"Mabok lagi?" tanyanya datar.
Sehun dan Kai saling pandang sebelum akhirnya mengangguk pasrah.
"Tolong bantu bawa ke kamar ya, hyung," ucap Mingyu dengan suara lelah.
"Oke," sahut Kai singkat.
Dia mengatur kembali posisi tubuh Chanyeol, mencoba mencari cara paling aman agar mereka bisa bergerak tanpa menjatuhkannya.
Dengan usaha terakhir dan langkah yang sedikit terseret, mereka akhirnya berhasil membawa Chanyeol ke dalam kamar. Tubuhnya direbahkan perlahan ke atas ranjang, napasnya terdengar berat namun teratur.
Mereka hanya melepas sepatunya dan menarik selimut sampai menutup tubuhnya. Setelah memastikan semuanya aman, mereka keluar dari kamar tanpa suara, membiarkan Chanyeol terlelap dalam tidurnya yang berat.
~ ~ ~ ~ ~
Keesokan paginya...
Seperti biasa, Mingyu sudah bangun lebih awal. Tapi kali ini, dia bangun jauh lebih pagi dari biasanya.
Karena hari ini...
Dia akan pergi ke luar negeri.
Begitu membuka mata, dia langsung terduduk di ranjang, mengusap wajahnya untuk mengusir sisa kantuk. Tanpa menunda waktu, dia segera beranjak dan memeriksa koper yang sudah dia siapkan sejak malam sebelumnya.
Dengan gerakan cekatan, dia membuka resleting koper dan memeriksa isinya satu per satu, memastikan semua barang sudah masuk dan tidak ada yang tertinggal.
Setelah benar-benar yakin bahwa tidak ada yang tertinggal, Mingyu mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi.
Tidak lama kemudian, setelah selesai mandi dan bersiap, Mingyu keluar membawa koper dan tas kecilnya. Dia menuruni tangga dengan hati-hati, lalu meletakkan barang-barangnya di ruang tengah agar mudah dijangkau nanti.
Baru setelah itu, dia berjalan menuju dapur untuk mulai menyiapkan sarapan.
Tangannya bergerak lincah, mengambil bahan-bahan makanan, menyalakan kompor, dan mulai memasak seperti biasa.
Namun di tengah kesibukannya, saat akan mengambil piring di rak...
"ARGHH!"
Mingyu hampir melompat saking terkejutnya. Satu tangannya refleks menekan dadanya, mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang seolah baru saja disergap sesuatu.
"Lu bisa gak, kalau datang minimal ketuk pintu atau teken bell nya dulu. Ini malah main nyelonong aja!" omelnya dengan napas tersenggal.
"Hehe mian..." jawab seseorang dengan santai.
Di meja makan, seorang cewek duduk dengan dagu bertumpu pada kedua tangannya, menatap Mingyu dengan ekspresi jahil.
Hyungseo.
Park Hyungseo.
Atau yang lebih sering dipanggil, Bibi.
Anak bungsu keluarga Park, adik dari Park Chanyeol dan Park Mingyu.
Gadis ini baru saja memulai kuliahnya.
"Gue udah datang sesuai yang lu suruh. Harusnya lu berterima kasih karena gue udah effort jauh-jauh datang ke sini dari rumah," ucap Bibi dengan penuh percaya diri
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 3
Start from the beginning
