🌱S3. Part 7

873 88 5
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Hawa sore ini sangat panas

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Hawa sore ini sangat panas. Seakan mampu memanggang tubuh Erika meski berada di dalam ruangan. Kipas angin yang mengenai tubuhnya bahkan tidak terasa.

Atensinya teralihkan kala melihat pesan grup jurusan. Erika refleks duduk. Membuka grup dengan jantung berdebar.

Ia membekap mulutnya melihat namanya tertera di dalam file pdf yang dikirim Pak Lio. Membaca ulang, memastikan.

"Yeyy!!! Judul gue diterima!!"

Erika menjerit kegirangan melihat namanya tertera di nomor 16. Sangat bahagia melihat judulnya diterima walaupun sudah memiliki feeling akan diterima lantaran mendapatkan rekomendasi dari dosen PA.

Kebetulan dosen pembimbing 1 Erika itu Bu Eli, dosen PA-nya dan Dosen pembimbing 2 nya itu Dosen Pembimbing waktu PL kemarin.

Erika kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa, kembali membuka web, melanjutkan membaca manhwa yang sempat terhenti. "Semoga aja skripsi gue lancar nantinya." Memejamkan mata sambil senyum-senyum sendiri. Membayangkan membuat proposal dan sempro.

Untuk pengumpulan data, ia rasa tidak akan terlalu sulit karena objek penelitiannya mudah terjangkau dan dapat ditemukan kapan saja.

"Ngapain senyum-senyum sendiri?"

Erika sontak membuka matanya. Langsung melihat Kelvin menatapnya curiga. "Emang gak boleh?" Decaknya.

Kelvin kian curiga mendapat jawaban Erika. Tanpa basa basi, dia pun mengambil hp Erika.

"Kepin!!" Jerit Erika syok.

"Lo nyembunyiin apa? Habis chattingan sama cowok ya?" Desis Kelvin sambil memeriksa hp Erika. Namun, alangkah terkejutnya Kelvin melihat adegan kiss di layar hp Erika. Ia menatap Erika syok.

Wajah Erika merah padam. Segera merebut ponselnya dan menyembunyikannya. "Jangan salah paham, gue baca karena penasaran. Soalnya cosplay chara manhwa itu selalu seliweran di tiktok gue."

Kelvin menggeleng dramatis. "Gue gak nyangka bacaan Lo kek gitu, sayang."

"Enggak!! Biasanya bacaan gue tentang bocil imut!!" Bantah Erika tak terima.

"Udah, gue paham kok. Gak usah berusaha menjelaskan, sayang." Goda Kelvin sedangkan Erika meraup wajahnya malu.

"Ih, mana lemon tea gue?" Memutuskan mengalihkan pembicaraan sebelum Kelvin menggodanya habis-habisan.

"Nih."

Erika mengambil minumannya dengan wajah jutek. "Makasih."

Kelvin terbahak. Gemas melihat tingkah malu-malu kucing sang istri. Lelaki itu pun duduk di samping Erika dan bersandar di sofa seraya memperhatikan Erika dari samping.

"Jadi, kenapa senyum-senyum tadi? Lo chattingan sama pria lain?" Melanjutkan interogasinya.

Erika menatap Kelvin antusias. "Judul gue diterima, Kepin."

"Wah, selamat!"

"Oh ya, Lo kapan sempro? Kan proposal Lo udah di ACC."

"Belum tahu. Mungkin di bulan ini."

"Duh, irinya. Doain gue juga cepat nyusul ya."

"Pasti."

Erika menyandarkan kepalanya di bahu Kelvin sedangkan Kelvin merangkul bahu Erika posesif. Hendak mencium puncak kepala Erika tapi gadis itu lebih dulu menjauh.

"Kok menjauh? Gue bau ya?" Heran Kelvin sambil mencium ketiaknya.

Erika terkikik. "Enggak. Gue menjauh karena gerah."

"Gerah karena abis baca cerita itu?"

"Bukan!!!!"

Kelvin tertawa kencang melihat wajah merah padam Erika.

"Ah, Lo mah ngeselin. Gue mau ke kamar aja." Bangkit dari sofa. Berniat pergi ke kamar.

"Ceritanya mau ngode nih?" Alis Kelvin naik turun. Lagi-lagi menggoda Erika. Membuat Erika kembali duduk di sofa sambil menyeruput minumannya penuh emosi.

Kelvin memeluk tubuh Erika dan menumpukan dagunya di bahu Erika. Menatap Erika intens hingga membuat gadis itu salah tingkah.

"Satu dua tiga, Erika cantik siapa yang punya?" Menusuk pipi Erika dengan jari telunjuknya, menghadirkan senyuman lebar di bibir Erika. Tergelitik mendengar ucapan Kelvin.

"Milik Kepin."

Kelvin tersenyum lebar mendengar ucapan yang sangat ingin didengarnya. "Benar. Lo milik gue. Jadi, jangan pernah berniat pergi dari kehidupan gue."

Erika mengangguk santai sambil menyeruput minuman kesukaannya. Ia sedikit tersentak ketika Kelvin mengusap pahanya.

"Kok paha Lo merah-merah gini?"

Erika meringis. "Tadi kena tumpahan cabe yang masih panas."

Kelvin sontak khawatir. Memeriksa paha Erika lebih intens. "Lo gak terluka 'kan?"

"Enggak. Tapi paha gue masih panas gara-gara tuh cabe." Renggut Erika sedih.

"Gak usah masak lagi ya. Gue gak mau Lo terluka lebih parah di masa depan."

"Eh, gue gapapa kok. Tadi itu gue ceroboh karena masak sambil main hp."

Kelvin melepaskan pelukannya. "Tunggu bentar. Gue ambilin obat dulu." Hendak pergi, tapi Erika menahannya.

"Panasnya udah gak separah tadi kok. Lebih baik Lo mandi dan istirahat. Pasti capek 'kan setelah jjs?"

Kelvin kembali duduk. "Beneran?"

"Iya. Beneran, Kepin." Erika menyandarkan kepalanya di bahu Kelvin. "Nanti malam, makan diluar yuk. Masakan gue hari ini gagal total."

"Gagal total? Tumben?"

"Soalnya tadi terlalu banyak masukin cabe. Gue aja sampe batuk-batuk pas mencicipinya."

Kelvin tertawa geli. "Keknya apes banget deh hari ini. Udah kena cabe, masakan gagal pula."

Erika menegakkan tubuhnya, menatap Kelvin menggebu-gebu. "Ada lagi yang bikin sial, tadi ada ibu-ibu datang ke sini, trus maksa-maksa gue beli barang dagangannya. Oke lah kalau barang dagangannya dibawah 100 ribu, lah ini?! Harganya hampir sejuta, Pin."

"Keknya jimat keberuntungan dari gue udah memudar. Mau gue kasih lagi?"

Erika mengerjap polos. "Boleh. Emang apa jimatnya?"

Kelvin menarik tengkuk Erika dan menyatukan bibir mereka begitu saja. "Kiss." Bisiknya tepat di depan bibir Erika. Berhasil membuat wajah Erika merah padam sedangkan Kelvin menyengir senang berhasil membuat Erika blushing.

Bersambung...

11 Februari 2024

Cerita ini genrenya slice of life, jadi jangan heran kalau ceritanya berkisah seputar kehidupan mereka tanpa konflik membara🔥🔥

firza532

Kelvin: Possesive Boyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن