Mingyu segera menunduk, menghindari tatapan itu.
Lengannya buru-buru ditarik ke belakang punggung, berusaha menyembunyikan luka yang terlihat. Senyum tipis sempat muncul di wajahnya, tapi ekspresinya cepat meredup, berganti dengan raut sedih.
"Jatuh kemarin... keserempet motor sedikit karna buru-buru," ucapnya lirih.
Bibi menatap lekat, alisnya berkerut, matanya mulai berkaca-kaca.
"Sakit ya?" tanyanya lembut.
Mingyu mengangguk pelan.
"Tapi udah gak sesakit awalnya."
"Nanti Bibi obatin ya?"
Mingyu tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan.
"Iya, nanti obatin ya..."
Bibi mengangguk, senyum tipis muncul di wajahnya, membuat suasana seketika terasa hangat kembali.
Sementara itu, Chanyeol akhirnya muncul dari belakang dengan langkah santai. Dia hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah adiknya.
"Pulang juga lu, ternyata," komentarnya sambil menghampiri. "Kirain udah beli rumah di sana."
Mendengar itu, membuat Mingyu langsung berjalan mendekat. Tanpa berpikir panjang, dia memeluk kakaknya erat, seperti bocah yang hilang dan akhirnya bertemu kembali dengan ayahnya.
"Hyung! Gue kangen banget sama lu!" serunya penuh semangat.
"Ck! Lepas, ih!" desis Chanyeol pelan sambil mencoba mendorong tubuh adiknya, setengah kesal tapi juga tidak bisa menahan senyumnya.
Mingyu hanya tersenyum lebar sambil melepaskan pelukannya dengan ekspresi polosnya.
Setelah itu, mereka bertiga berjalan keluar dari bandara dan masuk ke mobil.
Hari ini mereka tidak kembali ke apartemen, melainkan ke rumah utama, karena Mingyu ingin bertemu Mama dan Papanya.
Katanya sih... kangen.
Di perjalanan, mereka banyak berbicara, meski lebih sering saling ribut kecil. Ribut itu terutama terjadi antara Mingyu dan Bibi, sementara Chanyeol justru merasa ingin meledak. Dia hampir ingin melompat dari mobil karena kesal mendengar kedua adiknya yang terus berteriak, membuatnya sulit fokus menyetir. Tapi apa boleh buat, dia harus menahan diri dan tetap menjaga kendali kemudi.
Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba di rumah utama keluarga Park.
Langkah mereka santai, masih saling dorong-dorongan kecil sambil ribut sendiri.
Di ruang tengah, terlihat Siwon dan Sandara duduk santai di sofa, mengobrol sambil meminum teh pagi mereka. Begitu mata Mingyu menangkap sosok orang tuanya, matanya langsung berbinar.
"PAPA! MAMA!!" serunya penuh semangat.
Dengan langkah cepat, hampir berlari kecil, Mingyu langsung menghampiri papanya dan memeluknya erat-erat. Setelah itu, dia beralih ke mamanya, masuk ke pelukan hangat yang sudah terbuka lebar.
"Mama... lapar," gumamnya manja di pelukan.
Sandara tertawa kecil sambil mengusap punggung Mingyu dengan lembut.
"Anak mama yang ganteng ini lapar, hm?" katanya.
Mingyu mengangguk kecil, tetap menempel di pelukan dengan ekspresi menggemaskan.
"Mama udah masakin banyak makanan buat kamu..." lanjut Sandara.
Sementara itu, Chanyeol berdiri tidak jauh, menyilangkan tangan di dada dengan tatapan penuh protes.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 7
Start from the beginning
