🤍
🖤
🤍
{ "Kenapa? Kamu butuh sesuatu?" }
HAPPY READING!
~ ~ ~
Baekhyun tidak menjawab.
Dia perlahan meraih kotak P3K yang masih ada di tangan Chanyeol dan meletakkannya di pangkuannya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia meraih lengan Chanyeol dan mulai membersihkan luka di sana.
Gerakannya hati-hati, lembut, setiap sentuhan seolah membawa permintaan maaf tanpa suara. Ada rasa canggung di antara mereka, tapi juga ketulusan yang jelas terasa. Dia bergerak perlahan, takut menyakiti lebih dari yang sudah terjadi.
Keheningan memenuhi ruangan, hanya terdengar suara napas mereka yang pelan dan ritmis.
Sampai tiba-tiba, air mata mulai mengalir di pipi Baekhyun.
Tanpa isak, tanpa suara, hanya mengalir begitu saja. Dada Baekhyun terasa sesak, seperti beban yang menghantamnya secara tiba-tiba. Rasa bersalah menghimpitnya, entah untuk apa, tapi cukup kuat untuk membuat air matanya tidak tertahan. Kepalanya menunduk, bahunya bergetar halus, dan isaknya akhirnya terdengar pelan, mengisi ruang yang sebelumnya sunyi.
Chanyeol menatapnya dalam diam, tanpa kata-kata, hanya tatapan lembut yang tidak pernah lepas dari Baekhyun. Perlahan, dia mengangkat tangannya, menyentuh dagu Baekhyun dengan lembut, mendorongnya sedikit ke atas agar wajah mereka sejajar.
Tatapan mereka bertemu.
Dengan lembut, Chanyeol mengusap air mata yang menetes di pipi Baekhyun, ibu jarinya menyentuh kulit putih dan sedikit pucat itu dengan penuh perhatian.
"Kenapa, hm?" bisiknya lembut, hangat, seolah ingin menenangkan semua ketakutan yang masih bergelayut di mata Baekhyun.
Baekhyun hanya menatapnya.
Matanya masih basah oleh air mata yang tidak kunjung berhenti mengalir. Pipi pucatnya memerah lembab oleh tetesan itu.
Perlahan, dengan gerakan hati-hati, dia menggenggam tangan Chanyeol yang terluka dengan kedua tangannya. Genggaman itu erat, seolah ingin memastikan tidak akan terlepas. Jari-jarinya bergerak pelan, mengelus permukaan kulit yang sedikit berdarah, seakan berusaha menenangkan luka itu dengan sentuhan lembutnya sendiri.
"Ma-maaf... hiks..." ucapnya lirih, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan.
Chanyeol tetap menatapnya dalam diam, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Senyum tipis terukir di wajahnya, hangat dan menenangkan.
"Hei... It's okay," bisiknya lembut, tangannya masih menahan sentuhan Baekhyun.
Perlahan, dia menyeka sisa air mata di pipi Baekhyun, gerakan tangannya lembut, penuh perhatian, seolah takut menyakiti sedikit pun.
"Jangan nangis, hm?" lanjutnya pelan.
Keheningan mengisi ruang di antara mereka. Waktu seolah berhenti, menyisakan hanya mereka berdua, tanpa dunia luar yang mengganggu.
Beberapa detik kemudian, Baekhyun mengangguk pelan.
Gerakannya kecil, hampir tidak terlihat, tapi cukup jelas untuk menunjukkan bahwa ketakutannya perlahan mereda. Dia menunduk, mengalihkan pandangan ke lengan Chanyeol.
BINABASA MO ANG
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
