mulutku dengan sapu tangannya.

"Diamlah," perintahnya tegas. Kris melepaskan ikat pinggang yang dikenakannya dan mengikat kedua tanganku ke kaki tempat tidur, tepat diatas kepalaku.

Aku berusaha melepaskan tanganku, namun ikatannya terlalu kencang dan menyakiti pergelangan tanganku.

Tiba-tiba....

Flashback

"Sayang, kemarilah. Aku tidak enak badan," ia berkata melalui telepon. Aku langsung panic dan memutus telepon, bergegas pergi menuju apartemennya dengan menggunakan taksi.

"Kau baik-baik saja? Apa yang kau rasakan?" aku menyerangnya dengan pertanyaan saat membuka pintu apartemennya.

Saat aku masuk ke ruang tengah, bau alcohol menghampiri hidungku. Disana, botol bir, soju dan minuman keras lainnya berserakan di meja juga lantai. Temannya juga duduk di lantai dan menyandarkan kepalanya di dudukan sofa, meneguk sebotol bir.

"Taeyeon," panggilnya sambil melingkarkan tangannya ke pinggangku. Aku berbalik dan bau alcohol di dirinya sangat kuat dan menusuk hidung.

"Yifan, kau mabuk? Kenapa kau minum-minum seperti ini?" tanyaku. Aku menendang botol-botol juga kaleng-kaleng minuman di lantai. Aku berbalik arah dan melihat temannya menatapku dengan tatapan yang sangat aneh. Tatapannya sangat menakutiku.

Rasa takutku membuatku ingin keluar dari sini. Ketika aku berbalik badan dan berniat untuk pergi, tiba-tiba aku didorong oleh Kris dan jatuh dengan posisi telentang.

"Kau tidak akan pergi kemanapun sayang," ucapnya dengan seringai yang mengerikan. Ia membuka bajunya dan naik ke atas tubuhku. "Kau akan berada disini untuk malam ini," lanjutnya, menciumku dengan penuh nafsu.

Mulutnya tercium seperti alcohol dan aku mendorong sekuat yang aku bisa. Ia terjatuh ke belakang dan aku mengambilnya sebagai kesempatan untuk kabur.

Tapi sayangnya, temannya menangkapku dan melemparku ke atas sofa.

"Ap-? Chanyeol! Apa yang kau lakukan?!" aku memakinya saat ia menahanku diatas sofa. Matanya bergerak mengikuti alur tubuhku, menatapnya dengan tatapan yang menjijikkan.

Kris datang dan mendorong Chanyeol dari posisinya. Ia memegang tanganku dan menahannya diatas kepalaku. Kris mulai menciumku dengan nafsu. Bibir, leher dan mulai menciumi tulang dadaku.

"Lepaskan aku!" teriakku dan menendang-nendang kakinya. Namun Kris menahan kakiku dengan duduk diatasnya.

"Diam atau kubunuh kau!" perintahnya. Ia membuka paksa pakaian ku dan mengikat tanganku diatas kepala dengan menggunakan dasi sekolah miliknya.

"Tolong jangan lakukan ini," aku memohon dan menangis padanya. Namun aku merasakan rasa sakit dan perih yang luar biasa di pipi kiriku. Dia baru saja menamparku keras.

"Kubilang diam! Kalau kau mau mati malam ini silahkan menangis seperti itu!" bentaknya padaku. Ia dan Chanyeol membuka seluruh pakaiannya, sampai tidak ada lagi selembar kain yang menempel ditubuh mereka.

"Tolonglah, aku memohon padamu. Lepaskan aku. Aku berjanji aku tidak akan memberitahu hal ini pada siapapun tapi tolong lepaskan aku," Aku terus memohon dan memohon pada mereka. Namun mereka hanya tertawa padaku. Tawa yang terdengar sangat jahat ditelingaku.

Seorang lelaki yang kini wajahnya semakin jelas, naik keatasku dan mendekatkan wajahnya padaku.

