Bibi.
"Hai..." sapa bibi dengan senyum tipisnya.
Baekhyun menelan ludah, jantungnya berdetak lebih cepat. Dia segera duduk tegap, berusaha menahan kegugupan dan menjaga sikap, karena masih memandang Bibi sebagai pacarnya Chanyeol.
"A-Anda di sini...?" tanyanya gugup.
"Jangan formal gitu ke gue, gak enak dengarnya," sahut Bibi dengan nada santai, senyum tipis menghiasi wajahnya.
Baekhyun hanya mengangguk pelan, masih menahan kegugupannya.
"Lu masih nyariin flashdisk-nya Chanyeol?" tanya Bibi lagi.
Baekhyun kembali mengangguk tanpa suara.
Bibi menghela napas panjang, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan, menatap Baekhyun dengan mata berbinar penuh arti.
"Gue kasih tau di mana flashdisknya, tapi sebagai gantinya, lu harus turutin satu permintaan gue. Deal?"
Baekhyun terdiam sejenak, matanya menatap Bibi sambil berpikir keras. Beberapa detik berlalu sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.
Bibi tersenyum simpul, matanya bersinar menatap Baekhyun.
"Flashdisknya gak hilang," ucapnya dengan santai. "Percuma lu cari sampe lebaran monyet juga tuh flashdisk gak akan pernah ketemu."
Baekhyun membeku sejenak, otaknya seperti memproses kata-kata itu.
Satu detik...
Dua detik...
Lalu...
Matanya tiba-tiba membelalak.
"Ja-jadi... flashdisknya gak pernah hilang?"
Bibi mengangguk santai, matanya tetap menatap Baekhyun dengan ekspresi datar tapi penuh arti.
"Lu cuma dikerjain sama Chanyeol."
Mulut Baekhyun terbuka, tapi tidak ada suara yang keluar. Hatinya campur aduk, bingung apakah harus marah atau pasrah. Di satu sisi, dia ingin protes, tapi di sisi lain pikirannya dipenuhi pertanyaan, kenapa Chanyeol sampai repot-repot ngerjain dia?
Seolah bisa membaca pikirannya, Bibi menambahkan, "Lu pasti mikir, kenapa Chanyeol ngerjain lu, kan?" tanyanya.
Lagi-lagi Baekhyun mengangguk pelan.
"Lu bukan orang pertama yang dikerjain gini sama Chanyeol," jelas Bibi. "Dia udah sering banget ngerjain sekretarisnya biar gak betah dan akhirnya keluar sendiri dari perusahaan."
Baekhyun mengerutkan kening, masih berusaha mencerna informasi itu.
"Lu itu sekretaris kesekiannya yang masuk jebakan Chanyeol. Udah gak kehitung berapa kali dia ganti sekretaris karena gak ada yang tahan sama kelakuannya." tambah Bibi.
"Dia gak mau punya sekretaris?"
"Bingo! Bintang lima buat lu," balas Bibi sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya. "Dia emang gak mau punya sekretaris. Makanya, setiap kali ada yang baru, dia bakal bikin mereka ogah kerja lama-lama."
Bibi lalu menggenggam tangan Baekhyun dengan lembut, menatapnya dengan serius namun tetap hangat.
"Jadi... permintaan gue, gue mau lu tetap di perusahaan dan jagain Chanyeol buat gue," ucap Bibi pelan sambil tersenyum tipis. "Dia itu aslinya baik, baik banget. Ada alasannya kenapa dia gak mau punya sekretaris, tapi gue belum bisa ceritain sekarang."
Baekhyun menatap Bibi dalam diam, mencoba mencerna maksud perkataannya. Setelah beberapa detik terdiam, dia menghela napas pelan.
"Gue bakal coba bertahan di perusahaan cowok lu," ucapnya dengan suara tenang, namun sedikit ragu.
BINABASA MO ANG
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 4
Magsimula sa umpisa
