Jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat. Kata-kata itu terasa tajam, seperti racun yang perlahan masuk ke dalam pikiran Baekhyun.

Tanpa pikir panjang, dia merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya.

klik!

Layar itu langsung dia foto.

Begitu cepat, begitu diam-diam, sebelum Baekhyun keluar dari kamar mandi.

Dan sejak malam itu, sebuah kebiasaan baru muncul pada dirinya.

Setiap kali Baekhyun pergi, Jaehyun akan menyelinap masuk. Membuka chat, membaca percakapan, dan kembali mendokumentasikan semuanya di ponselnya.

Semakin banyak yang dia baca, semakin nyata maksud dari pesan-pesan itu. Kata-kata itu perlahan meracuni, memberi dorongan untuk melawan, dan membujuk dengan halus hingga sedikit demi sedikit menyeret Baekhyun menjauh dari keluarganya.

Dan di saat yang sama, Jaehyun akhirnya mengerti.

Adiknya berubah bukan hanya karena masa remaja atau kenakalan sesaat. Tapi karena ada sosok lain yang mengarahkan semua ini.

Anak di balik ID bernama LittleTiger itu.

Jaehyun belum tahu siapa dia, tapi sejak malam itu, satu janji tertanam dalam hatinya.

Suatu hari nanti, dia akan menemukan LittleTiger...dan menghentikan semuanya.









-----









Hari terus berlalu...

Malam itu, hujan turun deras membasahi kota. Rintik air menghantam jendela dengan suara berulang, angin kencang membuat ranting-ranting pohon berderak keras di luar.

Namun, di ruang keluarga rumah Byun, suasana tidak kalah gaduh dengan suara hujan.

"Baekhyun bukan bayi lagi, Eomma! Dia udah gede! Nanti juga dia pulang sendiri!" seru Jaehyun.

Tubuhnya berdiri tegak, kedua tangannya bersedekap, seolah mencoba menahan gejolak dalam dadanya.

Yoona, yang sedari tadi mondar-mandir dengan wajah cemas, berhenti sejenak. Tatapannya jatuh pada putra sulungnya itu.

"Jaehyun... kalau ada apa-apa sama adik kamu gimana? Ini hujan deras banget. Kalau dia kehujanan, jatuh, atau kejebak sendirian di luar sana, gimana?"

Jaehyun mendengus, matanya melirik jendela yang sudah berembun.

"Eomma terlalu khawatir sama Baekhyun. Itu malah bikin dia manja!"

Yoona melangkah pelan mendekati Jaehyun. Tangannya meraih tangan putranya, menggenggam lembut seakan ingin menenangkan.

"Jaehyun... Baekhyun juga anak Eomma. Wajar kalau Eomma khawatir. Kamu tetap di rumah ya? Biar Eomma sama Appa yang cari Baekhyun"

Sekilas mata Jaehyun bergetar.

Ada rasa takut yang sempat muncul, tapi dia buru-buru menggeleng keras. Tangannya refleks memegangi pergelangan tangan ibunya.

"Gak mau! Jaehyun gak ngizinin!" suaranya meninggi.

Junho yang sedari tadi hanya duduk memperhatikan, akhirnya ikut suara.

"Jaehyun... anak Appa yang paling ganteng-"

"Appa diem!" potong Jaehyun cepat, menoleh penuh emosi. "Jaehyun lagi gak ngomong sama Appa!"

Junho terdiam.

Dia hanya bisa menarik napas panjang, lalu menggeleng pelan.

Jaehyun kembali menatap ibunya.

Wajahnya sudah merah, urat di lehernya menegang.

CTRL + Love  •|| END ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang