Sementara itu, Chanyeol hanya bisa memijat pelipisnya, menahan pusing akibat ulah adiknya yang tidak terduga itu.

Setelah tuh babon pergi...

Eh... maksudnya Mingyu.

Ruangan kembali hening beberapa detik.

Chanyeol masih berdiam di tempatnya, dan tanpa sengaja pandangannya tertuju pada Baekhyun.

Dia menatapnya beberapa detik, seolah mempertimbangkan sesuatu, hingga akhirnya tatapan mereka bertemu begitu saja.

Sadar akan kontak mata itu, membuat Baekhyun buru-buru menundukkan kepala. Pipi dan telinganya memerah samar, mungkin karena rasa canggung yang tiba-tiba menghampirinya.

"Nama kamu Baekhyun?"

Tiba-tiba, suara Chanyeol memecah keheningan.

Mendengar suara Chanyeol, membuat Baekhyun langsung berdiri dengan cepat dan membungkuk hormat.

"Benar, Presdir. Saya Baekhyun. Ada yang bisa saya bantu?"

Sebuah smirk tipis muncul di wajah Chanyeol, seolah dia sedang merencanakan sesuatu.

"Ada. Buatkan saya teh,"

Baekhyun sempat mengerutkan kening, sedikit bingung dengan permintaan sederhana namun aneh dari bos barunya. Meski begitu, dia tetap menjaga sikap profesional dan mengangguk.

"Baik, saya akan menyuruh seseorang untuk membuatkannya."

"Saya mau kamu sendiri yang buat."

Langkah Baekhyun yang baru saja akan berbalik, terhenti. Dia menoleh lagi, menatap Chanyeol sejenak untuk memastikan tidak salah dengar, lalu segera mengangguk cepat.

"Ba-baik, akan saya buatkan."

Tanpa membuang waktu, dia segera keluar dari ruangan.

Begitu pintu tertutup rapat, ekspresi Chanyeol berubah drastis. Senyum puas muncul di wajahnya.

"Gue kerjain lu," gumamnya pelan.

Tidak lama kemudian, Baekhyun kembali dengan secangkir teh hangat. Dengan langkah hati-hati, dia meletakkan cangkir itu di meja Chanyeol.

"Ini tehnya, Presdir."

Dia memberi hormat kecil dan bersiap untuk berbalik, namun...

"Tunggu."

Suara Chanyeol kembali menghentikannya.

Baekhyun langsung menghentikan langkahnya dan tetap berdiri tegap di depan meja Chanyeol, menunggu perintah selanjutnya tanpa tahu apa yang sebenarnya Chanyeol inginkan.

Namun, bukannya mengatakan sesuatu, Chanyeol justru membawa cangkir itu ke bibirnya. Dia meniup permukaan teh pelan, lalu menyesapnya sedikit.

Begitu dia meneguk sedikit teh itu, ekspresinya langsung berubah. Dahinya mengernyit bingung, seolah ada sesuatu yang terasa tidak pas.

"Ini apa?"

"Hah?"

Chanyeol mengangkat cangkirnya dan mendekatkannya ke arah Baekhyun, tatapannya tajam namun datar.

"Ini apa?" ulangnya.

"Oh, i-itu teh, Presdir. Kan Presdir minta teh, jadi saya buatkan teh."

Chanyeol meletakkan cangkir itu kembali ke meja, sedikit keras, membuat bunyinya terdengar jelas.

"Kenapa manis banget? Kamu mau bikin saya diabetes?"

"Eh? E-enggak, Presdir. Ma-maaf... saya nggak tahu kalau kemanisan."

CTRL + Love  •|| END ||•Where stories live. Discover now