27. does it hurt?

6 1 0
                                    

El pun sampai di rumahnya

"Alea, aku sudah membeli semuanya."

Alea pun membuka pintu toilet sedikit lalu saat ia melihat kearah kasur ada 4 kresek besar berisi pembalut disana hingga ia sangat syok.

"El.. Kenapa kamu membeli sebanyak itu?!"

"Aku tidak tahu jenis apa yang kamu mau, jadi aku membeli semuanya."

"Ya ampun" Menepuk jidat.

"Jadi mau pakai yang mana?" Tanya El.

"Yang mana saja, coba berikan padaku."

El pun mengambil salah satunya lalu memberikannya pada Alea.

"Terimakasih, kamu jangan khawatir lagi. Sekarang aku benar-benar baik-baik saja." Ucap Alea lalu menutup pintu toiletnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" El pun teringat sesuatu lalu pergi ke kamarnya.

Ia membuka laptopnya lalu mencari tahu tentang datang bulan.

Setelah membaca berbagai artikel dan menonton video edukasi tentang hal itu El pun mulai mengerti.

"Jadi hal itu wajar terjadi pada wanita setiap bulannya? Jika sel telur tidak dibuahi maka dinding rahim akan pecah dan keluarlah darah yang disebut siklus menstruasi. Berarti ibu juga begitu? Tapi ibu tidak pernah memberitahuku dulu. Apa itu sangat menyakitkan? Jika tubuh mengeluarkan darah pasti terasa sakitkan? Tapi tadi Alea tidak terlihat seperti sedang kesakitan."

El terus memikirkan hal itu di dalam kepalanya. Ia masih agak bingung sedikit. Tapi ia sudah mengerti garis besarnya.

"Jika darah keluar sebanyak itu dari tubuh bukankah sangat berbahaya?" El segera ke kamar Alea lagi.

"Alea kamu terlihat pucat, apa tidak mau kerumah sakit saja?" El melihat Alea yang sedang merapihkan kresek berisi pembalut.

"Tidak perlu El, kamu sudah mencaritahu soal ini kan?"

"Ya katanya itu hal yang wajar terjadi pada wanita setiap bulannya. Tapi jika darah yang keluar sebanyak itu bukannya akan berbahaya?"

"Tidak El, ini sudah biasa. Saat hari pertama menstruasi aku selalu sebanyak ini. Jadi jangan khawatir."

"Apa ada hal lain yang kamu butuhkan?"

"Untuk sekarang tidak ada."

"Apa kamu yakin? Tubuhmu pasti terasa sangat sakitkan?"

"Ini tidak sakit kok, hanya saja kadang tubuhku terasa pegal dan lemas. Selebihnya tidak papa." Untung saja aku bukan type yang merasa sakit perut saat awal datang bulan. Hah pasti sangat merepotkan jika begitu.

"Bukankah saat tubuh terluka dan mengeluarkan darah akan terasa sakit? Bagaimana mungkin itu tidak sakit?"

"El, itu berbeda. Ini sama sekali tidak sakit kok." Ahh kenapa tiba-tiba perutku keram dan terasa melilit?? Alea memegangi perutnya sambil menahan rasa sakit yang tiba-tiba saja datang.

"Alea? Ada apa?"

"Pe..perutku tiba-tiba sakit."

El langsung menghampiri Alea lalu menggendongnya.

"Kau yakin tidak mau ke rumah sakit?"

"Aku yakin El. Ini hal biasa, terkadang nyeri perut juga ada."

Aahh kenapa sakit sekali rasanya! Tidak biasanya aku mengalami hal ini. Apa karena dampak stress saat awal aku datang kemari?

El bisa melihat ekspresi kesakitan Alea sambil memegangi perutnya, perlahan wajahnya semakin memucat lalu ada keringat dingin juga mengalir di pelipisnya.

"Alea apakah sangat sakit?"

"Ti.. Tidak papa."

Padahal El tahu Alea sangat kesakitan tapi Alea masih bilang tidak papa. Kenapa bisa wanita sekuat ini menahan rasa sakitnya? Begitulah pemikiran El.

El pun menidurkan Alea di tempat tidur. Ia lalu pergi ke dapur merebus air lalu memasukkannya pada botol kaca. Ia juga membawa air hangat untuk Alea minum dan minyak angin.

"Taruh botol ini diperutmu, lalu minumlah air hangat." El menyimpan botol kaca itu di atas perut Alea.

Kenapa dia sangat perhatian sekali padaku? Padahal ini hal biasa yang terjadi pada wanita. Kenapa dia sekhawatir ini?

"Terimakasih El, perutku lebih membaik sekarang."

"Istirahatlah, apa ada yang bisa aku bantu lagi?"

"Tidak El, sepertinya aku hanya butuh istirahat sekarang. Nanti juga akan membaik sendiri."

"Kamu yakin?"

"Iya El. Kamu pasti sibukkan? Tidak papa pergilah."

"Aku bisa menunda perkerjaan ku. Apa aku perlu memijat perutmu?" El duduk di samping Alea.

"Ti.. Tidak perlu!" Malu Alea.

"Diamlah" El membawa minyak angin lalu menuangkan sedikit ke telapak tangannya.

Tangan El lalu masuk ke bawah pakaian Alea membalurkan minyak angin itu diarea perut Alea sambil sedikit memijatnya.Sementara ekspresi Alea sudah sangat malu karena perutnya disentuh oleh El. Meskipun Alea merasa nyaman dengan sentuhan tangan El karena El begitu hati-hati melakukannya dan perutnya sudah sedikit membaik sekarang.

"Ibu selalu melakukan ini saat perutku sakit. Mungkin ini juga akan sedikit membantu untuk Alea." Pikir El.

"Apa sudah sedikit membaik?"

"Y.. Ya tidak sesakit sebelumnya." Malu Alea.

"Baguslah, berbaliklah. Punggungnya juga harus diolesi minyak angin supaya hangat."

"Ehh.. Ini saja sudah cukup." Terkejut Alea.

"Alea!"

"Ba.. Baiklah" Alea pun akhirnya mengikuti perintah El. Ia lalu berbalik dengan posisi tengkurap. El pun mengambil minyak anginnya lagi lalu mengoleskannya pada punggung bawah Alea sambil sedikit memijitnya. El melakukanya tanpa melihat kulit Alea langsung jadi hanya tangannya saja yang menyentuh kulit Alea.

Aaahhhh aku malu bangett.. Apa El gak merasa apa-apa? Tapi dia tidak berbuat aneh-aneh padaku meskipun sedang menyentuhku. Dia juga tidak melihat kulitku secara langsung.

"Bebalik lagi." Ucap El, lalu Alea pun kembali ke posisi awal.

"Sudah mendingan?"

"I.. Iya sudah tidak sakit lagi terimakasih."

"Baguslah, sekarang istirahatlah. Jangan lakukan pekerjaan berat dulu. Jika ingin makan sesuatu bilang saja padaku."

"Ahh iya terimakasih."

"Istirahatlah" El pun keluar dari kamar Alea lalu menutup pintunya.

Huwaaaa kenapa El sangat perhatian sekali!! Ini pertama kalinya aku diperhatikan oleh orang lain seperti itu. Sebelumnya aku tidak pernah diperlakukan seperti ini.




Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now