Menceritakan seorang anak muda, ia bernama Zenn Amato. Dia hanyalah orang biasa, dan mencari pekerjaan di tempat kakek nya yang bernama zuno. Namun, malam itu akan merubah hodupnya. Karena, sesuatu dari langit jatuh dan itu bukan meteor melainkan ro...
Novel: Zenn Elemental Chapter 13 - Halilintar Merah Zenn
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Begitu Zenn mendarat di dalam kapal, pintu menutup otomatis dengan suara "clang!" yang menggema. Di luar, Fauzan hanya bisa menatap kapal itu terbang makin jauh.
Zenn kini sendirian.
Ia berlari menyusuri lorong-lorong kapal yang dingin dan penuh cahaya merah. Tapi baru beberapa langkah, lengan-lengan besi muncul dari dinding dan menjepitnya.
"Wah! Eh-jangan tarik bajuku! Ini seragam baru!" Namun takdir berkata lain. Zenn pun tertangkap dan diikat pada sebuah kursi logam.
---
Tak lama kemudian, Brow muncul sambil... memegang balon merah.
Zenn langsung pucat. "A-Astaga... jangan dekatkan itu!!"
Kepiting robot itu menggeleng-geleng seperti bingung. "Kenapa manusia kecil takut balon?"
Lalu akhirnya muncullah sang dalang: Zuzu. Dengan jubah berkibar, ia mendekat dan memperkenalkan diri,
"Hei kau, anak kecil. Namaku Zuzu."
Zenn, dengan muka cuek, menjawab, "Oh... Zazu."
Zuzu langsung memijat dahinya. "Haaaih! Zuzu! Jangan tukar nama orang! Aku bukan flamingo!"
Zenn tertawa kecil. "Hehe, s-sorry... aku tau kok, cuma iseng."
Zuzu mendecak kesal lalu memberi perintah, "Brow, dekatkan balon merah itu ke wajahnya."
Zenn panik. "Tidak! Jangan aaaa-"
BZZZZTTTT!!
Tanpa disadari, jam di tangan Zenn menyala merah menyala. Petir mengelilingi tubuhnya, tapi kali ini bukan kuning- melainkan merah darah.
Mode baru terbuka:
Zenn Petir - Tahap 2: Halilintar Merah
Saat aura itu meledak, tali-tali logam langsung hangus terputus.
Zenn berdiri perlahan dengan mata merah menyala. Zuzu dan Brow gemetar hebat.
"A-a-apa itu...?" "B-boss, dia mutasi!!"
Brow bahkan sambil nangis berkata, "H-Heii... kita teman kan??"
Aura merah berhenti seketika. Zenn kembali ke ekspresi polosnya. "Oh... iya juga ya. Kita pernah ketemu."
Tapi ketika ia menoleh ke kanan... Ia melihat Xrobon diikat, tubuhnya rusak, lampu matanya redup.
Sekejap, ekspresi Zenn berubah total.
Tatapannya menjadi dingin. Petir merah memanjang menjadi sebuah pedang halilintar.
"Yang ini... untuk Xrobon."
Dengan satu ayunan- BRAAAAKK!!
Zuzu dan Brow terkena sambaran petir merah dan langsung gosong seperti roti bakar. Zenn tidak membunuh mereka, tapi cukup untuk membuat keduanya tidak berkutik.
Ia memotong tali robot kecil itu. "Xrobon! Aku bawa kau pulang!"
Sambil menggendong Xrobon, Zenn berlari keluar kapal. Ia mengayunkan pedang halilintarnya sekali lagi-
SLAAASSHHH!!
Separuh kapal terbelah, sirkuitnya meledak, dan pesawat itu jatuh menghantam tanah dengan ledakan besar.
Zenn melompat turun membawa Xrobon, mendarat dengan aman meski tubuhnya masih dikelilingi kilatan merah.
Ia belum paham kekuatan apa yang baru bangkit dari dalam dirinya... tapi satu hal pasti:
Ini baru awal dari kekuatan halilintar merah yang menakutkan.
TO BE CONTINUED... Next chapter: Halilintar merah yang terbangun