"Lo itu gak tahu apa-apa soal Boby! Jadi gak usah nilai dia sembarangan!"
"Padahal Boby udah selingkuhin lo! Kok masih aja dibelain, sih? Dan lagi kayaknya bukan gw yang gak tahu siapa Aby. Tapi, elo!" Balas Hanna, membuat Shania semakin kesal.

"Elo-"

"Gw gak asal ngomong, Boby itu- Ah. Kenapa gak lo lihat sendiri di HP gw?"
Dengan wajah yang kesal, Shania langsung melihat isi HP Hanna. Layar HP gadis itu, sedang menampilkan isi percakapan group chat admin Joitus.

"Jadi, lo-"

"Iya. Gak usah kaget." Ucap Hanna terlihat santai.

Tentunya Jeje dan Gaby cuma bisa saling tatap dalam kebingungan.

"Coba lihat daftar membernya, dong."

Jantung Shania berdegup begitu kencang, tangannya entah kenapa gemetaran. Saat mengikuti apa yang dikatakan Hanna, tentunya semua nama dengan kata 'Admin' di depannya. Hanya angka di belakang dan fotonya yang berbeda. Shania memperhatikan satu persatu, hingga di urutan ke-11.

"Bo-Boby? A-Admin Joitus?" Ucap Shania gelagapan, tentunya Jeje dan Gaby juga kaget.

"Gimana? Pacar yang tahu segalanya?" Tanya Hanna dengan nada meledek.

Shania kembali menatap Hanna yang memperlihatkan senyum lebarnya. Kesal, marah, kecewa perasaan Shania campur aduk. HP Hanna yang diremasnya itu, tanpa pikir panjang dilempar Shania ke arah jendela.

PRANG!!

Lemparan Shania itu tidak hanya memecahkan kaca, tapi juga menyalakan alarm tanda bahaya di Joifuru. Dan tentunya membuat HP Hanna yang dilemparnya dari lantai dua menjadi kepingan puzzle di bawah sana.

"Aaaa-" Hanna hanya bisa melongo.

"Makasih. Atas. Infonya." Shania mengambil tasnya dan keluar dari kelasnya.

"Le-lebih baik, gw sama Jeje pulang duluan. Permisi."

Gaby dan Jeje pun langsung pergi dari kelas itu secepat mungkin.

Hanna masih terdiam. Sementara itu Ayana yang selama ini tertidur, akhirnya mengangkat kepalanya.

"Cie. Salah langkah. Cie. Dibanting eh dilempar HPnya." Ucap Ayana dengan nada mengantuk, lalu kembali tidur seperti biasanya.

Sementara itu, Boby seorang diri, melamun di atap gedung 1 Joifuru. Hingga seseorang menepuk pundaknya dari belakang, mencuri perhatiannya. Boby pun melirik sekilas gadis bertubuh kecil yang ada di belakangnya sebelum kembali menatap halaman depan sekolah mereka.

"Kak Boby." Panggil pelan gadis itu. "Kak." Perlahan Boby membalikkan tubuhnya.

"Kenapa Elaine?"

"Ada yang harus kita omongin. Kita harus bicara ke Kak Shania kalau ini salah paham."

Boby hanya menatap Elaine.

"Pasti ada alasan khusus kenapa Kak Boby deketin aku, bukan untuk selingkuh juga bukan untuk-" Elaine terlihat ragu. "Bukan untuk Joitus, kan?"

Boby masih terdiam, dilihatnya Farish ternyata mengikuti Elaine, memperhatikan mereka dari jauh.

"Kak Shania bukan perempuan yang bisa dipaksa."

"Tapi, kita harus ngomong sama dia. Ak-"

"Tenang, kamu bukan orang ketiga. Bukan untuk Joitus. Bukan untuk selingkuh."

Sementara itu, Deva dan Deni yang sedang berdua, sambil mengobrol keduanya menuju home.

"Jadi kapan Shania sama Boby berbaikan?" Tanya Deni sambil memakan jeruknya.

"Entahlah. Shania tipe cewek keras kepala. Cukup susah untuk seorang Boby sekalipun mendinginkan kepala Shania." Jawab Deva.

SREK!

Saat pintu home yang hari ini tidak mereka masuki seharian akhirnya kembali dibuka, pemandangan di dalamnya buat kedua sahabat itu kaget dan tercengang. Jeruk ditangan Deni sampai jatuh.

"Wh-what the?!" Deni masuk duluan ke dalam home.

"Tolong. Cepet panggil Boby sama Farish." Perintah Deva yang langsung menghampiri rak barang mereka yang ada di dalam home.

Deni pun langsung berlari pergi mencari Boby dan Farish yang masih bersama Elaine di atap gedung 1 Joifuru.

"Sebenernya apa yang lo mau deketin Elaine kalau bukan untuk Joitus?" Tanya Farish yang akhirnya menghampiri Boby dan Elaine. "Inget, By! Gw gak akan tinggal diam kalau lo macem-macem sama Elaine."
Boby hanya menatap Farish dalam diam.

"Bisu? Ngomong ANJING!"

"Kak Farish!! Apa-apaan, sih?!"

"Kamu kok bela dia?! Kak Farish cuman gak mau kamu jadi disalahin semua orang!"

"Elaine gak bela siapa-siapa! Elaine ngerti ta-"

"Farish! Boby!" Teriak Deni yang datang dengan ngos-ngosan. "K-home-pink-itu-hah."

"Apaan, sih?" Kesal Farish.

Tanpa kata Deni menarik Boby dan Farish tinggalkan Elaine. Deni terus menarik Boby dan Farish hingga ketiganya tiba di home.

"Apa-apaan sih, Nob?!"

Deni hanya menunjuk ke dalam home. Betapa terkejutnya Boby dan Farish saat melihat home mereka menjadi berantakan, kotor, penuh coretan, sampah dan berubah menjadi serba pink.

"Si-siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Farish tidak percaya.

"Lebih baik kita pulang dulu aja."

Deva menarik ketiga sahabatnya untuk pergi dari home.

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now