“Terima kasih, Yerin. Kau bisa mengganti kostum sekarang. Setelah ini kita akan selesai dengan pemotretannya,” ujarku. Yerin mengangguk dan pergi menuju tenda yang digunakan sebagai ruang ganti.

Aku melihat kearah belakang untuk melihat apa yang sedang dilakukan Taeyeon. Kontan saja senyuman terbentuk di bibirku ketika melihatnya. Taeyeon berjalan kesana kemari dengan minuman di tangannya, memberikannya pada para staffku dengan senyuman ceria.

Aku memotretnya yang sedang tersenyum dan tidak ada kata yang dapat mendeskripsikan keindahan senyumannya. Senyuman di bibirnya membuatmu ingin ikut tersenyum dan memberikan kebahagiaan dalam hatimu.

Taeyeon menyadari bahwa aku memandanginya. Ia mengambil sebuah gelas dan berjalan mendekatiku.

“Ini, kau lelah?” tanyanya saat sampai di tempatku dan memberikan minuman yang dibuatnya.

“Aku tidak pernah lelah saat kau berada di sekitarku,” jawabku dengan senyuman lebar. Ia tertawa. “Tawamu seperti tante-tante!” candaku. Taeyeon berhenti tertawa dan melotot padaku. “Bercanda. Tapi kau tetap cantik,” pujiku kemudian mengecup pipinya.

Taeyeon  memukul pelan tanganku dan kulihat pipinya memerah. “Hentikan! Banyak orang disini. Aku akan kembali ke tenda,” ucapnya, memutar badan dan berjalan menjauh.

Aku tertawa dan para staffku yang melihat perbincangan kami berdua menyeringai lebar padaku.

“Dia sangat manis. Baik hati dan cantik. Beruntung sekali kau,” salah satu staff perempuanku berkata dan aku hanya tersenyum.

“Aku tahu,” balasku sambil menatap Taeyeon yang duduk manis dibawah tenda.

Ya, aku sangat beruntung memilikinya.

“Baiklah, ayo kita mulai lagi. Apakah Yerin sudah siap?” tanyaku.

“Aku sudah siap!”

Tiba-tiba Yerin melompat dan memeluk leherku dari belakang. Aku sangat terkejut dengan tingkahnya barusan. Aku hanya tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk masuk kedalam set.

“Okay! It’s a wrap! Aku mendapat banyak foto bagus. Lihatlah,” ujarku dan Yerin berjalan menghampiriku.

“Hmm, aku sangat menyukainya. Terima kasih kak,” ucapnya, membuatku menoleh kearahnya.

“Kak?” tanyaku heran.

Ia mengangguk. “Bisakah aku memanggilmu kak? Kau sangat baik dan membuatku teringat dengan kakakku,” Aku tersenyum padanya.

“Tentu saja kau bisa Yerin,” ujarku sambil mengusap dan mengacak sedikit rambutnya, membuatnya tertawa kecil. “Baiklah, kau sudah bisa pulang. Terima kasih atas kerja kerasmu,” ucapku dan ia mengejutkanku dengan memelukku secara tiba-tiba. Aku memeluknya kembali.

“Terima kasih kak. Aku akan menunggu kerja sama kita selanjutnya,” ucapnya dengan senyuman yang ceria sebelum berjalan pergi.

Yerin sangat baik dan lucu. Terlebih lagi ia tidak berusaha menggodaku seperti model-model lain yang bekerja denganku sebelumnya. Rasanya memang menyegarkan untuk bekerja dengan seseorang yang lebih muda denganmu.

Aku teringat janjiku pada Taeyeon untuk mengajaknya jalan-jalan dan menoleh kearah tendanya, hanya untuk melihat tidak ada siapapun disana. Aku melihat kesekitar dan melihatnya berjalan menuju pintu keluar taman.

“Kak, bisakah kau-“

“Aku tahu, pergilah. Kurasa istrimu cemburu,” staffku yang lebih tua berkata, membuatku bingung.

Mengapa Taeyeon cemburu? Ke siapa? Yerin?

