Selama berteman, Maura tidak pernah menyombongkan apa yang dia punya. Dia selalu terlihat seperti gadis biasa yang lahir di keluarga biasa. Bergaul dengan orang-orang biasa tanpa pilih-pilih.
Makanya teman-temannya langsung kaget ketika mengetahui kalau ternyata Maura bukan berasal dari keluarga biasa. Papanya yang seorang arsitek kelas atas dan Mamanya yang seorang guru musik para calon bintang, baru sekarang ini diketahui oleh teman-temannya. Prasetyo Ari dan Finda, jika mencari kedua nama tersebut di internet maka fotonya akan langsung muncul bersama orang-orang sukses lainnya.
"Ra, aku nggak nyangka rumah kamu segede ini, lho. Kayak istana!" kata salah satu teman perempuannya tadi dengan logat sunda yang kental dan mata berbinar-binar mengelilingi tiap sudut rumah Maura.
"Bukan rumah aku kok. Rumah Papa aku."
"Atuh sama aja kan ini rumah kamu juga, Ra."
Maura tersenyum. "Yaudah, lagian besar kecilnya rumah kan nggak ngaruh juga, yang penting berapa besar kebahagiaan yang ada didalamnya."
"Ah, mana ada. Kalau rumahnya sempit dan nggak ada AC juga nggak mungkin orang di dalamnya bisa ngeluarin energi untuk ketawa-ketawa tanpa kegerahan, kan? Nggak mungkin juga anak-anaknya harus sedih karna nggak punya air untuk mandi kalau rumahnya ada kolam renangnya kayak begini."
"Masa? Kok kamu bisa seyakin itu?"
Teman perempuannya itu berdecak sambil mengibaskan tangannya ke udara. "Yaaa..., kamu sih nggak pernah ngerasain ada di posisi itu. Setiap orang yang berkecukupan kan memang begitu, pasti nggak pernah percaya dengan semua penderitaan yang orang serba kekurangan rasakan. Mereka selalu berbicara baik tentang kehidupan karena yang mereka rasakan selama hidup memang cuma yang enak-enak aja. Padahal, bagi orang yang kekurangan, hidup nggak sebaik apa yang para orang kaya ucapkan."
"Tapi aku nggak begitu!" bantah Maura karena merasa tersindir.
Maura memang bukan seperti kebanyakan remaja yang lain. Dia berbeda. Dia punya prinsip hidup. Tak mudah tergoyahkan.
Kebanyakan, remaja seusianya mungkin sedang sibuk menikmati masa muda yang katanya hanya terjadi satu kali. Masa putih abu-abu yang katanya setelah lulus nanti bakal bikin kangen. Bahkan terkadang saking senang-senangnya sampai lupa pada tujuan utama; lupa menjadi diri sendiri. Akibat terlalu sibuk menjadi pribadi yang harus menikmati masa remaja ini.
Tetapi Maura bisa membuktikan bahwa dia bukan termasuk ke dalam remaja kebanyakan itu. Tidak suka neko-neko, tidak suka menyombongkan diri, tidak suka membuang waktu, dan tidak suka menganggap rendah oranglain.
Lalu bukan berarti dia remaja pendiam, berkacamata tebal, berkepang dua yang kalau jalan selalu menunduk. Bukan! Dari penampilannya, dia justru terlihat sangat menawan. Wajahnya cantik, tubuhnya semampai, kulitnya putih, rambutnya indah. Kemanapun dia berjalan di area sekolah, banyak yang akan menyapanya. Karena dia adalah gadis yang mudah bergaul dan mau berteman dengan siapa saja.
Dibanding remaja yang lain, Maura lebih bisa berkonsisten menjadi dirinya sendiri, dan tidak mudah terbawa arus negatif sibuk-sibuknya-nikmatin-masa-remaja itu. Untuknya, menjadi diri sendiri adalah satu-satunya yang bisa membuatnya merasa nyaman.
"Maura!"
Panggilan di belakang tubuhnya membuat Maura membalikkan badannya. Sambil tersenyum, cowok yang berdiri di depannya mengulurkan tangan kanannya ke arah Maura. Di tangan kirinya, ada sebuah kotak berbungkus kertas kado berwarna pink.
"Hai, Aris!" Maura menerima uluran tangan itu sambil tersenyum. "Baru dateng?"
Cowok berkacamata bingkai hitam itu mengangguk. Kado yang di bawanya kemudian diberikan kepada Maura. "Selamat ulang tahun, ya," ucapnya. "Itu kado spesial buat kamu."
YOU ARE READING
Hello, Memory! [COMPLETED]
Teen Fiction[DITERBITKAN] Ketika segalanya telah berlalu, kebersamaan menjadi terasa berarti. Cinta yang belum sempat diucapkan, hanya tertelan bersama memori. Keterlambatan menyadari perasaan, kini jadi penyesalan. Dihadapkan dengan beberapa pilihan membua...
Hello, Memory Pertama! [Repost]
Start from the beginning
![Hello, Memory! [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/57194961-64-k900663.jpg)