"Oke, coba pertama kalian berpura-pura Taeyeon sedang sedang melukismu. Kau bisa terus bergerak. Berlagaklah seperti kau sedang benar-benar melukisnya, oke Taeyeon?" Ujar Kyungsoo, memberikan instruksi pada kami. Taeyeon mengangguk dan duduk di kursi yang sudah disediakan, sedangkan aku berjalan beberapa meter dari kanvas namun masih dalam jangkauan kamera. Kyungsoo berkata mulai dan aku hanya berdiri diam disana.

Dari belakang kanvas, Taeyeon mengintipku. "Bisakah kau berpose?" tanyanya.

"Kenapa? Kau kan hanya berpura-pura melukis," jawabku. Dia memutar matanya padaku dan menatapku dengan tatapan mengejek.

"Tapi Kyungsoo tidak akan dapat foto yang bagus jika kau hanya berdiri diam seperti itu! Kau kan juga fotografer seharusnya kau tahu itu!" Omelnya. Tak kupercaya dia mengajariku seperti ini.

Kudengar Kyungsoo tertawa melihat pertengkaran kecil dan tidak penting kami. Aku menghela napasku and mulai berpose. Aku biarkan tubuhku bergerak sendirinya dan tidak memikirkan pose-pose tertentu.

Memang, pada awalnya poseku hanya biasa saja. Memperlihatkan sisi keren dan maskulinku. Tapi Taeyeon langsung tertawa terbahak-bahak melihatku tiba-tiba melakukan pose lapar. Aku ikut tertawa dan melakukan pose konyol lainnya, Kyungsoo yang sedang memotret kami benar-benar hilang dari pikiranku.

"Okay! Sekarang mungkin akan bagus jika kalian melukis di dinding bersama. Jika mau kalian bisa melihat foto-foto yang sudah kuambil sambil menunggu para staff menyiapkan setnya," ucap Kyungsoo.

Menurutku semua fotonya bagus. Namun aku menyukai foto-foto dimana aku berpose konyol. Entah mengapa aku senang melihat senyuman Taeyeon yang terlihat begitu bahagia.

"Set sudah siap. Sana masuk," perintah Kyungsoo sambil menendang pantatku yang tentu saja kubalas dengan tendangan ke kakinya.

Pada saat kami melihat set barunya, terdapat banyak cat kaleng beragam warna dan dua kuas cat. Dindingnya dilapisi dengan kertas besar berwarna putih dan lantainya ditutupi menggunakan plastik transparan.

Aku menengok kearah Taeyeon yang matanya berbinar-binar melihat banyak cat telah menggunakan sarung tangan dan memegang kuas. Aku tersenyum melihatnya dan mengikutinya menggunakan sarung tangan.

"Kalian sudah bisa mulai!" ucap Kyungsoo.


Mendengar hal itu, langsung saja Taeyeon mencelupkan kuasnya ke dalam kaleng cat biru dan mulai mengulaskannya di dinding. Aku tidak tahu apa yang harus kulukis jadi ku ikuti saja apapun yang Taeyeon lakukan.

Aku merasa bosan hanya dengan melakukan itu, karenanya aku iseng mencipratkan kuas ku pada Taeyeon dan dia berteriak kecil. Aku tertawa.

"Yah!"

Taeyeon mencelupkan kuasnya kedalam cat merah, mengulaskannya di dinding dan kemudian mencipratkannya padaku. Aku menutupi wajahku dengan tangan supaya terhindar dari cipratan catnya. Kubalas dengan dengan cat biru yang kemudian dia balas lagi dengan cat hijau.

Perang cipratan cat tersebut terus berlanjut hingga aku memeluknya dari belakang dan mengoleskan kuasku ke pipinya dengan cat warna merah muda. Taeyeon berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukanku dan mengulaskan kuasnya dari jidat hingga daguku. Namun karena ia membelakangiku dan tidak bisa melihat wajahku, secara tidak sengaja catnya masuk kedalam mataku, membuatku melepasnya dan menutup mataku yang terasa perih.

"Ah!"

Taeyeon terkejut mendengar teriakan kecilku dan panik ketika melihatku menutup mataku.

"Baekhyun! Maaf! Kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil memegang kedua pipiku. Aku membuka sebelah mata dan pipiku langsung terasa panas melihat jarak yang ada diantara kami berdua.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon