Keesokan paginya...

Baekhyun berdiri di depan pintu ruangan Chanyeol dengan wajah penuh keraguan. Dia ingin melapor bahwa flashdisk itu belum ditemukan, namun di saat yang sama, rasa takut terhadap reaksi Chanyeol membuatnya ragu.

Dia menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri, lalu dengan hati-hati mengetuk pintu itu pelan.

Tok! Tok! Tok!

Tidak ada jawaban.

Baekhyun menelan ludah, lalu memutar gagang pintu.

Ceklek.

Pintu terbuka.

Dia melangkah masuk perlahan, matanya langsung tertuju pada kursi presdir yang membelakanginya.

Ruangan itu terasa hening...

Terlalu hening, seolah setiap suara langkahnya terdengar nyaring.

Dengan hati-hati, Baekhyun berjalan lebih dekat.

"Pe-permisi, Presdir... ma-maaf, saya belum bisa menemukan flashdisk Anda..." ucapnya terbata-bata, suaranya nyaris tenggelam di antara kesunyian.

Tapi anehnya...

Tetap hening.

Tidak ada jawaban.

Baekhyun menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sejenak.

"Presdir... sa-saya sungguh minta maaf, ta-tapi saya berjanji akan mencarinya lagi, ja-"

"ARGHHHH!"

Baekhyun menjerit, terkejut hingga melompat mundur beberapa langkah. Tangannya langsung terangkat, memegangi dada, seakan jantungnya hampir melompat keluar karena kaget.

Kursi presdir berputar secara tiba-tiba. Namun, alih-alih melihat Chanyeol di sana, yang menatapnya dengan wajah datar adalah seorang gadis. Tangan gadis itu bersedekap di dada, ekspresinya tenang dan tidak menunjukkan sedikit pun reaksi terhadap Baekhyun.

Siapa gadis itu?

Ya siapa lagi kalo bukan...

Bocil kematiannya Chanyeol dan Mingyu.

Bibi.

Baekhyun membeku di tempat.

Matanya berkedip beberapa kali, masih terguncang akibat kejutan sebelumnya.

"Ma-maaf... Anda siapa?" tanyanya pelan.

Bibi memandangnya dengan tatapan dingin seolah malas menanggapi.

"Lu yang siapa?"

"Sa-saya... sekretaris Presdir Park." jawab Baekhyun dengan suara gemetar.

Bibi mengangkat alisnya sejenak, kemudian bangkit dari kursi dengan tenang. Dia lalu melangkah mendekat, matanya menelusuri Baekhyun dari kepala hingga kaki, seolah menilai keseluruhannya dengan penuh perhatian.

Dan...

Tiba-tiba, senyum tipis muncul di wajah Bibi, membuat suasana yang sebelumnya tegang terasa sedikit misterius.

"Wah... jadi lu sekretaris baru Presdir Chanyeol?" ucapnya dengan nada antusias.

Baekhyun menatapnya dengan kebingungan, merasakan ada sesuatu yang aneh, namun dia tetap mengangguk pelan, mencoba menahan rasa kagetnya.

Tanpa aba-aba, Bibi mengulurkan tangannya ke arah Baekhyun dengan santai.

"Kenalin, gue pacarnya Chanyeol," katanya sambil mempertahankan senyum tipisnya.

CTRL + Love  •|| END ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang