"Tentu saja. Mie instan akan selalu enak rasanya! Bahkan bayi baru lahirpun bisa membuatnya," ejeknya dan aku hanya menyengir padanya.

*****
"Taeyeon, kau siap?" tanyanya saat keluar dari ruang lemari, membetulkan ikat pinggangnya. Ia melihatku sedang berada di depan meja rias dan mengambil lipstikku, kemudian memakaikannya padaku. Setelah itu ia membantuku merapikan rambutku yang kubiarkan terurai.

"Sekarang sudah. Bagaimana penampilanku?" tanyaku sambil berdiri menghadapnya.

Ia meletakkan jarinya di dagunya, berlagak berpikir keras. "Lumayan. Ayo berangkat," katanya sambil mengambil kunci mobil dari atas laci.

"Kita sudah sampai," ia memberi tahuku sambil membuka sabuk pengaman.

Saat ia ingin membuka pintu dan turun dari mobil, aku langsung menggenggam tangannya. Baekhyun menolehkan kepalanya padaku. "Kenapa?" tanyanya.

Aku tidak yakin apa yang harus kukatakan tapi aku memiliki perasaan aneh saat ini dan aku tidak menyukainya. Aku hanya terus menggenggam tangannya dan menatap matanya.

"Kau takut?" tanyanya. Aku menggelengkan kepalaku dan melepas genggaman ku.

"Semua akan baik-baik saja. Mereka yang menyuruh kita untuk menikah," hiburnya dan aku mengangguk.

Baekhyun benar. Kenapa aku sangat khawatir? Mereka yang menyuruh kami. Tapi apa arti perasaan aneh ini?

Aku membuka sabuk pengamanku dan Baekhyun membukakan pintu mobil untukku. "Ayo," ajaknya, menggenggam tanganku dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Saat kami memasuki ruang tamu, semua sedang asik mengobrol. Ayahku adalah orang yang pertama menyadari kedatangan kami. "Ini dia pengantin barunya!"

Ayah Baekhyun dan ibu kami menoleh dan kami tersenyum pada merekadan mereka menyuruh kami duduk bersama. Aku memeluk ayahku dan membungkuk hormat pada Ayah Baekhyun. Baekhyun melakukan hal yang sama denganku. Aku mengecup pipi ibu ku dan senyum pada Ibu Baekhyun.

"Jadi, bagaimana kehidupan pernikahan kalian?" tanya ayahku. Aku duduk disamping Baekhyun dan kami menatap satu sama lain.

"Biasa saja, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," jawabku, diikuti oleh anggukan Baekhyun.

"Apa maksudmu? Tentu saja ada yang berbeda! Pada malam hari," ibu berkata sambil terkikik kecil. Aku merasakan darahku mengalir ke pipiku dan terasa pipiku mulai panas. Kurasa pipiku memerah mendengar perkataan ibu.

Semua orang tertawa dan aku hanya melotot pada ibuku yang tertawa bahagia.

"Maaf ibu, tapi kurasa akan belum ada detak jantung ketiga diantara kami dalam waktu dekat," Baekhyun berkata. Aku mengangguk tanda persetujuan.

"Kenapa? Kalian sudah legal untuk melakukannya," Ayah mertuaku bilang. Wajahku terasa semakin panas. Mengapa semua orang membahas hal ini?

Aku terkejut saat menyadari Baekhyun melingkarkan tangannya di pingganggku.

"Kami tahu itu. Taeyeon hanya belum siap dan aku pun yakin kau tidak mau aku memperkosanya kan?" candanya sambil menatapku dengan senyuman indahnya. Aku membalas senyumannya dan memalingkan wajahku karena aku tahu wajahku pasti sudah semerah apel sekarang. "Tapi kami pasti akan memberikan cucu pada kalian, tunggu saja," katanya.

Lupakan senyum manis itu. Dia masih pria mesum.

Aku melotot padanya dan dia mengedipkan sebelah matanya padaku.

Saat kami semua asik berbincang-bincang, pembantu disana mengatakan bahwa makan malam sudah siap. Aku duduk tepat didepan Baekhyun, di sebelah kananku adalah ibu dan disebelah kiriku adalah ayah.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang