20

5.7K 480 12
                                    

Taeyeon POV

Aku terbangun dan merasakan kepalaku sangat pusing dan sekitarku rasanya sedikit berputar. Aku melihat kearah jam dan sadar bahwa sekarang sudah jam 1 siang. Astaga, jam berapa aku tidur semalam?

Aku bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Disana ada Xiumin dan Seohyun. Xiumin sedang membersihkan meja sedangkan Seohyun sedang menyiakan makanan.

“Selamat Siang, nona,” Xiumin menyapaku dengan panggilan formal lagi. Aku sedang tidak ingin protes sehingga hanya memberikan senyuman padanya.

“Seohyun, apa makan siangnya?” tanyaku sambil duduk di kursi paling ujung. Seohyun dengan segera membawakan makanan dan meletakkannya didepanku. Sup oxtail. “Terlihat enak dan menyegarkan,” ucapku sambil menyisip kuah sup. Rasanya sangat segar dan meringankan sakit kepalaku.

“Untuk menghilangkan pengar mu. Kudengar kau minum cukup banyak semalam,” ujar Seohyun.

Aku tersenyum dan mengangguk, menelan kuah yang menyegarkan ini. “Ya benar. Aku hanya bersikap bodoh semalam. Aku sudah merasa lebih baik sekarang,” jawabku. Xiumin dan Seohyun mengangguk dan pergi ke ruang dapur.

Tiba-tiba aku teringat mengenai pesan yag kukirim ke Baekhyun. Seharusnya aku langsung menemuinya saja. Dia pasti tidak membaca pesanku, membalas pesanku yang dulu saja tidak. Atau aku bisa langsung mengirimkan surat perceraian saja ke rumah Yoona. Hitung saja sebagai ‘hadiah ulang tahun’ dariku.

Aku menghabiskan supku dan pergi mandi. Air dingin mungkin dapat lebih menyegarkan ku.

Selesai mandi, aku berbaring di tempat tidur sambil mengelus perutku dengan lembut. Aku dapat merasakan tendangan dari kakinya yang kecil, membuatku tertawa kecil. Aku berniat untuk mengirimkan fotoku pada keluargaku juga Jessica. Kuambil handphoneku dari laci dan melihat ada satu pesan masuk. Dari Baekhyun.

Darimana saja kau? Baru kau balas pesanku setelah aku ingin cerai.

Aku membacanya. Dia memintaku untuk datang kekantornya, tapi haruskah aku? Aku tidak terlalu yakin, tapi kurasa aku harus. Aku harus memperjelas semua ini dan mengetahui alasan tingkah Baekhyun selama ini.

Studio Baekhyun

Tidak kusangka Yoona benar-benar mengurung Baekhyun. Kukira hanya rumahnya yang dijaga oleh bodyguard, ternyata di kantornya pun seperti ada teroris didalam. Untuk apa semua ini? Mobilku bahkan ditahan dan mereka melarangku untuk masuk. Rasanya aku ingin meledak.

Saat aku sudah muak dan memutuskan untuk memundurkan mobil dan pulang, aku melihat salah satu staff Baekhyun berlari ke mobilku dan berbicara dengan salah satu Bodyguard. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan namun setelah itu mereka membiarkanku masuk. Staff tersebut tersenyum padaku dan aku mau tidak mau membalasnya.

Aku turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam studio, diikuti staff tadi. Ketika aku masuk ke studio dan ruang kantor, para staff mengucapkan selamat atas kehamilanku dan betapa aku bertambah cantik. Aku hanya membalas mereka dengan senyuman yang sedikit setengah hati. Meskipun aku sedang tidak mood, aku tetap harus menghargai mereka.

Sesampainya di depan ruangan Baekhyun, aku mengetuk pintunya. Pintu langsung terbuka tanpa aku harus menunggu lama.

“Masuklah,” ia menyuruhku. Aku duduk di kursi yang ada didepan mejanya sedangkan ia duduk di kursinya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku langsung, tidak ingin membuang waktu sedikitpun.

Baekhyun menatap mataku. Aku menyadari bahwa matanya terlihat sayu dan tidak semangat, seperti ia tidak tidur semalaman.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Where stories live. Discover now