“Kak Ve.” Sapa Farish lembut.

Veranda menatap sekilas Farish.

“Farish maaf. Kak Ve permisi dulu.” Veranda bangkit dari duduknya meninggalkan Farish.

Farish hanya bisa diam menatap kepergian kakak kelasnya itu. Tidak berani untuk mencegah kepergian Veranda.

Keesekonnya harinya, Deni kembali masih sendirian di home, kembali memandangi langit yang masih meneteskan rintik air hujannya. Pintu home yang bergeser, buyarkan lamunannya. Namun, Deni tidak ingin berharap dan tetap memandangi halaman depan yang kosong itu.

“Kenapa disaat tinggal sedikit lagi, gw malah gak bisa berbuat apa-apa?!” Kesal Farish setelah dia duduk dan menatap langit-langit home.

Deni pun menengok. “Farish??”

“Lo tahu Nob, padahal gw mau nembak Kak Ve. Eh Kak Ve malah bilang dia pacaran sama Deva.” Deni hanya bisa diam mendengarkan. “Deva gak pernah bilang apa-apa soal dia sama Kak Ve. Apa gw akan nyerah gitu aja? Jawabannya gak.”

Diam. Keduanya hanya terdiam, larut dalam lamunan masing-masing. Sampai pintu home kembali bergeser dan Boby masuk ke dalamnya.

“Boby? Akhirnya! Ahh! Tinggal K! Dimana si K?” Tanya Deni girang pada Boby, yang hanya diam menatap Deni lalu Farish.

“Lebih baik gw pergi.” Ucap Farish menatap sekilas Boby lalu keluar dari home.

Deni meremas-remas rambutnya dan memukuli kepalanya sendiri.

“Huaah!! Deni bego!! Udah tau K sama Farish-”

“Apa Farish ngomong sesuatu?”

Deni terlihat berpikir. “Hmm. Sampai kapan kita gini?” Tanya Deni balik yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Boby.

“Sampai Deva dan Farish bicara empat mata dan menyelesaikan semuanya.”

Semenjak itu Naomi merasa jadi aneh bila tidak sengaja bertemu dengan Deva, Farish, Boby dan Shania di sekolah. Terlebih jika bertemu Veranda. Ada rasa tidak enak di hatinya.

Hingga suatu sore, disaat murid-murid Joifuru sebagian besar sudah pulang sekolah. Veranda meminta Naomi untuk menemuinya di taman sekolah mereka.

“Ve, sebelumnya gw mau minta maaf. Soal di kafe waktu itu, gw sama Deva-”

“Gak apa-apa kok, Mi.” Veranda memotong ucapan Naomi yang bingung itu.

“Gak apa-apa, gimana?”

“Mungkin ini salah aku. Ini gak bakal terjadi kalau aku gak terus-terusan berdua Farish”

“Terus-terusan?? Hoh. Jadi kalian berdua udah sering bareng di belakang aku?” Tanya Deva yang sedari tadi mendengar pembicaraan Veranda dan Naomi.

Kedua gadis itu langsung membalikkan tubuh mereka. “Deva?” Kaget keduanya bersamaan.

“Pantes di telepon susah, chat seadanya, diajak ketemuan di sekolah udah ogah-ogahan.” Veranda hanya diam menunduk, Naomi menatap keduanya bergantian. “Kamu jahat Ve, padahal aku percaya sama kamu, jadi yang dibilang Joitus itu bener? Ohh atau lebih parah? Ya, terserah. Aku gak peduli lagi.” Lanjut Deva lalu berjalan pergi.

“Tu-tunggu Deva!!” Naomi mengejar Deva dan menggenggam tangan pemuda itu.

“Kenapa Kak Naomi?”

“Kamu bilang mau bicara sama Ve, kan? Ini saatnya.”

“Gak lagi Kak. Udah gak ada yang perlu dibicarain.”

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now