Keheningan tebal menyelimuti ruangan.

Mingyu berdiri kaku beberapa detik sebelum akhirnya dia berjalan pelan menghampiri kakaknya.

"Hyung..." panggilnya ragu.

Chanyeol mendongak, matanya merah dan bengkak, sisa air mata masih membekas di pipinya.

"Baek-"

"Baekhyun udah gak ada" potong Chanyeol cepat, sebelum Mingyu sempat melanjutkan kalimatnya.

Mingyu terbelalak.

"H-HA?!"

"Baekhyun... meninggal"

Suara Chanyeol bergetar, setiap katanya seperti menusuk dirinya sendiri.

Mingyu menggeleng keras, langkahnya mundur perlahan.

"E-enggak... l-lu bohong. Gak mungkin..."

Chanyeol menatapnya tajam, suara seraknya menggema bersama isakan yang tertahan.

"Kenapa lu gak cerita kalo anak buah Jaehyun yang mukulin lu? Dan, sejak kapan lu kenal Jaehyun?"

Tubuh Mingyu langsung menegang. Dia tidak menjawab, hanya menunduk dengan rahang mengeras. Kedua tangannya mengepal erat, sedikit bergetar menahan emosi.

Hening.

Seakan waktu berhenti sesaat, hanya menyisakan suara napas mereka yang berat.

Hingga perlahan, Mingyu mendongak.

Tatapannya kini tajam, penuh amarah yang terpendam. Kepalan tangannya semakin kuat sebelum akhirnya dia melangkah maju dan mencengkeram kerah baju Chanyeol dengan kasar, membuat kain itu terlipat di antara jari-jarinya.

"Kalo bukan karena lu... ini gak akan pernah terjadi" geram Mingyu, suaranya serak namun penuh ketegasan.

Setelah itu, dia melepaskan cengkeramannya dengan satu dorongan keras, membuat Chanyeol tersentak dan terhuyung ke belakang. Mingyu menunduk sejenak, menarik napas panjang dan berat. Suara hembusannya terdengar jelas, bergema di ruang itu, seperti sedang menahan seluruh letupan amarah dan frustrasi yang hampir pecah dari dalam dirinya.

{Flashback On}

Mingyu tidak pernah menyangka, satu kalimat ceroboh dari mulut kakaknya akan menyeretnya sejauh ini...

Awalnya, dia hanya merasa penasaran sekilas. Namun, rasa ingin tahu itu justru membuka pintu menuju dunia gelap yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan.

Malam itu, Chanyeol pulang dalam keadaan mabuk. Begitu melihat kondisi kakaknya yang hampir tidak bisa berjalan lurus, Mingyu dengan sigap membantunya. Dia meraih lengan Chanyeol, menuntunnya masuk ke kamar, lalu membaringkannya di atas ranjang. Tidak ada niat lain selain memastikan kakaknya bisa beristirahat dengan nyaman.

Namun, di tengah setengah sadarnya, Chanyeol tiba-tiba bergumam. Suaranya pelan, nyaris tidak terdengar jelas, tapi cukup untuk membuat Mingyu menghentikan gerakannya. Kata-kata itu membuat keningnya berkerut.

Chanyeol mengatakan bahwa dia memiliki sebuah club, tempat yang biasa dia datangi ketika sedang kacau atau tidak dalam mood baik.

Dari situlah semuanya dimulai.

Sejak malam itu, Mingyu akhirnya tahu tentang keberadaan club tersebut. Awalnya, Chanyeol menolak keras ketika Mingyu ingin ikut. Tapi karena rahasia itu sudah terlanjur terbongkar dari mulutnya sendiri, akhirnya Chanyeol tidak bisa berbuat banyak dan membiarkan adiknya ikut masuk ke dalam dunianya.

Pada awalnya... Mingyu hanya sekadar datang, duduk, mengamati, lalu pulang tanpa banyak memikirkan apa pun. Namun, perlahan pandangannya tidak lagi tertuju pada club itu sendiri.

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now