Yoona berdiri tegak di ruang tamu, wajahnya merah padam, suara meninggi penuh amarah.

Di hadapannya, Baekhyun berdiri dengan kedua tangannya yang terkepal. Sorot matanya tajam, penuh perlawanan.

"GAME BAEKHYUN BUKAN GAME GAK BERGUNA! EOMMA AJA YANG GAK NGERTI SOAL GAME!!"

Yoona terdiam sesaat, tidak percaya anak bungsunya bisa membalas dengan suara sekeras itu. Jaehyun, yang duduk di sofa, ikut terpaku, jantungnya seakan berhenti berdetak mendengar kata-kata itu.

Sementara Junho, yang awalnya duduk santai di kursi seberang, sontak berdiri kaget, wajahnya menegang.

Itu kali pertama mereka mendengar Baekhyun, anak yang dulu manis dan penurut, berteriak membentak ibunya sendiri.

"BAEKHYUN!" seru Junho, suaranya bergetar menahan emosi.

Tapi Baekhyun justru semakin melawan.

"APA? KALIAN SEMUA YANG GAK BERGUNA! BUKAN GAME BAEKHYUN!"

Kata-kata itu meluncur tajam, seperti pisau yang menusuk hati semua orang di ruangan.

Seketika suasana membeku.

Hening menyelimuti ruangan, hanya tersisa detak jantung yang kacau dari masing-masing penghuni rumah itu.

Lalu, tanpa menunggu reaksi siapa pun, Baekhyun menghentakkan kakinya keras-keras dan berlari naik ke lantai atas.

Dan...

BRAK!

Pintu kamarnya dibanting dengan keras.

Jaehyun yang sedari tadi hanya duduk diam, tiba-tiba bangkit.

Kedua tangannya mengepal, wajahnya memerah menahan emosi yang sudah meledak. Dadanya naik turun, napasnya memburu.

Tanpa pikir panjang, dia melangkah cepat menaiki tangga.

Begitu sampai di depan kamar Baekhyun, Jaehyun langsung menggedor pintu kamar itu dengan keras.

BRAK! BRAK! BRAK!

"BUKA!" bentaknya.

Suaranya menggema di lorong lantai atas.

Tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar.

Urat di pelipis Jaehyun menegang, rahangnya mengeras.

"BERANI-BERANINYA LU BILANG KITA GAK BERGUNA?!" teriaknya semakin keras.

"SIAPA YANG BESARIN LU KALO BUKA ORANG TUA TUA LU?! HA! OMONGAN LU SEKARANG MAKIN KURANG AJAR, BAEKHYUN!"

BRAK! BRAK!

Jaehyun terus menggedor pintu itu semakin keras.

"BUKA PINTUNYA, BYUN BAEKHYUN!"

"KELUAR SEKARANG! SINI LU NGOMONG DEPAN GUE!"

Tepat ketika Jaehyun ingin menghantam pintu sekali lagi, tiba-tiba ada sentuhan lembut di bahunya.

"Jaehyun..." panggil Yoona pelan sambil mengelus bahu putranya dari belakang. "Udah, biarin dulu, Nak..."

Jaehyun menoleh perlahan.

Matanya masih menyala karena amarah, napasnya masih terengah, tapi begitu melihat wajah ibunya yang berusaha tegar meski matanya berkaca-kaca, emosinya runtuh sedikit demi sedikit.

"Eomma..." suaranya pecah, bergetar. "Mianhae..."

Yoona menggeleng kecil, senyum tipis muncul di wajahnya. Dia meraih Jaehyun ke dalam pelukan hangat, menepuk punggungnya perlahan.

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now