Hingga akhirnya, dia tiba di puncak bukit.

Di sana, pandangan Chanyeol langsung tertuju pada sebuah pohon besar di ujung bukit, tempat yang selalu dia datangi. Pohon itu sudah seperti sahabat bisu, saksi dari setiap kesepiannya selama setahun terakhir ini.

Setiap kali datang, Chanyeol akan duduk di sana, berdiam diri berjam-jam sambil memandang jauh ke arah kota di bawah bukit. Dalam kesunyian itu, dia selalu membayangkan Baekhyun berada di sisinya, duduk tenang menatap pemandangan yang sama.

Bayangan itu terasa begitu nyata, seolah Baekhyun benar-benar menemaninya setiap kali dia datang.

Hari ini pun sama.

Chanyeol berdiri terpaku sejenak, dengan senyum kecil yang perlahan muncul di wajahnya ketika imajinasi tentang Baekhyun kembali hadir di hadapannya. Tanpa ragu, dia melangkah mendekat dan duduk di samping bayangan itu.

Dengan hati-hati, dia meletakkan setangkai bunga di tanah di antara mereka, kemudian kembali menatap lurus ke depan.

Kota di bawah bukit terbentang indah di hadapannya. Senyum itu masih bertahan, meski di baliknya tersimpan luka yang sulit dia sembunyikan.

"Kamu udah di sini aja..." gumamnya lirih, seolah berbicara pada sosok Baekhyun dalam pikirannya.

Dia menoleh sekilas ke arah bayangan itu.

"Ini salju pertama kita... andai kamu masih hidup..."

"Aku masih hidup..."

Tiba-tiba, sebuah suara lembut memecah keheningan.

Seketika, Chanyeol membelalak kaget dan menoleh cepat ke arah suara itu. Seluruh tubuhnya mendadak kaku, napasnya tercekat, dan jantungnya berdegup tidak karuan, seolah ingin meloncat keluar dari dadanya

"Maaf ya... buat kamu nunggu lama..." suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas.

Mata Chanyeol melebar penuh keterkejutan, menatap sosok Baekhyun disampingnya. Dengan refleks, dia bergeser mundur, berusaha menjauh.

Namun, Baekhyun justru semakin bergerak pelan mendekat, menutup jarak yang ada di antara mereka.

Melihat itu, membuat Chanyeol memberanikan diri untuk bangkit dari duduknya. Baekhyun pun ikut berdiri di hadapannya dengan senyum kecil yang muncul diwajahnya.

Tanpa ragu, dia meraih kedua tangan Chanyeol dengan lembut.

"Aku di sini, Chanyeol... aku masih hidup..."

"E-enggak..." gumam Chanyeol lirih sambil menggeleng pelan.

Air matanya mulai mengalir tanpa bisa dia kendalikan. Dadanya terasa sesak, kepalanya berdenyut hebat, seolah tubuhnya menolak menerima kenyataan ini.

Di detik berikutnya, tanpa peringatan, Baekhyun menariknya ke dalam pelukan erat sambil menangis tersedu. Pelukan itu mengungkapkan segalanya, kerinduan yang selama ini dia pendam.

"Chanyeolla... aku kangen banget sama kamu...hiks..." isaknya pelan.

Tubuh Chanyeol bergetar hebat, campuran antara keterkejutan dan kebahagiaan yang meluap. Perlahan, dia memberanikan diri membalas pelukan itu, merasakan hangatnya tubuh Baekhyun yang nyata di dalam dekapannya. Pelukan mereka semakin erat, air mata mengalir dan bercampur di pipi masing-masing.

Saat akhirnya pelukan itu terlepas, Baekhyun menggenggam tangan Chanyeol, mengelusnya lembut sambil tersenyum manis. Sedangkan Chanyeol, hanya menatapnya penuh kebingungan.

"K-kamu...a-aku...a-aku..." ucapnya terbata.
Baekhyun tersenyum kecil saat melihat

kebingungan Chanyeol yang justru terlihat lucu.

"Hei...tenang dulu, hm?" katanya lembut, sambil mengusap pipi Chanyeol dengan ibu jarinya, berusaha menenangkannya. "Aku masih hidup, Chan. Panjang ceritanya, tapi... Jaehyun hyung sengaja bilang kalau aku meninggal, karena dia masih marah sama kamu. Dan setahun ini aku jalani pemulihan penuh di luar negeri"

"Ka-kamu be-beneran nyata?" tanya Chanyeol, suaranya bergetar.