Aku berterima kasih padanya dan berlari menyusul Taeyeon. Sebelum ia melewati gerbang taman aku berhasil menyusulnya dan berhenti didepannya.

“Hey, kau mau… kemana?” tanyaku, menahan bobotku di lutut, masih terengah-engah setelah berlari secepat kilat.

“Pulang,” jawabnya singkat, bahkan tidak melihat kearahku.

Aku berdiri tegak dan menatap kedalam matanya. “Kau marah denganku?” tanyaku. Taeyeon terus menghindari kontak mata.

Aku menghela napas dan memegang kedua pipinya, membuatnya melihat kearahku. “Jika kau marah, tolong jangan,” pintaku dan ia menyingkirkan tanganku dari wajahnya.

“Aku tidak marah. Hanya merasa tidak enak badan dan ingin pulang,” jawabnya sambil mencoba berjalan melewatiku.

Aku mengambil tangannya dan menahannya untuk berjalan lebih jauh. “Kau bisa bilang padaku untuk mengantarmu pulang,”

Taeyeon melepaskan tangannya dariku. “Kau sibuk dengan modelmu. Aku tidak ingin menganggu. Aku pulang, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu,” ujarnya dengan dingin dan berjalan pergi.

Taeyeon cemburu. Aku tersenyum senang melihat perilakunya saat cemburu. Aku tahu seharusnya aku merasa bersalah sudah membuatnya marah dan cemburu tapi aku sangat bahagia ia merasa cemburu padaku.

Dengan senyuman yang mencapai belakang kepalaku, aku berlari kecil menyusulnya dan berhenti didepannya.

“Kenapa kau tersenyum? Seperti orang bodoh. Minggir,”

Kata-katanya sangat pahit dan nadanya sangat dingin. Tapi hal itu tidak mempengaruhiku.

Aku mencubit kedua pipinya. “Kau sangat lucu,” ucapku kemudian memeluknya erat.
Taeyeon berusaha melepaskan dirinya dari pelukanku tapi aku tidak akan melepaskannya.

“Yah, lepaskan aku,” rengeknya setelah berhenti berusaha. Aku melepaskan pelukanku dan mengeceup keningnya, menatap matanya dalam-dalam.

“Kau tidak perlu cemburu. Yerin hanya model yang lebih muda bagiku dan ia hanya memandangku sebagai fotografer favoritnya. Aku yang seharusnya cemburu melihatmu memberikan minuman yang kau buat pada semua staff pria dan memberikan senyumanmu pada mereka,” ujarku sambil memanyunkan bibir. Ia tertawa.

Syukurlah ia tak marah lagi.

“Aku juga memberikanmu satu. Mereka hanya mendapat segelas minuman sedangkan kau mendapat sarapan juga makan malam denganku tiap hari. Maafkan rasa cemburuku yang berlebihan. Perasaan itu begitu saja mengambil alih diriku,” ucapnya sambil memainkan jari.

Aku tersenyum dan mengangkat wajahnya dengan jariku, mengecup bibirnya dengan lembut. Aku memegang wajahnya yang kini sudah berubah merah lagi.

“Aku tahu. Seandainya kau tahu rasa sayangku pada dirimu sudah terpatri begitu dalam di hatiku dan kau tidak perlu khawatir itu akan hilang. Karena sudah kupastikan tidak akan pernah,” ujarku, memberinya kecupan lembut di bibirnya.

Taeyeon tersenyum dan membalas kecupanku sebelum menarik diri. “So, let’s take a walk?” tanyanya denga penuh senyum, membuatku tertawa.

“Kukira kau sedang tak enak badan?”

Ia menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku sudah merasa lebih baik. Ayo,” jawabnya sambil menarikku masuk kembali kedalam taman.

Aku tertawa. Taeyeon terlalu manis untukku.

Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya dan mengecup kepalanya.
“Aku menyayangimu.”

1345 words counted! Apakah kurang panjang? Ah, padahal udh di translate ke indo masih pendek juga ternyata T.T
Author bakal usaha untuk ngebuat chapternya sepanjang mungkin!

Dan gue rasa gue memanjakan kalian dengan update tiap hari yes......

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Where stories live. Discover now