Jaehyun hanya berdiri, menatap api yang berkobar ganas. Wajahnya datar, tanpa sedikit pun ekspresi menyesal. Bahkan ada kilatan puas singkat di matanya, seolah beban di dadanya sedikit terangkat
Beberapa menit kemudian, saat api mulai mengecil, dia berbalik masuk kembali ke rumah.
Di kamarnya, koper-koper sudah tertata rapi sejak pagi. Semua barang penting telah dia kemas.
Tanpa membuang waktu, Jaehyun mengenakan jaket, meraih tas selempang, lalu menarik dua koper besarnya pelan-pelan menuruni tangga.
Namun sebelum benar-benar pergi, langkahnya terhenti di depan kamar Baekhyun.
Perlahan, dia membuka pintu. Ruangan itu masih berantakan karena barang-barang yang tadi dia ambil, terasa kosong dan dingin.
Dengan hati-hati, Jaehyun meletakkan sebuah amplop kecil di meja belajar adiknya. Di atas amplop itu, dia taruh sebatang cokelat kesukaan Baekhyun.
Dia menatapnya beberapa detik, hingga tarikan napas panjang lolos dari bibirnya.
"Semoga kamu selalu sehat sampai kita ketemu nanti..." gumamnya lirih.
Pintu kamar ditutup perlahan, seakan menutup bab terakhir kebersamaan mereka.
Tidak lama kemudian, suara klakson terdengar dari depan rumah. Taksi yang dia pesan sudah tiba.
Jaehyun keluar dengan koper-koper besarnya, menyeret langkah yang berat tapi mantap, lalu masuk ke dalam mobil.
Dan hari itu...
Jaehyun resmi meninggalkan rumah.
Meninggalkan Baekhyun.
Meninggalkan semua kenangan, untuk memulai hidup barunya di luar negeri.
-----
Disisi lain...
Baekhyun baru saja tiba di rumah.
Begitu dia membuka pintu, langkahnya terhenti. Hidungnya menangkap aroma aneh yang menusuk tajam, bau sangit, seperti sesuatu yang terbakar.
Alisnya berkerut bingung.
"Apa ini? Kayak bau gosong..."gumamnya pelan.
Tanpa pikir panjang, dia mengikuti arah bau itu. Jantungnya berdegup kencang, langkahnya semakin tergesa menuju halaman belakang.
Dan ketika sampai...
Matanya membelalak lebar.
Seluruh tubuhnya membeku.
Di hadapannya, semua barang gaming miliknya, komputer, kursi, headset, monitor kesayangan, hingga aksesoris kecil yang dulu dia rawat... sudah menjadi abu.
Sisa api kecil masih berkerlap-kerlip di beberapa sudut, menyisakan kepulan asap tipis yang perih di mata.
"A-apa-apaan ini..." bisiknya tercekat.
Tanpa menunggu lebih lama, Baekhyun langsung berlari masuk ke dalam rumah dengan napas yang terengah-engah.
"HYUNG!"
"JAE HYUNG!"
Suara teriakannya menggema, tapi tidak ada jawaban. Dia menyusuri ruang tamu, dapur, lalu menaiki tangga dengan langkah terburu-buru.
Dan ketika pintu kamar Jaehyun terbuka...
Baekhyun membeku di ambang pintu.
Kamar itu kosong.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 21
Start from the beginning
