CHAP ~ 6

179 20 0
                                        

🤍

🖤

🤍

HAPPY READING!


~ ~ ~


Setelah keluar dari kamar Chanyeol, Baekhyun menghentakkan kakinya keras-keras di lantai dapur. Rasa kesal dan malu bercampur jadi satu, sampai membuat napasnya terdengar berat.

"Merinding banget rasanya..." gerutunya, masih dengan wajah yang memanas.

Tanpa benar-benar memikirkan apa pun, Baekhyun langsung melangkah menuju kulkas. Dia membuka pintunya sedikit kasar, matanya menyapu isi dalamnya dengan cepat, melihat sekilas tanpa benar-benar fokus. Tangannya bergerak otomatis, mengambil beberapa bahan sederhana tanpa pikir panjang.

Tidak ingin membiarkan dirinya tenggelam dalam pikiran aneh tentang Chanyeol, Baekhyun segera menyalakan kompor. Begitu api menyala, dia langsung mulai memasak dengan gerakan cepat dan teratur, seolah lebih memilih menyibukkan tangan daripada membiarkan hatinya semakin kusut.

Namun...

Belum lama memasak, jantungnya seakan dibuat hampir berhenti. Ada tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya dari belakang.

Baekhyun menghela napas panjang, hampir seperti menahan diri untuk tidak melempar panci ke belakangnya.

Dia bahkan tidak perlu menoleh untuk tahu siapa pelakunya.

Siapa lagi kalau bukan...

Park Chanyeol.

Pria itu menundukkan kepala, menyandarkan dagunya di pundak Baekhyun sambil menggesekkan hidungnya pelan, seolah mencari kenyamanan. Senyum kecil muncul di wajahnya, begitu lembut seperti anak kucing yang baru menemukan tempat favoritnya.

"Presdir, bisa tolong minggir?" ucap Baekhyun dengan nada tenang.

Chanyeol hanya menggeleng pelan dan makin mempererat pelukannya.

"Masak apa sih, sayang? Harum banget, hm?" tanyanya dengan suara menggoda.

"Harimau bakar." jawab Baekhyun datar tanpa menoleh.

Chanyeol hanya terkekeh kecil di belakangnya.

"Presdir kenapa sih?"

"Kenapa apanya? Hm?"

"Kenapa tiba-tiba berubah gini? Tolong jangan gini, saya nggak nyaman."

"Aku cuma... kamu wangi dan aku suk-"

Dugh!

"Aww!"

Tanpa aba-aba, Baekhyun langsung menyikut perut Chanyeol dengan keras. Sikutan itu membuat Chanyeol mendesis pelan dan spontan melepaskan pelukannya, satu tangannya terangkat mengusap perutnya yang baru saja kena serangan.

"Sa-"

"Duduk!" potong Baekhyun cepat.

Dengan pasrah, Chanyeol akhirnya menurut.

Dia langsung duduk diam di kursinya, kedua tangannya terlipat rapi di pangkuan. Meski begitu, matanya sama sekali tidak lepas dari Baekhyun. Dia terus menatapnya seperti anak anjing yang baru saja dimarahi tetapi tetap ingin menempel karena manja.

Setelah itu...

Baekhyun kembali fokus pada masakannya dengan wajah datar, berusaha sekuat mungkin tidak terusik oleh tatapan Chanyeol yang terasa menusuk dari belakang. Masakan yang dia buat memang sederhana dan seadanya, tetapi setidaknya cukup untuk mengisi perut.

CTRL + Love  •|| END ||•Место, где живут истории. Откройте их для себя