"Baik, terima kasih."
Mingyu hanya mengangguk kecil sebelum melangkah menuju pintu.
Namun tepat sebelum keluar, dia menghentikan langkahnya. Matanya menatap ke arah Chanyeol yang sejak tadi hanya duduk diam dan fokus penuh pada layar laptop, entah sedang mengerjakan apa.
"Woi!" panggil Mingyu.
Chanyeol tidak bereaksi.
Sebaliknya, justru Baekhyun yang refleks menoleh, wajahnya penuh tanja tanya.
Mingyu menghela napas panjang, menahan rasa kesal yang sudah menumpuk, sebelum akhirnya...
"WOI! CAPLANG!" teriaknya.
Kali ini barulah Chanyeol bergerak.
Dia mendesah pelan, lalu menoleh dengan tatapan malas dan sedikit kesal, seolah merasa terganggu oleh hal yang menurutnya sama sekali tidak penting.
"Baik-baik lu gue tinggal," ucap Mingyu tegas sambil bersedekap. "Itu anak orang jangan sampai lu kerjain lagi."
Chanyeol hanya mendecak malas.
Dia menggeser posisi duduknya sedikit lalu kembali menatap layar laptop, seolah peringatan Mingyu barusan tidak ada artinya sama sekali.
Mata Mingyu langsung membesar ketika melihat reaksi itu, wajahnya dipenuhi rasa kesal.
"Denger gak lu?!" serunya, nadanya sedikit meninggi.
"IYA!"
Tanpa diduga, Chanyeol tiba-tiba membalas dengan suara keras, sampai Baekhyun yang duduk tidak jauh darinya ikut tersentak. Mingyu pun sempat terkejut sebelum akhirnya tersenyum kecil menahan tawa.
"Santai dong, bro," ucapnya sambil tersenyum tipis.
Tatapan Chanyeol langsung mengeras.
Dia menoleh perlahan, menatap Mingyu tajam dari balik alis yang berkerut.
"Pergi lu," perintahnya singkat.
Tanpa menunggu respons, Chanyeol kembali menunduk. Jemarinya langsung bergerak cepat di atas keyboard, fokus penuh pada laptop seperti berusaha mengabaikan kehadiran adiknya.
"Iya-iya, ini juga mau pergi," sahut Mingyu, sambil terkekeh kecil. "By the way... mobil lu gue bawa, ya?"
"Jangan," jawab Chanyeol tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. "Ntar mau gue pake."
"Yah... tapi kuncinya udah di gue. Gimana dong?"
Chanyeol menatapnya sekilas, senyum tipis muncul di wajahnya saat dia mulai memeriksa saku celana dan permukaan meja, seakan berharap menemukan kunci mobilnya.
Namun, senyum itu langsung memudar ketika menyadari kunci mobilnya memang benar-benar tidak ada, dan sedikit demi sedikit kepanikan mulai terlihat di wajahnya.
Sementara itu, Mingyu berdiri santai sambil menyeringai jahil. Dia mengangkat kunci mobil itu tinggi-tinggi dan memutarkan di jarinya dengan penuh kemenangan.
"Nyariin ini?" tanyanya dengan nada menyebalkan.
Chanyeol langsung menatapnya tajam, alisnya bertaut menahan emosi.
"Kok bisa ada di lu?"
"Apa yang gue gak bisa? Easy, bro," jawab Migyu santai.
Dia menjulurkan lidahnya sebentar, sebelum berbalik menuju pintu.
BRAK!
Pintu tertutup keras.
Mingyu sudah melesat secepat mungkin, meninggalkan Chanyeol sebelum sempat bereaksi atau mengejarnya.
YOU ARE READING
CTRL + Love •|| END ||•
Random⚠️{TAHAP REVISI!} Bagaimana jadinya ketika dua rival yang tidak pernah bertatap muka dipaksa bekerja sama di dunia nyata? Akankah kebencian mereka tetap menyala, atau justru berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah mereka duga? ~ ~ {COMPLETED} ~ ~ ...
CHAP ~ 2
Start from the beginning