Baekhyun terkekeh kecil, senyumnya melembut.

"Kalau aku nggak nyata," katanya pelan sambil menggenggam tangan Chanyeol sedikit lebih erat, "mana mungkin aku bisa nyentuh kamu?"

Tanpa disangka, Chanyeol tiba-tiba jatuh berlutut di depan Baekhyun, bahkan sampai menunduk begitu dalam sambil memeluk kakinya erat. Isakannya pecah, tubuhnya bergetar hebat dan air matanya mengalir deras, membasahi pipinya.

"Maafin aku, Baekhyun... maafin aku... hiks...aku minta maaf atas semua kesalahanku dimasalalu... hiks... a-aku minta maaf..."

Baekhyun sontak membelalak, sama sekali tidak pernah terlintas di pikirannya Chanyeol akan bersujud di depannya. Rasa kaget bercampur panik membuatnya segera membungkuk, berusaha menarik Chanyeol untuk berdiri.

"Chan, jangan gini... aku udah maafin kamu"

Namun Chanyeol menggeleng cepat. Dia terus mengulang kata maaf berkali-kali, seolah penyesalannya tidak pernah cukup untuk diucapkan.

"Aku minta maaf... aku minta maaf..."

"Hiks.."

Setelah beberapa kali berusaha menariknya, akhirnya Baekhyun berhasil membuat Chanyeol duduk di hadapannya.

Namun, begitu mereka berhadapan, Chanyeol meraih tangan Baekhyun dan menempatkannya di pipinya.

"Tampar aku Baek... hukum aku atas semua kesalahan ku di masa lalu. Aku tau, dengan ini aja gak akan cukup buat nebus semuanya...tapi i-"

"Enggak, Chan..." potong Baekhyun cepat sambil menggeleng pelan. "Aku udah maafin kamu. Aku udah lupain semuanya. Kamu juga harus bisa lupain itu..."

Chanyeol menggeleng cepat, matanya membesar.

"Tampar aku, Baek..." katanya lagi, lebih tegas.

Baekhyun kembali menggeleng, menahan diri.

"TAMPAR AKU, BAEK! TAMPAR AKU, BAEKHYUN! TAM-"

PLAK!

Ucapan Chanyeol terhenti saat tangan Baekhyun menampar pipinya dengan tegas, membuatnya terdiam seketika dan suara tangisnya terhenti sejenak.

"Makasih..." ucap Chanyeol lirih.

"Ma-maaf..." jawab Baekhyun dengan suara bergetar, menyesali harus melakukan itu, meski demi membuat Chanyeol sadar.

Lalu, tanpa ragu, dia segera menarik Chanyeol ke dalam pelukannya. Pelukan yang erat dan hangat.

"Aku udah maafin kamu, Chan... udah dari lama... jadi tolong jangan kayak gini..." bisiknya lembut.

"Hiks... maaf...ma-maafin aku...Bae-Baekhyun..."

Chanyeol hanya bisa menangis tersedu-sedu, meluapkan semua rasa bersalah dan penyesalan yang selama ini terpendam di pelukan Baekhyun. Sementara itu, Baekhyun terus menenangkan, mengelus punggungnya dengan lembut.

Beberapa saat kemudian, pelukan mereka perlahan terlepas. Baekhyun menangkup kedua pipi Chanyeol, menghapus sisa air matanya dengan jari lembutnya, sambil menatapnya penuh kasih.

"Maafin aku... hiks... ma-"

Cup!

Ucapan Chanyeol terpotong oleh ciuman tiba-tiba dari Baekhyun. Awalnya Chanyeol hanya diam, namun perlahan, dia mulai larut dalam ciuman itu.

Hanya ada kehangatan, kelegaan, dan cinta yang selama setahun tertahan, akhirnya bebas menyalurkan semua rindu yang menumpuk.

Di tengah keheningan bukit yang diselimuti salju, ciuman itu terasa hangat seakan dunia hanya milik mereka berdua.

Akhirnya...

Semua drama, rasa bersalah, dan penantian panjang yang mereka lalui menemukan penutupnya.







Main Story - END 💫 (Epilogue in Next Chapter)








-----

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now