Di detik berikutnya, suasana berubah.
Tiba-tiba, tawa Bibi meledak, pecah di ruangan dengan suara yang riang dan lepas. Dia melepas genggaman tangannya di tangan Baekhyun, memegangi perutnya sambil tertawa sampai hampir terbatuk-batuk.
Baekhyun, yang terkejut melihat reaksi itu, hanya bisa mengerutkan kening, kebingungan menanggapi tingkah Bibi.
"Ya Tuhan! Lu beneran nganggep gue pacarnya Chanyeol?" seru Bibi di antara tawa, matanya bersinar penuh geli.
Baekhyun hanya mengangguk polos, menatap Bibi dengan ekspresi campuran antara canggung dan serius.
Bibi kemudian mengulurkan tangannya tepat di depan wajah Baekhyun.
Awalnya, Baekhyun hanya menatap uluran itu dengan raut bingung, tampak ragu untuk merespons. Beberapa detik berlalu dalam keheningan yang canggung, sebelum akhirnya dia mengangkat tangannya dan menjabat tangan Bibi dengan gerakan sedikit kaku.
"Kita harus kenalan dulu biar akrab," ucap Bibi sambil tersenyum tipis. "Nama gue Park Hyungseo, atau biasa dipanggil Bibi, adiknya Park Chanyeol yang paling cantik."
Sambil memperkenalkan diri, Bibi mengedipkan sebelah matanya ke arah Baekhyun dengan ekspresi nakal.
Baekhyun menatapnya tanpa bisa menyembunyikan keterkejutannya. Mulutnya sedikit terbuka, matanya membelalak, benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar.
Beberapa detik kemudian, tangan mereka pun perlahan terlepas.
Bibi mendekatkan tubuhnya sedikit ke depan, tatapannya serius namun tetap santai.
"Gue kasih tips biar lu bisa bertahan di perusahaan Chanyeol," ucapnya dengan suara tegas tapi tetap bersahabat. "Lu harus tegas ke dia. Kalo lu lembek, dia bakal makin seneng ngejailin lu."
Baekhyun mengerjap pelan, masih mencoba mencerna kata-kata adik Chanyeol itu.
"Gitu ya?" tanyanya ragu.
"Iya lah!" balas Bibi cepat, seolah ingin memastikan Baekhyun benar-benar menangkap maksudnya. "Coba lu mulai berani dikit. Kalo dia bikin lu darah tinggi, marahin aja. Atau pukulin aja sekalian biar kapok."
Baekhyun tidak bisa menahan tawa kecilnya, lalu mengangguk mantap.
"Oke, siap!"
"Chanyeol tuh orangnya kudu seimbang," tambah Bibi sambil menekankan ucapannya. "Maksud gue, kalo lawannya lembek, dia bakal seenaknya aja, petantang-petentang. Tapi kalo lawannya seimbang, sikapnya sama kayak dia, dia bakal mikir dulu sebelum bertindak. Lu paham maksud gue kan?"
Baekhyun kembali mengangguk.
"Paham kok."
Bibi tersenyum puas.
"Good!"
Tanpa membuang waktu, Bibi menyuruh Baekhyun untuk kembali ke kantornya.
Begitu tiba di sana, Baekhyun langsung berjalan menuju ruangannya, mengambil beberapa dokumen yang dibutuhkan, lalu melangkah pelan menuju ruangan Chanyeol untuk meminta tanda tangan.
Sesampainya di depan pintu, dia menghela napas panjang, menenangkan diri sejenak sebelum mengetuk dengan hati-hati, memastikan ketukan terdengar sopan namun cukup tegas.
Tok! Tok! Tok!
Ceklek.
Pintu terbuka.
Baekhyun melangkah masuk dengan hati-hati, matanya langsung tertuju pada Chanyeol yang duduk tenang di balik mejanya, fokus menatap layar laptop.
Tanpa ragu, Baekhyun melangkah mendekat, membawa dokumen-dokumen yang perlu ditandatangani
Setibanya di depan meja, dia menundukkan kepala sebentar sebagai tanda hormat sebelum meletakkan dokumen-dokumen itu dengan hati-hati.
"Permisi, Presdir," ucapnya dengan nada formal dan sopan. "Saya ingin meminta tanda tangan Anda."
Chanyeol mengalihkan pandangannya dari layar laptop, menatap Baekhyun sejenak dengan tatapan penuh arti.
"Flashdisknya?"
Baekhyun menghela napas panjang sebelum menjawab, menatap Chanyeol dengan ekspresi datar namun tegas.
"Awalnya saya memang bodoh, mau-mau saja dikerjain. Tapi sekarang saya sudah tahu... bahwa Anda cuma ngerjain saya," ucapnya pelan namun mantap. "Flashdisk Anda tidak pernah hilang, bukan?"
Chanyeol hanya menyunggingkan senyum tipis, tanpa membantah sama sekali, membiarkan Baekhyun menatapnya sejenak.
Tanpa menunggu balasan, Baekhyun menggeser dokumen-dokumen yang sudah ada di meja Chanyeol sedikit lebih dekat ke arahnya.
"Tolong tanda tangan semua berkas ini. Saya akan mengambilnya nanti," ucapnya singkat.
Tanpa memberi kesempatan kepada Chanyeol untuk merespons, Baekhyun langsung berbalik dan melangkah keluar ruangan dengan mantap.
Chanyeol menatap punggungnya sejenak dengan alis yang berkerut, ekspresinya menampilkan perpaduan antara keterkejutan dan rasa heran.
"Wah... berani banget tuh bocah," gumamnya sambil terkekeh sinis. "Lihat aja nanti..."
TBC!
~ ~ ~
See you next chapter 🖤
Typo bertebaran dimana-mana!
Jangan lupa vote dan komen ><
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 4
Start from the beginning
