"Eomma... Kondisi di luar lagi jelek, hujan deras banget. Kalau Eomma sama Appa kenapa-kenapa, gimana? Pokoknya Jaehyun gak kasih izin kalian keluar!"

Yoona menghela napasnya pelan, menatap anak sulungnya itu.

"Jaehyun..."

"Perasaan Jaehyun gak enak dari tadi... jangan pergi, Eomma"

Suara Jaehyun bergetar, berbeda dengan sebelumnya.

Yoona tersenyum kecil, mencoba menenangkan meski hatinya sendiri penuh cemas.

"Eomma bakalan baik-baik aja, sayang. Kamu gak perlu khawatirin Eomma sama Appa, hm?"

Namun bukannya reda, Jaehyun justru semakin keras kepala.

"Baekhyun bukan anak kecil lagi! Harusnya Eomma jangan terlalu khawatirin dia! Dia bisa jaga diri sendiri, Eomma!"

Yoona menarik napas panjang. Kali ini, keputusannya bulat. Dia menggenggam tangan Jaehyun lebih kuat, lalu menariknya ke lantai atas.

"Ayo ikut Eomma"

"Kemana?" tanya Jaehyun bingung, langkahnya tertarik tanpa sempat menolak.

Yoona tidak menjawab.

Dia terus melangkah mantap hingga tiba di kamar Jaehyun. Dengan cepat, dia mendorong putranya masuk ke dalam, lalu...

Ceklek!

Pintu terkunci dari luar.

"Eomma!" seru Jaehyun terbelalak, syok.

Kedua tangannya lansung mengguncang gagang pintu, wajahnya pucat tidak percaya.

BRAK! BRAK!

"EOMMA! BUKA PINTUNYA!"

Dari luar, terdengar suara ibunya. Nada suaranya berusaha terdengar tenang, tapi jelas terburu-buru.

"Maaf ya, sayang. Kamu sih ngomong mulu bikin Eomma gak berangkat-berangkat"

BRAK! BRAK!

"EOMMA!! BUKA!"

"Tunggu sebentar ya. Eomma gak akan lama, nanti Eomma beliin ayam goreng buat Jaehyun"

"JAEHYUN GAK MAU! JAEHYUN MAU EOMMA!!"

"Iya... nanti Jaehyun boleh tidur sama Eomma"

"EOMMAAAAAA!!!" teriak Jaehyun semakin histeris.

BRAK! BRAK! BRAK!

Tangannya terus menghantam pintu hingga merah, napasnya terengah-engah.

Yoona hanya terkekeh kecil, mencoba menutupi rasa cemas di wajahnya sendiri.

"Baik-baik di rumah ya, sayang. Jangan bandel"

"EOMMAA!!! JANGAN PERGI!!"

Suara langkah yang mulai menjauh menjadi satu-satunya jawaban.

Yoona dan Junho bergegas masuk ke mobil, diiringi derasnya hujan.

Begitu mesin menyala, lampu depan menembus tirai air yang jatuh tanpa henti. Roda berputar kencang, membelah jalan licin yang berkilau oleh pantulan lampu. Mereka melaju menembus malam yang pekat, mencari Baekhyun, entah di mana dia berada.

Sementara itu, di dalam kamar, Jaehyun seperti kehilangan kendali.

Amarahnya meledak.

Semua barang dia lempar, buku-buku berserakan di lantai, bingkai foto jatuh pecah, meja kecil terguling, hingga kamar berubah seperti kapal pecah.

CTRL + Love  •|| END ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang