9

7.7K 650 16
                                    

"Taeyeon, bermainlah denganku," ajak Baekhyun. Ia bersandar pada daun pintu menuju balkon dan aku sedang sibuk melukis saat ini. Aku harus menyelesaikannya malam ini dan mengirimkannya pada pembeli besok pagi. Sang pembeli memintaku secara personal untuk melukis foto istrinya sebagai hadiah pernikahan dan kau tidak akan menyangka berapa banyak ia membayarku untuk ini.

Aku masih harus membereskan banyak detail, namun pria satu ini terus saja mengangguku untuk bermain dengannya. Aku harus berkonsentrasi dan tidak berniat untuk mengecewakan pembeliku.

"Yah, ayo temani aku di ruang TV," ajaknya lagi.

"Nanti Baek, aku harus menyelesaikan lukisan ini malam ini juga," Jawabku tanpa melihat kearahnya.

Baekhyun terus saja merengek memintaku menemaninya. "Taeyeon! Ayolah main denganku. Aku bosan," ucapnya, memelukku dari belakang dan menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

"Dammit Baek! Bisakah kau diam?! Bermainlah dengan para pembantu! Tidakkah kali lihat aku sedang susah payah menyelesaikan lukisanku?! Pergilah!" aku memaki Baekhyun dan melanjutkan melukis.

Baekhyun terdiam dan tidak lagi memelukku.

"Oke! Aku minta maaf," ucapnya dan berjalan menjauh dari balkon.

Aku meliriknya berjalan keluar kamar dan terang saja rasa bersalah memenuhi hatiku. Tidak seharusnya aku berteriak dan memakinya seperti itu. Tapi aku benar-benar harus fokus dan rengekan Baekhyun sama sekali tidak membantuku.

Maafkan aku, Baek.


Baekhyun POV

Taeyeon sepenuhnya mengabaikan ku.


Ya, memang salahku sih mengganggunya saat ia sedang bekerja. Tapi aku merasa amat sangat bosan sekarang!

Aku melihat jam tanganku dan sekarang sudah jam 5 sore. Aku memutuskan untuk pergi ke bar yang kutemukan di tengah kota beberapa bulan yang lalu. Mungkin jika aku tidak berada di sekitar rumah akan membantu Taeyeon untuk menyelesaikan lukisannya lebih cepat.

Aku mengambil kunci mobil yang kuletakkan di dekat TV juga jaket kulit ku yang ku gantung dekat pintu depan. Aku mencari salah seorang pembantu dan melihat Sulli berjalan menuruni tangga dari atas.

"Sulli, aku akan keluar sebentar. Jika Taeyeon bertanya bilang saja aku pergi dengan teman-temanku," perintahku.

"Baik, Tuan Byun," ia membungkuk hormat dan aku berjalan keluar dari rumah.

*****
Mungkin karena sekarang masih sekitar jam 5 sore, bar ini masih belum terlalu penuh. Aku duduk di kursi bar dan memesan tequila pada bartendernya. Aku menikmati live music yang ada dan menonton mereka memainkan alat musiknya dengan ahli. Kepalaku bergerak mengikuti irama dan bersenandung kecil. Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Ketika kulihat ternyata ia adalah Jessica, sahabat Taeyeon. Aku mengenalinya karena Taeyeon pernah menunjukkan fotonya padaku.

"Hey, kau Baekhyun kan?" tanyanya. Aku mengangguk sebagai jawaban.

Jessica duduk disebelahku dan memesan minuman yang sama dengan ku. "Kau sedang apa disini? Mana Taeyeon?" Tanyanya saat aku meneguk tequila-ku.

"Taeyeon murka padaku karena aku menganggunya," jawabku, memandang kearah kejauhan.

"Hahaha," Jessica tertawa. "Apakah ia sedang melukis?" Tanyanya dan aku mengangguk. "Kasihan sekali kau. Jangan pernah sekali-kali menganggunya ketika ia sedang serius melukis. Apalagi jika lukisan tersebut adalah pesanan khusus. Dia perlu konsentrasi lebih untuk membuatnya melebihi ekspektasi pembeli juga dirinya sendiri," Ujar Jessica sebelum meneguk minumannya.

"Aku hanya bosan dan kesepian. Aku ingin mengajaknya bermain tapi dia malah menyuruhku pergi," ceritaku sambil tertawa kecil.

Sejujurnya aku tidak suka saat Taeyeon mengabaikanku dan sibuk melukis. Karena itulah aku berusaha untuk menarik perhatiannya. Kupikir ia akan menyerah dan menemaniku. Tapi aku malah diusir tidak tahunya.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