"Kau tidak akan pergi kemanapun, dan kau juga tidak akan memberitahukan ini pada siapapun begitu berjalan terpincang-pincang keluar dari apartemen ini," ucapnya dengan suaranya yang serak dan rendah, memegang kasar kedua pipiku dengan satu tangannya.

Pada saat itulah aku merasakan rasa perih yang luar biasa di area genitalku.

Flashback End

Aku berhenti memberontak dan menatapnya dengan tidak percaya.

Kris adalah Yifan.

Dia adalah Wu Yi Fan, mantanku saat SMA dulu. Tiba-tiba saja semua memoriku saat itu datang dan menyerangku dengan kejadian yang sangat menyakitkan.

Ia memperkosaku bersama dengan Chanyeol dan menghilang begitu saja. Mereka lah yang bertanggung jawab atas penderitaanku selama itu. Merekalah yang menyebabkanku merasakan rasa takut yang luar biasa pada dunia.

Aku merasakan airmata mengalir dari mataku kala mengingat kejadian itu dan apa yang harus ku lalui setelahnya.

"Kau menyerah?" ia mengejekku sembari menggunting pakaianku dengan gunting. Aku hanya menatapnya dan tidak bisa menghentikan rangkaian gambar yang terbentuk menjadi sebuah memori di kepalaku.

"au-"

Kris berhenti menggunting pakaianku dan menatapku. "Ingin mengatakan sesuatu?" tanyanya menyeringai.

"auwihang," aku mencoba berbicara. Suara dan pelafalanku menjadi tidak jelas karena sapu tangan yang disumpalkannya di mulutku.

Kris mengambil sapu tangannya dari mulutku. "Kau Yifan," ucapku begitu mulutku terbebas.

Ia tertawa.

"Kau mengingatku sekarang? Apakah aku mengingatkan mu pada kenikmatan yang kuberikan padamu saat itu?" tanyanya dengan wajah bangga.

Aku membuka mulutku untuk berteriak begitu aku menyadari aku memiliki kesempatan. Namun Kris dengan sigap menyumpal kembali mulutku dengan sapu tangannya.

"Kau lebih baik diam dan biarkan aku melakukan pekerjaanku," ucapnya dan melanjutkan menggunting seluruh pakaianku.

Aku mulai memberontak. Menendang kakiku ke segala arah dan nyatanya aku berhasil menendang gunting dari tangannya. Kakiku teriris gunting tersebut namun pada saat ini hal itu bukanlah suatu masalah. Aku hanya ingin keluar dari sini. Aku mencoba untuk berteriak dengan sapu tanganku di mulutku tapi percuma saja. Suaraku tertutup olehnya.

Tiba-tiba wajahku terlempar kearah kiri dan terasa rasa panas, perih dan sakit yang menjalar di pipi kananku.

"Sudah kubilang, diam! Mengapa kau tidak mematuhiku? Oh sayang kau membuatku lebih bersemangat dari sebelumnya," ujarnya sambil membuka ikat pinggang juga celananya. Kris melepas pakaian dalamnya dan aku tidak bisa melakukan apapun selain mengalihkan pandanganku darinya.

Aku terus menendang dan menendang namun hal itu tidak ada gunanya. Aku dapat merasakan sesuatu yang tumpul di area genitalku. Aku tidak berhenti menendang, berharap usahaku dapat menghasilkan sesuatu untuk membuatk terbebas dari ini.

"Selamat datang di dunia kenikmatan, babe," ucapnya saat ia melakukan penetrasi padaku tanpa ada peringatan. Kris terus memaksakan dirinya padaku tanpa aku menyesuaikan diri.

Mataku melebar dan terasa panas karena airmata yang terus mengalir. Aku terus berteriak melalui sapu tangan dan menendang ke segala arah. Namun masih tidak ada gunanya. Energiku semakin berkurang semakin aku memberontak dan pada akhirnya kelelahan menyelimuti diriku.

Aku berakhir berbaring di lantai dengan mulut disumpal, tangan terikat, dan seorang lelaki yang merupakan mantan juga sahabat suamiku sendiri, memperkosaku.

Seseorang, tolong aku.

Baekhyun. Tolong.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Where stories live. Discover now