Chapter 11

1 0 0
                                        

Novel: Zenn Elemental
Chapter 11 – Hari Pertama dan Sosok Bernama Vino

Keesokan paginya, Zenn bangun lebih awal. Ia mengenakan seragam sekolah desa untuk pertama kalinya. Xrobon menyamar menjadi bola sepak di dalam tasnya, dan Zenn berangkat dengan campuran rasa gugup dan semangat.

Sesampainya di sekolah, ia langsung menemukan hal yang membuatnya lega:
Viola, Vina, dan Fauzan ternyata satu kelas dengannya.

“Zeeenn! Sini duduk!” panggil Fauzan sambil melambaikan tangan.

Zenn duduk bersama mereka, tapi suasana mendadak berubah begitu seorang anak laki-laki masuk ke kelas. Rambutnya sedikit acak-acakan, wajahnya datar, dan sorot matanya tajam seperti menilai semua orang.

Anak itu berjalan melewati Zenn tanpa bicara apa pun. Hanya menoleh sekilas, lalu pergi begitu saja.

Zenn mengernyit. Kenapa dia liatin aku begitu?

Belum sempat ia bertanya, masuklah guru mereka, Pak Gutor, seorang pria berkumis tebal yang terkenal tegas tapi baik hati.

“Selamat pagi, murid-murid!” serunya.

“Selamat pagi, Pak!” seluruh kelas menjawab serempak.

“Hari ini kita mulai dengan sesi perkenalan. Satu per satu maju ke depan,” kata Pak Gutor.

Para murid mulai memperkenalkan diri. Viola dengan senyum manisnya, Vina dengan percaya diri, Fauzan dengan gaya kocaknya.
Hingga akhirnya giliran anak misterius tadi.

Ia berdiri dengan tenang dan berkata pendek,
“Nama saya Vino.”

Tidak ada tambahan apa pun. Hanya itu.

Saat Vino kembali ke tempat duduk, Zenn merasakan tatapan tajam itu lagi. Ada sesuatu yang membuatnya merasa seolah Vino sedang membaca dirinya.

---

Jam istirahat – Kantin sekolah

Zenn dan Fauzan makan bersama sementara Viola dan Vina duduk di meja dekat mereka.

Tiba-tiba, tanpa aba-aba, Vino datang dan duduk tepat di depan Zenn. Anak itu menatap Zenn beberapa detik… sebelum akhirnya tersenyum kecil.

“Hai. Zenn, kan?”

Zenn, sedikit waspada, mengangguk. “Iya.”

Vino mengulurkan tangan.
“Aku Vino.”

Zenn menyambut salaman itu.
“Tadi aku lihat kau di kelas. Salam kenal.”

Fauzan yang ada di sebelah Zenn langsung menyodorkan tangan juga.
“Salam kenal, bro! Aku Fauzan.”

Yang mengejutkan, Vino langsung tertawa kecil dan membalas salaman itu dengan ramah.

Tak disangka, dalam beberapa menit saja Fauzan dan Vino langsung akrab—walau tadi sempat saling pandang sinis. Zenn hanya bisa heran melihatnya.

Orang ini… aneh. Tapi rasanya dia bukan orang biasa.

Tanpa mereka sadari, dari dalam tas Zenn, Xrobon yang menyamar sebagai bola sepak pelan-pelan menyala samar.

Seperti memberi tanda…

Bahwa Vino mungkin punya peran besar dalam perjalanan kekuatan Zenn ke depan.

TO BE CONTINUED...
Next chapter: Penculikan Xrobon

terima kasih udah baca novelnya..
di tunggu yaa chapter selanjutnya..
babayy everyone..🤭👋🏻

~{ZENN ELEMENTAL}~ (Released daily)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz