CHAP ~ 18

106 13 0
                                        

🤍

🖤

🤍

HAPPY READING!

---

Matahari telah tenggelam sepenuhnya, digantikan oleh cahaya bulan yang menandakan malam telah datang sejak beberapa jam lalu. Namun, suasana di apartemen tetap terasa ganjil, sepi dan berat, seperti ada sesuatu yang menggantung di udara.

Sejak tadi, Chanyeol terus mondar-mandir di ruang tengah.

Entah sudah berapa kali dia melintasi ruangan yang sama, dengan napas memburu dan pandangan terpaku pada ponsel di tangannya. Layar itu tetap gelap tanpa satu pun notifikasi masuk, baik dari Baekhyun maupun Mingyu.

Ada perasaan tidak enak yang terus menggelayuti sejak pertengkaran siang tadi. Emosi awal yang hanya berupa kekesalan kini berubah menjadi kegelisahan yang menusuk dada.

Beberapa kali dia mencoba menelepon Baekhyun, semuanya berakhir di voicemail. Sementara Mingyu, yang biasanya cepat merespons, kini sama sekali tidak bisa dihubungi.

Chanyeol mencoba menenangkan diri, tapi sia-sia.

Langkahnya yang gelisah membawanya ke dapur, membuka kulkas hanya untuk menutupnya kembali tanpa mengambil apa pun. Dia kembali ke ruang tengah, berdiri di depan jendela, menatap keluar ke arah gelapnya malam tanpa benar-benar melihatnya.

Lagi-lagi, dia mengecek ponselnya, lalu mencoba menghubungi Mingyu yang kesekian kalinya.

Namun...

Tetap tidak ada jawaban.

Dengan frustrasi, Chanyeol mengacak rambutnya dan meraih hoodie hitam yang tergeletak di sofa.

"Gue harus cari mereka..." gumamnya pelan.

Baru saja tangannya menyentuh kenop pintu...

Ceklek!

Suara datang dari arah sebaliknya.

Pintu terbuka dari luar.

Dan berdirilah seseorang di ambang pintu.

Mingyu.

Namun bukan dalam kondisi yang Chanyeol harapkan.

Penampilannya kacau.

Sangat kacau.

Nafasnya memburu, rambutnya sedikit acak-acakan.

Wajahnya penuh luka memar, beberapa masih basah oleh darah segar, sementara sisanya mengering di kulitnya.

Pakaiannya juga sedikit robek, membuatnya semakin terlihat kacau.

Chanyeol sontak melangkah cepat dan memegang bahu Mingyu dengan tangan yang sedikit bergetar.

"Ke-kenapa... ba-banyak darahnya gini...?"

Namun, sentuhan itu langsung ditepis kasar oleh Mingyu.

Dia hanya menatap Chanyeol sejenak, lalu berjalan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Chanyeol berdiri mematung, menatap Mingyu yang melangkah perlahan menuju kamarnya dengan langkah yang terlihat berat.

Dan...

BRAK!

Pintu kamar Mingyu tertutup dengan keras, meninggalkan gema yang membuat seluruh ruangan terasa lebih dingin dari sebelumnya.

Chanyeol masih berdiri di tempat, terpaku beberapa detik. Otaknya mencoba mencerna semuanya, tapi pikirannya justru melayang ke mana-mana.

"Ada yang gak beres... gue harus cek"

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now