🌱S3. Part 27

699 79 5
                                    

Hi, readers!

Kalau ada typo, tolong tandain ya. Part ini aku ketik ulang karna yg sebelumnya gak bisa dibuka lagi :/

Vote sebelum baca 🌟

Kelvin berjalan riang sembari menenteng berbagai macam makanan pesanan Erika di tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelvin berjalan riang sembari menenteng berbagai macam makanan pesanan Erika di tangannya.

Tersenyum sendiri memikirkan ekspresi ceria Erika saat menyambut kedatangannya.

Hal itu sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa Minggu belakangan ini. Erika sering menyuruhnya membeli berbagai macam makanan. Saat dirinya kembali, Erika akan menyambutnya seperti kucing.

Pasti sangat menyenangkan melihat pemandangan indah itu. Pemandangan yang selalu dirindukannya di kala berpisah dari Erika.

Selang beberapa detik, wajah santai Kelvin berubah menjadi cemas akibat mendengar Erika muntah. Ia mempercepat langkahnya. Menuju asal suara. Semakin cemas melihat Erika tampak begitu lemas di wastafel.

Erika yang menyadari kehadiran Kelvin sontak tersenyum lebar. Ia bahkan berlari kecil ke arah Kelvin. Mendekati sang suami. "Ada gak pesanan aku?"

"Ada, sayang."

"Yeyy!!"

Kelvin mengelus puncak kepala Erika. Sorot matanya masih menunjukkan kecemasan mendalam."Masih mual?"

Erika menggeleng polos.

"Setelah makan, kita ke rumah sakit ya? Belakangan ini kamu sering banget demam dan mual-mual. Aku khawatir sakitmu makin parah."

"Gak mau." Erika menolak untuk kesekian kalinya.

Pada dasarnya, Erika takut bertemu dokter karena perkataan dokter seakan memiliki magnet tersendiri baginya.

Andai kata disarankan suntik, pasti Erika akan mau-mau saja disuntik dan setelah itu, ia pun akan menyesalinya.

Makanya, Erika enggan pergi ke dokter. Lebih memilih minum obat yang dibeli di apotik daripada pergi ke rumah sakit.

"Aku gapapa kok, Pin." Tuturnya meyakinkan.

"Ya udah. Untuk sekarang, kita gak ke rumah sakit tapi kalau kamu sakit lagi, kita harus ke rumah sakit. Oke?"

"Oke."

Kelvin mengecup pipi Erika gemas lantaran terlalu bahagia melihat Erika menuruti ucapannya.

Biasanya, Erika selalu membantah. Bukan berarti Kelvin kesal dengan sifat keras kepala Erika, hanya saja Kelvin lebih menyukai Erika yang penurut.

"Yuk makan. Pasti udah lapar banget kan?"

Mata Erika berbinar seketika. Diiringi anggukan penuh semangat. Lagi-lagi tindakannya membuat Kelvin tersenyum.

Kelvin menggendong Erika menuju sofa. Sedangkan Erika memeluk leher pria itu agar tak terjatuh.

Kelvin menurunkan Erika secara hati-hati. Kemudian, duduk di sisi Erika dan memeluk pinggang Erika posesif. "Mau makan apa dulu?"

Kelvin: Possesive BoyWhere stories live. Discover now