🌱S3. Part 5

987 100 8
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Kelvin meraba-raba kasur di sampingnya dengan mata terpejam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelvin meraba-raba kasur di sampingnya dengan mata terpejam. Mencari sosok istrinya untuk dipeluk. Akan tetapi, hanya ruang hampa lah yang didapatkannya.

Matanya perlahan terbuka. Menatap sekeliling. Menelisik keberadaan Erika. Namun, nihil. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Erika di sana.

Kelvin melirik jam di dinding dan ternyata masih menunjukkan jam 8 pagi. Keningnya sontak mengernyit. "Tumben banget dia udah bangun. Biasanya kan bangun jam 9 atau 10," gumamnya heran.

Kelvin menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya. Kemudian, keluar dari kamar. Lanjut mencari keberadaan Erika. Hatinya tak bisa tenang jika belum melihat Erika.

Berlebihan? Memang. Begitulah Kelvin.

"Sayang."

Kelvin menghampiri ruang tamu.

"Sayang, Lo dimana?" Panggilnya lagi.

Kelvin sibuk memeriksa ruangan satu persatu.

"SAYANG!" Teriaknya sekuat tenaga. Mengejutkan Erika yang sibuk memasak di dapur.

"Gue di dapur, Kepin!" Jawab Erika ikut berteriak.

Kelvin mendesah lega. "Ternyata di dapur." Segera meluncur ke dapur untuk menemui istri tercinta.

Alangkah terkejutnya Kelvin kala melihat Erika sedang sibuk memasak. Pemandangan yang sangat sangat langka baginya. Bahkan, baru kali ini dia melihat Erika memasak. "Tumben masak?" Ucapan itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

"Pengen praktekin hasil nonton yutub." Erika menyengir manis, membuat Kelvin ikut tersenyum.

Kelvin mendekati Erika. "Masak apa?"

"Cuma nasi goreng." Kebetulan masakannya sudah selesai, jadi Erika segera memindahkan ke piring. "Gue gak yakin sih sesuai selera Lo. Kalau gak suka, pesan lauk aja kayak biasa."

Kelvin mengambil alih piring di tangan Erika dan membawanya ke meja makan. Terlihat sangat antusias.  Tak sabar mencoba hasil masakan Erika. "Boleh gue makan sekarang?" tanyanya berbinar.

Erika duduk di samping Kelvin. "Tentu, tapi jangan hujat gue kalau rasanya gak sesuai ekspetasi." Kikiknya.

Kelvin menatap lurus nasi goreng buatan Erika. Warnanya tampak menggiurkan, aromanya menggoda, dan toppingnya menggugah selera. "Kayaknya enak deh."

Erika tersenyum simpul sembari menyiapkan air minum untuk Kelvin. Jantungnya sudah deg-degan. Takut Kelvin menghina masakannya. Yah, meskipun dia tahu bahwa hal tersebut mustahil terjadi.

Erika menggigit ujung jarinya melihat Kelvin mulai melahap nasi goreng buatannya. Resah menunggu tanggapan Kelvin.

"Enak banget, sayang. Bumbunya tercampur dengan pas." Puji Kelvin dengan senyuman manisnya.

Kelvin: Possesive BoyWhere stories live. Discover now