🤍
🖤
🤍
HAPPY READING!
~ ~ ~
Park Groub adalah salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan, yang dulunya dipegang oleh Park Siwon dan kini dialihkan kepada putra pertamanya.
Park Chanyeol.
Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang industri, mulai dari teknologi, properti, hingga hiburan, menjadikannya salah satu konglomerat paling berpengaruh di negeri ginseng.
Di sebuah ruangan luas bernuansa minimalis modern, seorang pria duduk di balik meja kerjanya. Cahaya matahari sore menembus jendela besar di belakangnya, memantulkan kilau lembut di permukaan meja kerja berlapis kaca tebal. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah ketikan keyboard, ritme monoton yang menegaskan betapa sibuknya pria itu.
Dialah...
Park Chanyeol
Tatapannya terfokus pada setiap angka dan laporan di layar laptopnya, seolah tidak ada yang bisa mengganggu perhatiannya. Dengan jas hitam yang tersampir di punggung kursi dan dasi yang sedikit longgar, dia tampak seperti eksekutif muda yang sudah terbiasa menghadapi tekanan kerja.
Namun, kesunyian itu tidak bertahan lama.
Pintu tiba-tiba terbuka tanpa aba-aba, menimbulkan suara yang cukup keras hingga mengusik konsentrasinya. Seorang pria melangkah masuk dengan percaya diri, tanpa ragu langsung berjalan mendekati meja Chanyeol.
Tanpa banyak basa-basi, dia melemparkan beberapa dokumen ke atas meja dengan sedikit kasar.
"Pilih," ucapnya singkat dan tegas.
Dia adalah...
Park Mingyu.
Asisten pribadi sekaligus adik dari Park Chanyeol.
Chanyeol hanya menghela napas dan menatap Mingyu dengan tatapan malas.
"Udah gue bilang berkali-kali, gue gak butuh sekretaris."
Mingyu menyilangkan tangan di dadanya, ekspresinya menunjukkan bahwa dia sudah bisa menebak jawaban itu.
"Terus lu mau ngandelin gue buat semua kerjaan?"
"Sendiri juga bisa gue."
"Sok banget lu. Bangun aja kalau gak gue bangunin, mana bisa lu pagi-pagi ke kantor." Mingyu terkekeh kecil sambil menunjuk tumpukan dokumen yang tadi dia lempar. "Itu ada tiga kandidat sekretaris. Salah satu wajib lu pilih."
Chanyeol menghela napas lagi, kali ini lebih panjang.
"Pilih aja sesuka lu."
Alis Mingyu terangkat tinggi, matanya menyipit menatap kakaknya dengan curiga.
"Seriusan nih? Kalo gue yang milih, lu harus terima. Gak ada protes. Janji?"
Chanyeol hanya mengangguk singkat tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.
"Oke," sahut Mingyu dengan senyum penuh arti.
Dia pun segera mengambil kembali dokumen yang tadi dia lempar, lalu berjalan santai menuju sofa yang tidak jauh dari tempat Chanyeol duduk.
Tanpa banyak pikir, Mingyu menjajarkan tiga berkas itu di atas meja panjang di depannya. Dengan mata terpejam, tangannya menyentuh satu per satu berkas itu, bergerak acak seakan-akan sedang melakukan ritual sakral. Dia bahkan memutar tangannya beberapa kali sebelum akhirnya berhenti pada salah satu dokumen.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
