"ARGGHHH!! SIALAN SEMUANYA!!" teriaknya keras.
Mejanya kini kosong, berantakan.
Tapi amarahnya belum reda.
Chanyeol menghantam pintu lemari di belakangnya dengan keras.
Frame foto dan beberapa barang disana langsung berjatuhan dan pecah.
Dia mencengkeram rambutnya sendiri, kepalanya tertunduk, tubuhnya gemetar hebat.
Dada naik turun dengan napas yang berat bercampur frustasi.
Dan di tengah kekacauan itu...
Ceklek!
Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka.
Seseorang pria jangkung dengan setelan serba hitam berdiri di ambang pintu.
Wajahnya terlihat tenang, tapi matanya langsung menyapu seluruh ruangan yang kini sudah acak-acakan di hadapannya.
"Buset..." gumamnya santai, alisnya terangkat. "Kenapa nih? Habis keterjang badai, lu?"
Chanyeol menoleh cepat dengan napas yang masih memburu.
Wajahnya merah, rahangnya mengeras, dan peluh menetes dari pelipis ke garis rahang yang menegang.
"Jaehyun?" gumamnya. "Ngapain lu di sini?"
Jaehyun tidak langsung menjawab.
Dia menutup pintu perlahan, lalu melangkah masuk tanpa terburu-buru. Gerakannya tetap tenang, nyaris terlalu tenang untuk ruangan seberantakan itu.
Langkahnya terhenti di depan meja kerja Chanyeol yang kini kosong total.
"Udah baca berita terbaru lu hari ini?" tanyanya sambil menyelipkan kedua tangan ke saku celana.
Chanyeol terdiam beberapa detik, menarik napas panjang sambil menahan rasa sesak di dadanya.
Tanpa berkata apa-apa, dia berjalan ke arah jendela, menatap keluar, mencoba mengatur pikirannya.
"Lu udah baca?" tanyanya kemudian.
Jaehyun tidak menjawab langsung.
Sebaliknya, dia menarik kursi yang berdiri di sisi ruangan, duduk perlahan, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.
Tatapannya tajam, menembus Chanyeol.
"Ya" jawabnya. "Gue udah baca"
"Gue bener-bener gak habis pikir" ucap Chanyeol, nada suaranya lebih berat dari sebelumnya. "Apa maksudnya nyebarin berita gak jelas kayak gitu?"
Jaehyun menghela napas pelan, lalu tersenyum tipis. Senyum yang entah kenapa membuat suasana terasa makin tegang.
"Chanyeol... lu bukan anak kecil lagi. Lu seharusnya tau, kekacauan kayak gini gak mungkin muncul tanpa alasan"
Chanyeol menoleh cepat, matanya menyipit.
"Menurut lu... apa alasannya?"
"Entah... tapi gue rasa ini bukan kebetulan" jawab Jaehyun tenang. "Kemungkinan besar, ada seseorang yang sengaja bikin ini terjadi"
Kata-kata itu membuat Chanyeol berbalik sepenuhnya.
Dia kini berdiri tegak menghadap Jaehyun, kedua tangannya terlipat di dada.
"Jadi... ada orang di balik kekacauan ini?"
Jaehyun mengangguk mantap.
"Ya. Kemungkinan besarnya gitu"
"Tapi siapa? Gue gak pernah punya musuh, apalagi nyari masalah sama orang"
Jaehyun memiringkan kepalanya sedikit, matanya tetap terkunci pada Chanyeol.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 19
Start from the beginning
