📌S2. Part 1

5.8K 412 3
                                    

Season 2

Vote sebelum baca 🌟

"Ibu gak sabar deh lihat kamu wisuda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ibu gak sabar deh lihat kamu wisuda."

Erika yang sedang makan dengan kaki dinaikkan sebelah ke atas kursi sontak menoleh ke ibunya. "Masih lama kali, Bu."

Ibu Erika bertopang dagu. Menatap putri satu-satunya. "Setahun lagi 'kan, ya?"

"Iya, Bu."

"Duh, ibu makin gak sabar. Banyak banget uang ibu habis gara-gara kuliahin kamu."

"Aku gak minta dikuliahin loh, Bu. Bukannya ibu yang maksa aku kuliah biar sama kayak anak teman-teman ibu?" Ledek Erika.

"Ya iyalah. Ibu pengen kamu sama kayak mereka."

"Halah, Bu. Bilang aja ibu gak mau kalah. Gengsi ibu kan setinggi langit."

"Ya udah, berhenti kuliah aja kamu." Tantang Ibu Erika, kesal di roasting anak sendiri.

"Oke, Bu."

"Eh, jangan!! Pokoknya harus tamatin dulu kuliahmu!" Ketus ibu Erika geram. Menghadirkan tawa Erika yang pada dasarnya hanya sedang bercanda. Mana mungkin Erika berhenti di saat tersisa 2 semester lagi.

Ibu Erika mendadak kalem lagi melihat tawa anaknya mereda. "Nanti setelah kuliah, nikah sama cowok kaya biar hidupmu nyaman." Sambungnya lagi.

"Pengennya sih gitu, Bu. Aku pengen hidup enak kayak sekarang ini. Kalau lapar, bisa makan. Kalau pengen sesuatu, bisa membelinya. Gak perlu ngutang sana sini dulu."

"Makanya nyari suami yang punya pekerjaan tetap. Jangan nyari suami yang tampan tapi gak punya apapun. Ketampanannya gak akan membuat perutmu kenyang."

"Gimana kalau aku nyari suami yang tampan dan kaya, Bu?"

Ibu Erika menelisik penampilan anaknya dari atas sampai bawah. "Seleramu jangan terlalu tinggi karena wajahmu itu biasa-biasa aja."

Erika tertohok seketika. "Ibu jahat amat deh. Kata orang, wajahku ini cukup cantik kok. Ada juga yang bilang wajahku manis dan imut." Sahutnya songong.

"Palingan basa-basi doang."

Erika mengerucutkan bibir kesal. "Udah ah! Aku mau ke atas dulu." Ambeknya. Meninggalkan piring yang masih menyisakan banyak nasi.

"Habisin dulu nasinya, Ka!!"

"Gak mood, Bu." Balas Erika seraya berlari menaiki tangga sebelum mendapatkan amukan sang ratu.

Gadis itu masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dan mengecek hpnya.

Rupanya ada panggilan video call tak terjawab dari Kelvin. Kekasih tampannya.

Erika langsung menghubungi Kelvin sebelum Kelvin ngambek ataupun mengiriminya ratusan pesan.

Tak butuh waktu lama, Kelvin pun mengangkat video callnya.

"Darimana aja?" Tanya Kelvin di sebrang sana.

Erika mencari posisi ternyaman di atas kasurnya sembari menatap wajah tampan Kelvin di layar hp nya. "Dari ruang makan."

"Oh. Habis makan. Lain kali bawa hp Lo ya biar bisa jawab panggilan gue."

Ucapan Kelvin membuat Erika memutar bola mata kesal. Menurutnya, sangat berlebihan. Masa saat makan saja disuruh bawa hp?!

"Sayang." Peringat Kelvin melihat ekspresi menyebalkan kekasihnya.

"Iyain aja deh biar gak ribet."

Kelvin menghela nafas panjang. Berusaha bersabar. "Gue kangen tau. Emang Lo gak kangen sama gue?"

"Enggak."

Ekspresi Kelvin sontak berubah.

"Gimana gue bisa kangen kalau kita selalu VC, telpon, dan chat tiap hari." Sahut Erika gemas.

"Gue tetap kangen meskipun vc, telpon, dan chat tiap hari."

'dasar kelvin lebay! Untung gue sayang.' batin Erika.

"Besok gue ke Bandung. Gue gak sanggup lagi LDR sama Lo."

Mata Erika membulat kaget. "Lah? Cepat amat. Emang Lo gak kangen sama orangtua Lo? Gak pengen ngabisin waktu bareng dulu gitu? Lo kan baru pulang dari Jogja."  Seingatnya, Kelvin baru kembali ke Jakarta tiga hari lalu karena sibuk mengurus acara di kampus.

"Ortu gue aja gak di rumah. Gimana bisa ngabisin waktu bareng mereka, sayang?" Kekeh Kelvin.

"Berarti Lo sendirian di rumah? Sepi banget dong."

"Gak kok. Di rumah ada banyak pekerja, sayang. Jadi, gue gak kesepian sama sekali."

Oh iya! Hampir saja Erika melupakan fakta Kelvin anak orang kaya raya. Sudah pasti Kelvin mempunyai banyak pembantu di rumahnya.

"Btw, Lo udah nemu kontrakan atau kos di sekitar perusahaan?"

"Udah, sayang. Kemarin tuh Kenzo yang nyariin kontrakan."

"Bagus deh kalau gitu."

"Kalau Lo tinggal dimana nantinya?"

"Di rumah. Soalnya rumah gue lumayan dekat dari sekolah."

"Berapa menit perjalanan, sayang?"

"Mungkin sekitar 15 menit kali ya. Ntahlah, kurang tahu juga. Ntar gue hitung deh berapa menit perjalanan ke sana."

"Nanti bareng siapa berangkatnya? Pakai apa?"

"Bareng adik gue. Pakai motor."

Kelvin manggut-manggut mengerti di sebrang sana.

"Udah dulu ya, Vin. Gue mau tidur siang dulu. Ngantuk banget nih." Erika berpura-pura menguap.

"Gak usah dimatiin VC nya, sayang. Gue masih kangen."

Erika berdecak kesal di dalam hati. Gagal sudah niatnya untuk baca komik.

Erika memang selalu begitu. Sering mencari-cari alasan supaya bisa memutuskan sambungan vc/telepon/chat.

Bukannya perasaan Erika berkurang terhadap Kelvin, namun ada kalanya Erika ingin me time dengan komik-komik kesayangannya.

Sementara itu, Kelvin yang mengetahui tabiat Erika selalu menggagalkan rencana Erika. Tak mau mengalah dan menyerah begitu saja. Terus maju, maju, dan maju. Pantang menyerah seperti waktu pertama kali bertemu Erika.

Bersambung...

5/7/23

Season 2 mulai update hari ini ya.

Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulisnya hoho.

firza532

Kelvin: Possesive BoyWhere stories live. Discover now