Tubuhnya gemetar, kepalanya tertunduk, wajahnya penuh syok.

"E-enggak... g-gak mungkin..." bisiknya lirih.

Perlahan, Chanyeol berdiri tegak dengan mata yang merah dan wajah pucat nya. Dia menatap Jaehyun dengan tatapan kosong yang penuh ketakutan.

"Jae... ja-jangan bercanda sama gue... please..."

Jaehyun mendongak, menatap Chanyeol dengan wajah sembab dengan air matanya masih menetes.

"Liat muka gue. Ada raut bercanda kah di sini? Hah?"

Hening.

Sunyi menelan mereka berdua.

Tiba-tiba, Chanyeol berbalik.

Langkahnya berat, bergema di lantai.

Lalu...

BUGH!

Tangannya menghantam tembok dengan keras. Dentuman itu terdengar nyaring, memantul ke seluruh ruangan.

BUGH! BUGH! BUGH!

Chanyeol tidak berhenti, dia terus mengulanginya dengan tenaga penuh, frustrasi dan amarah yang membara di dadanya. Kulit tangannya memerah, lecet, bahkan mulai meneteskan darah segar.

"ARRRGHHH!!" teriaknya keras.

BUGH! BUGH! BUGH!

Pukulan demi pukulan, tidak ada hentinya. Hingga akhirnya, tubuhnya melemah. Bahunya jatuh ke lantai, keningnya menempel di permukaan dingin tembok, napasnya tersengal-sengal.

"Hiks... hiks..."

Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya yang tegang. Tangannya yang berdarah terkulai lemas di samping tubuhnya, tidak lagi mampu menahan amarah yang tersisa.

Sampai tiba tiba ...

Ceklek!

Pintu terbuka dan muncullah...

Mingyu.

Dia masuk dengan wajah yang terkejut. Matanya membelalak menatap ruangan yang sudah acak-acakan. Kursi terbalik, tembok dengan bercak darah samar, dan... Jaehyun yang berdiri di sana dengan mata sembab, pipi masih basah oleh air mata.

"H-hyung?" panggil Mingyu lirih, suaranya ragu.

Jaehyun mendongak pelan, menatap Mingyu dengan sorot mata kosong yang dibalut kelelahan. Tidak ada sepatah kata pun terucap. Dia hanya menatap singkat, sebelum akhirnya melangkah pelan meninggalkan ruangan.

Namun, saat bahunya hampir melewati pintu, Mingyu cepat meraih lengannya.

"Tu-tunggu, hyung..." ucapnya pelan.

Langkah Jaehyun sontak berhenti.

Dia tidak menoleh, hanya berdiri diam dengan bahu yang sedikit bergetar. Napasnya berat, seakan menahan sesuatu yang sulit diucapkan.

"B... Baekhyun hyung... g-gimana kondisinya?" tanya Mingyu dengan suara lirih.

Perlahan, Jaehyun menoleh.

Dia tidak langsung menjawab. Hanya menggerakkan dagunya, mengarahkan pandangan Mingyu ke arah Chanyeol yang masih berdiri di sisi ruangan dengan tangan berlumur darah.

"Tanya sama dia" jawabnya datar.

Mingyu menoleh cepat ke arah Chanyeol, namun hanya sekilas. Saat dia kembali menatap Jaehyun, genggaman di lengannya sudah terlepas. Satu tarikan napas berat terdengar, lalu Jaehyun melangkah pergi tanpa menoleh lagi, meninggalkan ruangan.

CTRL + Love  •|| END ||•Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon