"Apa barusan itu?" tanyaku.

"Dia kalah taruhan denganku dan kubuat dia bekerja disini selama 3 bulan," jawabnya sambil menyengir puas. Aku tertawa setelah mendengarnya, begitu pun dengan Taeyeon.

"Memang apa yang kalian pertaruhkan?" tanya Taeyeon, masih sedikit tertawa.

"Kami bertaruh apakah aku akan berhasil meniduri gadis cantik yang kutemui di klub beberapa hari yang lalu,"" jawabnya dengan santai. Kontan aku menengok kearah Taeyeon dan tertawa melihat wajahnya yang shock mendengar jawaban Chanyeol.

"Hey! Mengapa kau berbicara tentang itu di depannya? Kau kan bisa berbohong bodoh!" Kataku pada Chanyeol dan dia bersikap acuh tak acuh. "Tapi apakah kau berhasil?" Tanyaku. Tangan kiriku di pukul oleh Taeyeon dan dia melotot padaku. "Apa?" tanyaku tanpa ada rasa bersalah.

"Tidak. Gadis itu langsung menolakku begitu kutawarkan dia minum. Dia berkata aku hanya ingin menidurinya dan dia memang benar. Aku senang aku berhasil membuat Kris memilih ya," ceritanya dan aku tertawa atas kemalangan Chanyeol juga Kris.

"Okay kawan, kurasa aku tak bisa mendengar lebih. Aku akan pergi ke toilet dan melihat-lihat kafe sebentar," pamit Taeyeon sembari bangun dari kursinya. Aku tertawa dan mengangguk. Tak lama setelah Taeyeon pergi, Kris datang dengan dua minuman lagi di tangannya.

"Taeyeon mana?" tanyanya, meletakkan minumanku di meja dan duduk disebelah Chanyeol.

"Toilet," Jawabku sebelum meminum lemon tea yang dibawakan Kris.

"Oh. Jadi?" Kris bertanya padaku.

"Apa?" tanyaku kembali, namun Kris dan Chanyeol justru mentertawakan ku. "Yah!"

"Dasar kau berlagak tidak mengerti apa yang kita maksudkan! Tentu saja bagaimana malam pertamamu?" tanya Chanyeol. Aku hanya memutar mataku padanya dan menggelengkan kepala.

"Semua orang menanyakan hal itu. Ada hal yang disebut dengan privasi jika kau belum pernah mendengarnya. Dan kami belum melakukannya," jawabku.

Mereka hanya menatap dengan tatapan yang tidak percaya. "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanyaku.

"Kau belum? Bagaimana bisa?!" Tanya Kris, seakan-akan tidak melakukan hal itu merupakan sesuatu yang sangat krusial.

"Sebenarnya kami hampir melakukannya. Tapi sesuatu terjadi," jawabku. Mereka menatapku dengan banyak tanda tanya di atas kepala mereka.

"Apa yang terjadi?" tanya mereka bersamaan.

"Dua hari yang lalu aku pulang dan melihatnya mengenakan piama yang menurutku sangat seksi. Aku tidak bisa menahan nafsuku. Aku memaksanya dan Taeyeon memintaku untuk berhenti tapi tentu saja aku tidak mendengarkannya. Tapi tiba-tiba suara Taeyeon berubah gemetar. Saat itu aku langsung berhenti dan melihat wajahnya kosong, benar-benar tanpa ekspresi. Dia juga menahan sakit yang ada dikepalanya. Melihat itu aku benar-benar berhenti dan bahkan tidak memuaskan diriku sendiri setelah ia tertidur," ceritaku pada Chanyeol dan Kris.

Namun, seperti yang sudah kuduga, mereka tidak berempati padaku namun justru tertawa terbahak-bahak. Menarik perhatian pengunjung lainnya.

"Waaah, baek. Kau bisa saja melanjutkannya," ide Kris. Chanyeol tertawa lebih keras dan mereka ber-tos ria satu sama lain.

"Hei, aku tidak sekejam itu! Itu perkosaan! Ya, aku memang hampir memperkosanya tapi untunglah," kataku.

"Sudahlah, mungkin karena ini kali pertamanya dan dia membuat alasan untuk mengundurnya," ucap Chanyeol.

Aku meminum minumanku dan menggelengkan kepala. "Kurasa bukan itu alasannya. Ada sesuatu dimatanya tapi aku tidak bisa menangkap apa pastinya," jelasku sambil menatap para pejalan kaki diluar.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang