59 (Flashback cont-2)

Mulai dari awal
                                    

Seharian Veranda habiskan waktunya untuk keluarganya, melayani kedua orang tuanya yang tentunya memilih libur bekerja. Bermain bersama Andela dan Shania, dan tidur dengan keduanya.

"Selamat tidur dua adik kecilku." Ucap Veranda tersenyum pada Andela dan Shania yang sudah terlelap di tempat tidurnya. Mengusap-usap lembut wajah keduanya, yang wajahnya terlihat begitu lelah.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.00 namun Veranda tidak tidur, memilih menulis surat untuk kedua adik kelasnya yang kini terbaring di rumah sakit.

~~~

Hari ini Veranda kuliah, memilih berangkat bersama Naomi yang matanya sembab dan tidak bisa tidak menangis bila melihat Veranda. Berapa kalipun Veranda coba menenangkannya, matanya akan tetap mengeluarkan cairan berasa asin itu.

Veranda kuliah begitu rajin dan serius, tidak seperti biasanya dia juga berinteraksi dan berbicara lebih banyak dengan teman-teman di kampusnya. Makan bersama Naomi dan Haruka di kantin, bercanda di kelas bersama Sendy dan Rica. Dan bersama keempatnya, pergi ke karaoke sepulang kuliah.

Mungkin terlihat aneh, ketika Veranda yang pendiam, jadi banyak menyanyi bahkan mau dangdutan ketika Sendy mengajaknya. Dengan HPnya, Rica merekam hal itu, Veranda seperti sudah tidak punya malu lagi. Sementara si Jepang Haruka, terus-terusan makan, sementara Naomi mulutnya coba tertawa dan tersenyum, tapi otak dan matanya tidak bisa bohong, air mata itu tetap mengalir.

Keesokan harinya...

Di depan pintu rumah Veranda, Deva dan Boby dengan mengenakan seragam lengkap Joifuru menunggu Shania dan Veranda. Tak lama, pintu bergagang emas itu dibuka oleh Shania, di belakangnya Veranda terlihat begitu cerah.

"Aku masih cocok kan ya pake seragam ini?" Tanya Veranda, Deva hanya tersenyum lembut, menahan air matanya.

Seperti sudah mengetahui apa yang terjadi, tidak ada satu murid atau guru yang protes melihat Veranda dan bahkan juga Naomi mengenakan kembali seragam kebanggan SMK mereka itu. Mereka menyapa Veranda, minta foto bersama Veranda, dan sebagainya. Bahkan Joitus terang-terangan mewawancarai Veranda!

Veranda dulu memang idola sekolah, tapi baru kali ini terlihat seperti selayaknya artis.

Sekarang ke 10 orang pemeran utama sudah ada di atap gedung sekolah mereka, mengadakan pesta kecil-kecilan di atas sana. Mempertunjukkan keahlian mereka, menyanyi, menari, acting, menonton film bersama, bermain kartu, seharian penuh serasa Joifuru milik mereka.

"Selamanya, pemandangan dari atas sini jadi favorit aku," Ucap Veranda tersenyum. "Ruang kesenian, tempat aku sama Kak Diasta bikin naskah drama."

Farish dan Deni saling senyum.

"Di perpustakaan, tempat pertemuan 'pertama' aku sama Boby. Di hall, tempat seorang Deva berpidato."

Deva hanya tersenyum tipis.

"Di lapangan tengah, tempat kalian berempat pernah jadi tontonan karena basket." Keempatnya tertawa. "Di kelas itu, waktu Deva sama Farish berantem."

Veranda terus mengulang memori yang ada di kepalanya sambil menunjuk tempat itu satu persatu.

"Disana, kata Shania tempat dia mesra-mesraan sama Boby."

Boby langsung melirik Shania.

"Dan pasti GreMids couple ngintipin sambil fotoin." Keduanya cengengesan. "Dan lurus dari arah sini ada home, tempat yang begitu tenang, yang kalian pake untuk mengabiskan waktu."

Veranda memejamkan matanya.

"Pada akhirnya di tempat ini, Joifuru High School lah, aku akan berpisah dengan kalian semua."

Veranda menatap mereka semua satu-persatu. Semuanya hanya diam.

"Gracia. Nino. Kalian bawa tripod, kan?" Tanya Boby tiba-tiba.

"Bawa kok. Ada di tas." Jawab Hamids.

"Kalau gitu, gimana kalau kita foto semuanya? Rame-rame?" Tanya Boby.

Semuanya mengangguk setuju. Setelah Hamids mempersiapkan kameranya, merekapun berfoto bersama. Sayangnya kurang Elaine dan Michelle disitu.

"Sekarang foto berdua-dua sama Kak Ve. Gimana?" Saran Hamids.

Satu persatu mulai foto dengan Veranda bergantian, tinggal giliran Deva.

"Ve." Sapa pelan Deva.

"Udah ah! Ayo foto, itu kasian Nino nunggu." Ucap Veranda sambil merangkul lengan Deva.

Keduanyapun berpose, senyum Veranda begitu lebar, tapi Deva tidak bisa untuk pura-pura tersenyum.

"Sipp. Lagi Kak Deva? Kak Ve?" Tanya Hamids, Veranda mengangguk, mereka ganti pose. "Cakep. Sekarang foto ciuman, ya." Ucap Hamids, Gracia langsung menyikutnya. "Duh. Gak apa-apa lagi, yang. Kan terakhir."
"Key." Panggil Veranda manja. "Mau, ya." Deva terlihat kaget, Veranda benar-benar berbeda.

Jujur Deva malu walau 'cuman' di depan teman-temannya. Tapi, karena ini permintaan Veranda, dengan ragu, Deva perlahan maju, memiringkan kepalanya, Hamids bersiap mengambilnya dan foto ciuman Veranda dengan Deva diambilnya. Walau Hamids sudah mengambilnya, Veranda masih belum mau melepaskan ciuman diantara mereka. Tanpa terasa, air mata mengalir dari kedua pasangan itu.

"Foto lagi ah. Buat koleksi." Ucap Hamids.

BLETAK!!

Tiba-tiba kepalanya dipukul Farish. Urungkan niatnya.

Joifuru High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang