Menceritakan seorang anak muda, ia bernama Zenn Amato. Dia hanyalah orang biasa, dan mencari pekerjaan di tempat kakek nya yang bernama zuno. Namun, malam itu akan merubah hodupnya. Karena, sesuatu dari langit jatuh dan itu bukan meteor melainkan ro...
Novel: Zenn Elemental Chapter 14 - Halilintar Merah yang Terbangun
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah berhasil menghancurkan kapal Zuzu, Zenn menuruni bukit dengan napas teratur sambil menggendong Xrobon yang masih setengah rusak. Aura halilintar merah perlahan padam, kembali pada bentuk Zenn yang biasa.
Ia menyelinap masuk ke desa lewat jalan belakang agar tidak menarik perhatian, lalu berlari menuju rumah kakek.
Di teras rumah, Fauzan duduk sambil menggoyang-goyangkan kaki, wajahnya cemas sejak tadi menunggu.
Begitu melihat Zenn datang dari kegelapan, Fauzan langsung berdiri. "ZENN! Kau lama banget! Aku kira kau-"
Zenn tersenyum lelah, "Santai, Fauzan. Aku selamat. Dan... aku punya sesuatu untuk ditunjukkan."
Ia mengangkat jam elemental di pergelangan tangannya. Logo warna kuning petir yang biasa... kini berubah menjadi petir merah berkilau.
Fauzan ternganga. "Wiiiih! Bisa ke tahap 2?? Gila... gila... kau jadi kayak superhero beneran!"
Zenn mengangguk dengan bangga. "Tadi... aku berubah tanpa sadar. Kekuatan petirku berubah jadi halilintar."
Tiba-tiba, benda di tangan Zenn bergetar. Xrobon bangun perlahan, lampu matanya berkedip.
"Ugh... sistem reboot... selesai," kata Xrobon sambil mengontrol ulang tubuhnya yang masih gosong di beberapa bagian.
Ia menatap Zenn dan Fauzan.
"Benar apa yang dikatakan Zenn. Elemen petir kini sudah memasuki Tahap 2, dan nama resminya berubah menjadi Halilintar."
Fauzan menaruh tangannya di bahu Zenn. "Bro... itu keren banget."
Xrobon kemudian melanjutkan, "Namun, elemen angin dan tanah belum bisa mencapai tahap 2. Kalian masih butuh pengalaman dan energi lebih untuk membangunkannya."
Zenn mengangguk mengerti. "Jadi... elemenku akan meningkat satu per satu gitu ya?"
"Betul," kata Xrobon. "Setiap elemen memiliki syarat pertumbuhan berbeda. Tapi ingat Zenn... Tahap 2 bukan sekadar kekuatan baru."
Ia menatap jam di tangan Zenn dengan serius.
"Itu artinya bahaya yang akan datang juga naik ke tahap berikutnya."
Zenn menelan ludah. "Bahaya... seperti apa?"
Xrobon menjawab pelan,
"Kini musuh yang mengincar jam elemental... tidak hanya alien seperti Zuzu."
Keheningan malam terasa makin tebal. Fauzan menatap Zenn, wajahnya mulai tegang.
Namun Zenn hanya tersenyum tipis dan berdiri tegak. "Kalau bahaya datang... kita hadapi sama-sama."
Xrobon, yang mulai bisa terbang lagi, mengangguk setuju.
Malam itu, kekuatan baru Zenn resmi lahir- dan petualangan mereka baru saja memasuki level berikutnya.
TO BE CONTINUED... Next chapter: Markas baru sang buronan.
Makasih ya udah baca novelnya.. di tunggu yaa chapter selanjutnya.. babayy everyone 🤗