"Sekarang gue tanya serius," ucapnya. "Lu semua ngapain di sini?"
Tawa perlahan mereda.
Beberapa dari mereka saling melirik, seolah melempar tanggung jawab satu sama lain. Suasana yang tadi riuh mendadak berubah sunyi.
Hingga akhirnya...
Kai, yang memang paling tidak bisa diam, membuka suara.
"Mau lihat gebetan lu," jawabnya santai dengan nada jail.
Kening Chanyeol langsung berkerut.
"Siapa?" tanyanya cepat.
Kai mendesah pendek sambil memutar bola matanya malas, seolah sudah muak dengan kepura-puraan itu.
"Ck. Siapa lagi kalau bukan sekretaris lu yang manis i-"
Ceklek!
Suara pintu kembali terbuka, memotong kalimat Kai di tengah jalan.
Dan secara refleks...
Semua kepala di ruangan itu langsung menoleh bersamaan ke arah pintu.
Di ambang pintu, Baekhyun berdiri mematung.
Langkahnya terhenti seketika begitu matanya menangkap isi ruangan, bukan hanya Chanyeol, tapi deretan teman-temannya yang memenuhi ruang kerja itu. Kedua matanya sedikit membesar, refleks terkejut yang tidak sempat dia sembunyikan.
Tangannya mencengkeram map berisi dokumen di dadanya, jemarinya menguat seolah itu satu-satunya pegangan. Bibirnya terkatup rapat, tidak ada sapaan dan tidak ada kata yang keluar.
Dan seketika...
Seluruh obrolan lenyap.
Tawa yang tadi sempat menggantung langsung menguap. Orang-orang yang sebelumnya duduk santai kini hanya menatap ke arah pintu, ke Baekhyun yang terlihat terlalu rapi, terlalu kaku, dan jelas... tidak siap dengan situasi ini.
Baekhyun mengedarkan pandangannya perlahan.
Satu per satu wajah asing itu dia tatap, memastikan bahwa benar, semua mata memang sedang tertuju padanya sebelum akhirnya sorot matanya sedikit menurun. Ada gugup yang berusaha dia tekan, ada rasa tidak nyaman yang tertahan rapi di balik sikap profesionalnya.
Di sisi lain, Chanyeol juga ikut terdiam.
Tatapannya terkunci pada Baekhyun. Rahangnya mengeras tipis, bibirnya terkatup rapat. Napasnya terdengar lebih berat dari biasanya, bukan karena lelah, tapi karena suasana yang mendadak berubah terlalu cepat.
Beberapa detik berlalu.
Hingga akhirnya...
"Ehem."
Dehem pelan Chanyeol memecah keheningan.
Bahu Baekhyun tampak menegang sejenak, seperti tertarik mundur. Pandangannya yang sempat berkeliling kini perlahan mengarah lurus ke satu titik.
Ke Chanyeol.
Mata mereka bertemu.
Ada jeda singkat di antara tatapan itu. Chanyeol terlihat canggung, sesuatu yang jarang sekali terlihat darinya. Sementara Baekhyun menelan ludah pelan, seolah berusaha menenangkan kegugupannya sendiri.
Perlahan, Chanyeol bangkit dari sofa.
Gerakannya tidak terburu-buru. Tatapannya tidak lepas dari Baekhyun di dekat pintu, seolah mencoba menjaga jarak profesional yang terasa semakin rapuh.
"Kenapa?" tanyanya. "Ada sesuatu?"
Baekhyun tersentak kecil mendengar suara itu.
"S-sa... saya ingin meminta tanda tangan A-Anda, Presdir..." ucapnya terbata. Suaranya nyaris tenggelam di ruangan yang kembali sunyi.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 13
Start from the beginning
