Part 15📍

12.5K 918 10
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Kelvin sengaja lewat di depan kelas Erika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelvin sengaja lewat di depan kelas Erika. Guna mencuri-curi pandang ke arah Erika. Entah kenapa, ia selalu merindukan gadis itu meski kata penolakan selalu didapatkannya.

Wajah datar pria itu mendadak tersenyum melihat Erika duduk di depan kelas seorang diri. Merasa keadaan memihaknya. Buru-buru di dekatinya Erika dan duduk di samping gadis tersebut.

Keningnya mengernyit melihat wajah lesu Erika. Lantas, di usapnya puncak kepala Erika hingga gadis itu menoleh ke arahnya. "Lesu banget sih. Kenapa lagi?"

Erika menghela nafas gusar. "Ini loh. Anak kelompok gue gak ada yang menjawab pertanyaan gue. Padahal tugas jurnalistik kami harus dikumpulkan di meja ibu besok pagi."

"Tugasnya apa?"

"Menjadikan tulisan jurnalistik kami menjadi sebuah buku."

"Ohh, mencetak buku. Gue tau tempatnya. Mau gue antar ke sana?" Tawaran Kelvin membuat Erika terdiam dan menimang-nimang keputusannya.

Di satu sisi, tugasnya akan aman. Sedangkan di sisi lain, dirinya yang tidak aman karena pergi berduaan saja dengan Kelvin.

Sampai sekarang, ia masih belum paham akan pola pikir Kelvin. Termasuk alasan Kelvin mendekatinya. Terlalu mustahil rasanya Kelvin mendekatinya karena jatuh cinta pandang pertama mengingat wajahnya biasa-biasa saja. Tubuhnya juga mungil dan pendek.

Namun, Erika sadar bahwa tugasnya lebih penting daripada pemikiran negatifnya.

Alhasil, Erika pun mengesampingkan masalah itu terlebih dahulu dan menerima tawaran Kelvin.

"Mau sih. Tempatnya jauh gak?"

"Gak kok. Tempatnya di dekat Universitas S."

"Oke deh. Tolong ya."

Kelvin tersenyum manis. "Kalau gitu, ayo berangkat."

"Lo gak ada kuliah lagi 'kan?" Tanya Erika memastikan.

"Ada."

"Eh, gak jadi deh. Kasih alamatnya aja ke gue. Biar gue pergi sendirian." Sahut Erika cepat.

"Tenang, sayang. Dosen gue gak masuk hari ini karena sakit."

Erika ber-oh ria mendengar penjelasan Kelvin.

Lalu, setelah itu, ia pun mengekori Kelvin menuju tempat parkiran. Saat sudah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja teman Kelvin muncul dan menggoda mereka.

"Ciee! Berduaan aja. Mau kemana kalian?"

Erika diam-diam berdecak kesal melihat ekspresi menggoda teman Kelvin. 'mereka terlalu lebay!' batinnya.

"Kencan." Sahut Kelvin sombong seraya menyugar rambutnya sok cool.

"Wih! Akhirnya hubungan kalian punya kemajuan."

"Gunung es pun akhirnya perlahan-lahan mencair karena kehangatan ya haha."

"Selamat loh, Vin."

Celotehan teman Kelvin hanya membuat Erika merasa tidak nyaman. Ingin segera pergi dari sana.

"Heboh banget sih kalian. Kami tuh cuma mau mencetak buku. Bukan mau pergi kencan beneran kayak ucapan si Kelvin." Dengus Erika kesal.

Teman-teman Kelvin sontak menatap Kelvin lalu tertawa mengejek. "Duh, ada yang salah paham sendirian nih?" Ejek mereka sedangkan Kelvin memberikan tatapan tajamnya.

"Oke lah, kami gak akan menganggu lagi. Selamat berjuang, Vin."

Erika menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi setelah semua teman Kelvin pergi. Kemudian, memejamkan matanya lelah.

Jiwa-jiwa introvert sepertinya memang tidak cocok bertemu orang banyak. Mudah lelah tiap kali bertemu orang banyak.

Akan tetapi, ia malah dipertemukan dengan Kelvin dan teman-teman Kelvin yang heboh dan rusuh.

"Maaf, sayang. Teman-teman gue pasti buat Lo gak nyaman. Maklumin aja, mereka tuh emang suka ribut."

Erika bergumam pelan. "Iya."

"Gue mau tidur bentar. Kalau udah sampai, bangunin gue." Imbuhnya.

Kelvin tersenyum geli seraya menggelengkan kepala tak habis pikir. "Heran deh gue. Perasaan Lo tidur terus setiap ada kesempatan. Gak capek tidur terus?"

"Ya, mau bagaimana lagi. Gue itu remaja jompo. Mudah lelah dan kecapekan." Sinis Erika hingga menghadirkan tawa Kelvin.

"Lucu banget deh sayangku ini." Gemasnya sembari mencubit pipi Erika.

Untungnya Erika sedang lelah, jadi dia tak menepis tangan Kelvin seperti biasanya.

Bersambung...

24/3/23

firza532

Kelvin: Possesive BoyWhere stories live. Discover now