Bukan kosong biasa, tapi kosong total. Lemari terbuka lebar, tanpa isi. Meja belajar bersih, tidak ada satupun barang. Tempat tidur terlipat rapi, seolah tidak pernah dipakai.
"Apa ini...?" suaranya gemetar. "Ke-kenapa kamarnya kosong? Ke mana semua barangnya?"
Tangannya bergetar keras saat memegang gagang pintu, matanya liar berkeliling, seakan mencari jejak. Dengan langkah limbung, dia keluar lagi, menuruni tangga sambil terus berteriak.
"HYUNG!! HYUNG DIMANA?!"
Namun jawaban yang dia dapat hanyalah keheningan. Rumah itu sunyi, seolah benar-benar ditinggalkan.
Napasnya tersengal ketika akhirnya dia masuk ke kamarnya sendiri. Pandangannya berkeliling... sampai terhenti pada sesuatu yang asing di atas meja belajarnya.
Sebuah amplop kecil berwarna pink.
Di atasnya, tergeletak sebatang cokelat favoritnya.
Langkah Baekhyun goyah saat mendekat. Tangannya gemetar hebat ketika meraih keduanya. Untuk beberapa detik, dia hanya berdiri mematung, menatap benda itu tanpa berani membuka. Dadanya naik-turun cepat, matanya panas.
Akhirnya, dengan napas panjang yang bergetar, dia membuka lipatan surat itu.
Tulisan tangan Jaehyun memenuhi kertas kecil. Kalimat demi kalimat dia baca dengan mata berkaca-kaca, hingga huruf-huruf itu buram tertutup air matanya.
Isinya menjelaskan bahwa Jaehyun sudah berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah S2. Dia sengaja tidak menuliskan di mana tepatnya, dan dengan tegas meminta Baekhyun untuk tidak pernah mencarinya.
'Anggap aja hyung udah mati. Mulai sekarang, Baekhyun harus belajar hidup mandiri. Tanpa eomma, tanpa appa... dan tanpa hyung'
Surat itu ditutup dengan kalimat singkat namun membuat dadanya sesak.
'Hyung sayang sama Baekhyun... Hidupmu harus terus berjalan. Sampai bertemu di titik baik menurut takdir'
Air mata Baekhyun akhirnya jatuh deras. Tubuhnya bergetar hebat, suaranya melengking penuh luka saat dia meremas surat itu ke dadanya, memeluk cokelat kecil peninggalan Jaehyun.
"ARGHHHH!" teriaknya frustrasi, tangisnya menggema memenuhi kamar.
"Hiks... hyung... kenapa... kenapa ninggalin Baekhyun juga..."
Tangisnya pecah, deras, tidak terkendali. Penyesalan menyesakkan dadanya, membuatnya hampir sulit bernapas. Seandainya dulu dia tidak nakal, seandainya dia mau mendengar perkataan orang tuanya... mungkin Eomma dan Appa-nya masih ada.
Mungkin Jaehyun tidak akan pergi.
Tapi sekarang?
Baekhyun benar-benar sendirian.
Tanpa orang tua.
Tanpa kakak.
Hanya dirinya sendiri, ditelan sepi yang dingin.
-----
Hari-hari setelah meninggalkan Korea, kehidupan Jaehyun berubah total.
Shanghai menyambutnya dengan hiruk pikuk kota besar, keras, asing, penuh cahaya gemerlap sekaligus bayang-bayang gelap. Dengan barang seadanya dan sisa tabungan yang hampir habis, dia melangkah di negeri orang hanya berbekal beasiswa penuh untuk S2. Beasiswa itu memang menanggung biaya kuliah dan asrama, tapi kebutuhan sehari-hari tetap harus dia penuhi sendiri.
Sejak awal, dia sudah bertekad untuk tidak lagi memperkenalkan diri dengan nama Byun Jaehyun. Dia sudah punya nama baru untuknya.
Li Zhenyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 21
Mulai dari awal
