25

5.4K 485 15
                                    

"Kau bercanda, Yoong," aku tertawa kecil mendengar pernyataannya. Tidak mungkin gadis kutu buku itu adalah model cantik seperti Yoona. Terlalu kecil kemungkinannya.

Yoona meniru tawa kecilku. "Lihat? Kau memanggilku dengan nama panggilan yang kau berikan padaku dulu. Apakah kau tahu hatiku masih berdesir mendengarmu memanggilku dengan sebutan itu?" ujarnya. Yoona melingkarkan kedua tangannya dileherku, namun dengan cepat aku melepaskannya.

"Hal itu tidak ada arti apapun! Ibumu yang menyuruhku memanggil kau dengan sebutan itu dan aku hanya bersikap sopan dengan mengikuti kemauannya!" jawabku tegas.

Ekspresi Yoona berubah muram dan kesedihan juga pahit terpancar dari matanya. "Kau tidak percaya padaku?" mulainya. "Kalau begitu akan kubuktikan padamu,"

Yoona melingkarkan kedua tangannya dileherku dengan erat, membuat wajahku bergerak mendekat padanya dan ia langsung mencium bibirku. Aku mencoba melepaskan kedua tangannya tanpa menyakiti bayi yang ada diperutnya. Ia melingkarkan tangannya dengan erat dan aku kesulitan untuk melepaskannya. Dapat kurasakan tangan mungil Taeyeon dan suara protesnya.

"Yoona! Lepaskan Baekhyun!" protesnya sambil membantuku untuk melepaskan tangan Yoona.

Pada saat itu juga, Yoona mengelus bagian belakang kuping kiriku dengan jarinya, membuat lututku terasa lemas dan pikiranku blur. Aku mulai terpancing dengan ciumannya, membalas ciuman Yoona dengan gairah yang sama dengan Yoona.

Namun hal itu tidak bertahan lama karena tiba-tiba aku dan Yoona bergerak menjauh karena suatu dorongan. Aku terengah-engah karena kehilangan napas beberapa saat dan bingung. Bagaimana bisa Yoona tahu titik lemahku? Aku tidak pernah memberitahunya dan kuyakin Chanyeol maupun Kris, teman-temanku yang Yoona tahu, juga tidak akan memberitahukannya pada Yoona. Sebrengsek apapun mereka, aku tahu bahwa mereka juga tidak menyukai sikap Yoona.

Aku merasakan genggaman yang keras di lengan atasku. Aku menoleh dan melihat Taeyeon. Di matanya penuh amarah dan kecemburuan. Aku menyadari apa yang kulakukan dan aku sangat takut kali ini dia akan membenciku. Damn it!

"Dulu kau menyukainya Baekkie," ucap Yoona sambil tersenyum puas. Aku melihatnya melirik kearah Taeyeon dan seringai licik muncul diwajahnya. "Kau percaya sekarang? Akulah gadis kutu buku aneh yang dulu juga mencuri hatimu," ucapnya.

Aku menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak pernah jatuh hati padamu. Tidak mungkin aku jatuh hati padamu," tegasku. Aku menoleh kearah Taeyeon. Ia menatapku, seperti mencari kebenaran. "Tidak mungkin," ucapku, sambil menatap balik tatapan Taeyeon.

"Kau jatuh cinta padaku Baekhyun. Sangat. Kau mengatakannya saat kita berhubungan seks, saat aku memberikan keperawananku padamu! Kau bilang kau tidak akan pernah menemukan gadis sepertiku lagi! Kau bilang kau tidak akan meninggalkanku karena kau sangat mencintaiku! Aku tahu Baekkie! Aku wanita dan aku tahu kapan seorang lelaki jatuh cinta!"

"Baiklah kau benar!" teriakku dengan frustasi. Taeyeon menatapku terkejut.

"Baekoong?" panggilnya dengan lemah. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan menatap Yoona.

"Ya sekarang aku ingat dan aku percaya. Ya aku jatuh cinta padamu. Dulu. Kau tahu mengapa? Karena dulu kau adalah gadis dengan kepribadian yang cantik! Kau baik, ramah, manis, lucu, menggemaskan, segalanya yang membuatmu patut untuk dicintai. Kau tidak pernah berusaha terlihat cantik atau merubah dirimu saat berada disekitarku. Kau hanya menjadi dirimu. Mengelilingi dirimu dengan buku dan belajar. Kau sangat perhatian dan menyanyangiku. Aku bisa merasakannya.

Tapi aku ingat, kau hanyalah taruhan bagiku untuk mengencani dan menidurimu. Dan aku berhasil. Setelah aku mencampakkanmu, aku berusaha untuk melupakanmu dengan sekuat hatiku! Tapi kau membuatnya semakin sulit dengan mengirim pesan dan miscall setiap waktu. Aku merasa bersalah dan sedih, namun aku lega saat kau berhenti karena kupikir kau sudah menemukan seseorang yang lebih baik dariku!" jelasku padanya.

Yoona tersenyum bahagia dan saat aku melihat ke Taeyeon, dapat kurasakan amarah dan kecemburuan yang memenuhi dirinya. Ia melepaskan genggamannya di tanganku dan berbalik badan, berniat keluar dari kamar ini. Namun sebelum ia berjalan lebih jauh, aku memegang tangannya membuatnya berhenti. Taeyeon melihat padaku dan aku membalas tatapannya sebelum menatap lagi kearah Yoona.

"Tapi," aku melanjutkan. "Aku berhasil melupakanmu. Jika kau pikir aku berbohong, kau salah. Aku tidak lagi mencintaimu. Mungkin jika kau bertanya sebelumnya apakah aku masih memiliki rasa denganmu, aku akan menjawab ya. Tapi sekarang,"

Aku menarik Taeyeon dengan lembut dan berjalan mendekat ke Yoona. "Aku baru tahu bahwa kau adalah si kutu buku cantik yang berubah menjadi model monster yang buruk rupa. Kau mungkin masih memiliki kesempatan jika kau memberitahuku bahwa kau adalah gadis kutu buku yang sama seperti yang kucintai dulu saat kita pertama kali bertemu. Tapi sekarang aku menikah dengannya," kupeluk Taeyeon dalam tanganku. "Semua rasa cintaku sudah menjadi miliknya dan kau tidak dapat mengambilnya. Kau harus hidup dengan kenyataan itu. Taeyeon memenuhi hatiku, dan tidak ada lagi tempat untukmu. Kau sudah tersingkir Yoona," ucapku.

Airmata mulai mengalir dari matanya dan ia menundukkan kepala. Aku merasa sangat bersalah membuat seorang gadis menangis. Tapi Yoona harus tahu bahwa menjadi cantik tidak berarti dia akan mendapatkan semua lelaki yang dia inginkan. Dia harus tahu bahwa cinta tidak bisa dipaksakan.

Aku melepaskan pelukanku pada Taeyeon dan mengelus kedua pipi Yoona. Dengan perlahan aku mengangkat wajahnya sehingga mata kami bertemu. "Please, jika kau sungguh mencintaiku seperti yang kau bilang, tinggalkan aku sendiri dan biarkan aku menjalani hidupku. Jagalah anakku dalam perutmu daripada menyakitinya. Hal itu hanya akan membuatku semakin membencimu," ucapku lembut.

Aku menghapus air matanya sebelum mendekap Taeyeon dalam pelukanku dan berjalan keluar kamar.

Another short chapter! Byebye lovelove

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang