Dia menarik napas pelan, lalu mendongak menatap Mingyu dengan ekspresi yang sulit dibaca, sedikit kesal, sedikit pasrah.

"Oke."

Chanyeol merapikan tumpukan berkas seadanya, meski jelas belum semuanya ditandatangani. Setelah itu, pandangannya beralih ke Baekhyun yang masih berdiri di hadapannya.

Bahunya terlihat tegang, punggungnya menghadap sofa, kepala tertunduk terlalu lama untuk disebut santai.

"Baekhyun, tunggu di sini dulu, ya," ucap Chanyeol lebih pelan. "Ini belum selesai. Saya ke bawah sebentar."

Baekhyun tersentak kecil.

Matanya langsung terangkat menatap Chanyeol sebelum dia buru-buru mengangguk.

"Ba-baik, Presdir..."

Tanpa membuang waktu, Chanyeol berdiri perlahan. Tangannya menepuk bahu Mingyu sekilas sebelum melangkah menuju pintu.

Begitu pintu ruangan tertutup, suasana langsung kembali sunyi.

Baekhyun tetap berdiri di tempatnya. Kepalanya sedikit menunduk, jemarinya meremas kain jas di depan perutnya tanpa sadar. Sesekali dia menarik napas pendek, memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa terlalu cepat.

Mingyu, yang masih berdiri di dekat meja, melirik ke arahnya.

Dia memperhatikan tangan Baekhyun yang terus meremas ujung jas itu, seolah gugupnya tidak punya jalan keluar.

"Sekretaris Byun," panggil Mingyu pelan.

Tidak ada respons.

Baekhyun tetap diam, pandangannya tertunduk, jemarinya justru semakin mengerat.

Mingyu menahan senyum kecil.

"Sekretaris Byun..."

Masih tidak ada jawaban.

Akhirnya Mingyu melangkah mendekat dan menyentuh pundak Baekhyun dengan lembut.

"Baekhyun."

Sentuhan itu membuat Baekhyun tersentak kecil, seperti baru tersadar dari lamunan panjang. Kepalanya cepat mendongak, matanya berkedip pelan menahan gugup.

"I-iya?"

"Duduk dulu yuk," ucap Mingyu sambil menunjuk sofa kosong di sudut ruangan sambil tersenyum tipis, berusaha menenangkan.

Baekhyun mengangguk pelan.

Dia berbalik perlahan, mengikuti Mingyu yang lebih dulu berjalan dan duduk. Dengan gerakan kaku, Baekhyun akhirnya ikut duduk di sebelahnya, punggung menempel ke sandaran sofa.

Namun rasa canggung itu tidak ikut menghilang.

Jemarinya sibuk mengelus ujung bajunya sendiri, gerakan kecil yang berulang-ulang, tanda gugup yang tidak bisa dia sembunyikan.

Di sekeliling mereka, hampir semua orang duduk atau berdiri membentuk setengah lingkaran.

Dan fokus mereka semua hanya tertuju pada satu orang.

Baekhyun.

Beberapa detik berlalu dalam hening.

Yang terdengar hanyalah tarikan napas tertahan dan dengusan kecil dari mereka yang berusaha keras menahan tawa.

Hingga akhirnya...

"Ehem..."

Seungkwan berdehem kecil, sengaja memecah keheningan yang terlalu lama dibiarkan.

Namun bukannya membuat suasana lebih santai, suara itu justru membuat Baekhyun semakin menunduk, tubuhnya nyaris menyusut ke sandaran sofa seolah ingin menghilang dari pandangan.

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now