Belum lama dia berbaring, suara langkah kaki ringan terdengar mendekat, menembus keheningan malam.

"Loh... kenapa Presdir masih di sini?"

Suara lembut itu membuat Chanyeol tersentak kecil. Jantungnya berdetak lebih cepat, sedikit terkejut karena sempat melamun. Tangannya spontan menyentuh dadanya, berusaha menenangkan napas yang sempat naik.

Pelan-pelan, dia menoleh ke arah suara itu.

Matanya langsung bertemu dengan Baekhyun yang kini berdiri tidak jauh darinya. Piyamanya masih sama, rambutnya sedikit berantakan, dan matanya yang sayu menunjukkan bahwa dia belum benar-benar tenang setelah malam yang penuh ketegangan.

Chanyeol mengembuskan napas pelan, sedikit menggeleng, dan bergumam, "Bikin kaget aja kamu..."

"Kenapa belum pulang?" tanya Baekhyun, suaranya lirih.

"Mau nginep di sini," jawab Chanyeol santai.

"Kenapa gitu?"

Bukannya langsung menjawab, Chanyeol balik bertanya dengan lembut, "Kenapa kamu belum tidur?"

Mendengar itu, membuat Baekhyun menunduk pelan. Tangan kecilnya sibuk menggulung ujung piyamanya, seolah sedang mengumpulkan keberanian untuk menjawab. Bibirnya bergerak, tapi tidak ada suara yang keluar.

Chanyeol memperhatikannya dengan dahi sedikit berkerut, sedikit memiringkan kepalanya, mencoba memahami tingkah aneh namun lucu yang sedang dilakukan Baekhyun.

"Gak bisa tidur, hm?" tanyanya lembut.

Baekhyun perlahan mendongak, menatap Chanyeol sebentar, lalu mengangguk kecil. Ekspresinya polos, sedikit canggung, seperti anak kecil yang ketahuan berbohong. Tatapan itu membuat sudut bibir Chanyeol tersenyum samar.

Tanpa banyak bicara, Chanyeol bangkit perlahan dan melangkah ke arah Baekhyun. Dengan satu gerakan lembut, tangannya merangkul bahu Baekhyun, membawanya perlahan kembali menuju kamar.

Baekhyun sempat menatap Chanyeol dengan ekspresi heran, pipinya memerah tipis, namun akhirnya memilih diam. Dia hanya mengikuti jejak Chanyeol dengan langkah pelan, membiarkan keheningan malam menjadi nyaman di antara mereka.

Setibanya di kamar, Chanyeol melepaskan rangkulannya dan memberi isyarat agar Baekhyun naik ke kasur. Namun Baekhyun tetap berdiri di tempat, menatapnya tanpa bergerak, seolah masih ragu.

Chanyeol menghela napas panjang, sedikit frustrasi namun tetap sabar. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mencondongkan tubuh dan mengangkat Baekhyun dengan santai, membuatnya tersentak.

"Hei!" seru Baekhyun, matanya membelalak, pipinya memerah malu.

Chanyeol hanya tertawa pelan, lalu perlahan menurunkan Baekhyun ke atas kasur dengan lembut.

Setelah itu, tanpa banyak basa-basi, Chanyeol ikut naik ke kasur, menarik selimut menutupi mereka berdua. Dalam kehangatan itu, dia memeluk Baekhyun erat, menempatkan wajah Baekhyun bersandar di dadanya.

"Harusnya dari tadi bilang kalau mau dikelonin," ucap Chanyeol sambil tersenyum di sela pelukan.

Mendengar itu, Baekhyun spontan terkejut, matanya melebar, lalu dengan cepat mencubit perut Chanyeol

"Aw! Sakit, ih!" protes Chanyeol sambil terkekeh.

Pelukan itu pun terlepas, dan kini mereka saling menatap. Baekhyun dengan tatapan setengah marah tapi lucu, sementara Chanyeol tersenyum nakal, matanya berkilau penuh geli.

"Enak aja ngomong!" sahut Baekhyun sambil menatap Chanyeol tajam. "Siapa juga yang mau dikelonin?"

"Kamu, lah," jawab Chanyeol santai.

"Ish! Mana ada!" balas Baekhyun kesal, kemudian memunggungi Chanyeol dengan cepat.

Chanyeol hanya terkekeh pelan melihat tingkah Baekhyun. Tatapannya jatuh pada punggung kecil yang kini memunggunginya, bahu Baekhyun sedikit naik seolah menahan malu. Chanyeol bisa membayangkan pipi Baekhyun pasti sudah memerah seperti tomat, terlalu menggemaskan, sampai senyum tipis muncul di wajahnya sendiri.

Waktu berlalu perlahan, hampir tengah malam.

Kelelahan mulai menyusup ke tubuh Chanyeol, membuat napasnya terasa lebih berat dan matanya mengantuk. Dia menatap punggung Baekhyun dalam diam, seakan mempertimbangkan sesuatu dengan hati-hati.

Beberapa detik kemudian, tanpa banyak pikir, Chanyeol bergerak pelan dan menarik tubuh Baekhyun kembali ke dalam pelukannya, kali ini dari belakang. Pelukannya hangat, erat, dan terasa lebih menenangkan daripada sebelumnya.

Baekhyun sempat memberontak kecil, mencoba menepis tangan Chanyeol, tapi kemudian terdiam ketika...

"Kepalaku pusing banget... tidur ya..." gumam Chanyeol pelan.

Ucapan itu membuat Baekhyun berhenti bergerak. Dalam keheningan, dia bisa merasakan detak jantung Chanyeol yang stabil dan tenang di punggungnya, ritme pelan yang entah kenapa terasa menenangkan.

Entah karena suasana atau rasa lelah yang menumpuk, Baekhyun akhirnya menghela napas panjang. Perlahan, dia membalikkan badan menghadap Chanyeol, memeluknya erat, dan menempelkan wajahnya di dada hangat itu, seolah mencoba mencari kenyamanan dalam diam.

Chanyeol tersenyum kecil bahkan ketika matanya mulai terpejam. Dalam diam, dia membalas pelukan itu lebih erat, mengusap punggung Baekhyun dengan lembut.

"Good night..." bisiknya lirih.

Malam pun berlalu dengan damai.

Di bawah selimut yang menyimpan lebih dari sekadar kehangatan, keduanya terlelap dalam keheningan yang penuh pengertian dan rasa aman.
















TBC!

~ ~ ~


See you next chapter 🖤

Typo bertebaran dimana-mana!

Jangan lupa vote dan komen ><

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now